tag:blogger.com,1999:blog-79524960495483571602023-11-15T06:24:59.651-08:00yoza FitriadiThis is my blogYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.comBlogger34125tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-17558651384874970262011-01-24T02:46:00.001-08:002011-01-24T02:46:54.962-08:00PENGOPTIMALAN PERAN SASTRA SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN INDONESIA Oleh: YOZA FITRIADI A1F007010TUGAS BAHASA INDONESIA<br />PENGOPTIMALAN PERAN SASTRA SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN INDONESIA<br /><br /><br /> <br /><br /><br />Oleh:<br />YOZA FITRIADI<br />A1F007010<br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />PENGOPTIMALAN PERAN SASTRA<br /> SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN <br />DAN PERADABAN INDONESIA<br /><br />Kenyataan saat ini bahwa telah begitu rendanhnya penerapan nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang terlihat di masyarakat. Telah tampak kemunduran dan kemororsotan bangsa yang tercermin dari prilaku masyarakat kita yang cendrung meninggalkan perdaban bangsa yang sesungguhnya. Misal pada media elektronik, sebagian besar tontonan yang disuguhkan oleh stasiun televisi memberikan berbagai efek terhadap pemirsanya, baik dalam aspek budaya dan berbahasa. Film dan sinetron kadangkala berasal dari sebuah novel atau roman yang menghadirkan konsep “dulce et utile”, indah dan bermanfaat, namun kenyataannya seringkali karya-karya malah meberikan efek yang buruk bagi penontonnya, sehingga terjadi berbagai penyeragaman dalam berbagai hal, misalnya cara berpakaian (baby doll, celana model pensil khas Pasha Ungu, rambut model Tow Ming See, dll). <br />Dalam berbahasa pun mulai memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya. Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis penontonnya. Padahal sastra sebagai sebuah karya memiliki tidak hanya aspek rasionalitas, juga memiliki aspek emosional dan aspek afektif dalam setiap pemakaian bahasanya baik secara lisan maupun lisan. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya (sistem bahasa), mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri.<br />Padahal seyogyanya sastra dapat menjadi media penting dalam perkembangan budaya dan perdaban asli Indonesia. Bahasa menunjukkkan bangsa, setidaknya itulah tamsil yang seringkali kita dengar. Dari tamsil itu bisa pahami bahwa bangsa yang baik, maju dan berperadaban terlihat dari bagaimana penduduknya berbahasa. Artinya dalam memahami sebuah bahasa tidak hanya aspek rasionalnya saja yang harus diketahui, namun lebih dari itu aspek emosi dan aspek afektif dari sebuah bahasa juga berpengaruh bagi penuturnya. <br />Maman Handayana (2008) menegaskan bahwa Indonesia pasca 1990 adalah era televisi multi kanal, sebuah era radio bergambar, sebuah era tradisi lisan kedua, tanpa sempat mengalami tradisi baca yang kuat. Era ini ditandai dengan merebaknya teknologi penyimpanan, peniruan serta pengelolaan bertutur. Hal ini menyebabkan spritualitas tradisi lisan pertama kehilangan kemampuan transformasi diri, baik secara formal lewat sistem pendidikan atau pun sistem kehidupan budaya. Spritualitas yang dimaksud antara lain kemampuan bertutur, kemampuan berbahasa, serta kepekaan yang humanis, sehingga mayoritas tradisi lisan yang dihidupkan oleh bahasa daerah kian mengalami penurunan peran.<br />Padahal semuanya itu termasuk dalam hasil budaya popular, namun tidak semua hasil budaya popular tersebut menghasilkan perubahan yang banyak terhadap pengembangan bahasa. Barangkali di sinilah perlu dipikir ulang, apakah karya-karya sastra yang lahir dari analisis sosial itu akan menjadi sebuah hal yang berharga untuk pengembangan bahasa?, atau justru sebaliknya akan menghancurkan bahasa. Untuk itu lah perlu adanya kajian mengenai hal ini, apakah benar sastra dapat menjadi media pendukung pengembangan peradaban dan kebudayaan bangsa serta apa saja yang dapat menghambat hal tersebut (Anonym, 2005: 21).<br /><br />Peran sastra dalam mengembangkan kebudayaan dan peradaban Indonesia<br /><br />Sastra sebagai sebuah karya yang menampilkan realitas yang ada dalam masyarakat menjadi penting artinya dalam pengembangan bahasa, beberapa arti penting sastra dalam pengembangan budaya antara lain,<br />a. Menambah wawasan kebudayaan<br />Karya sastra sebagai sebuah karya kreatif memiliki ketiga aspek penting bahasa, yaitu aspek rasional, karya sastra menampilkan kenyataan masyarakatnya. Apek emosional, karya sastra menampilkan emosi-emosi dalam alur-alur cerita yang ditampilkan oleh pengarangnya, dan aspek afektif, sastra menampilkan tingkah laku tokoh-tokoh yang dibuat oleh pengarangnya.<br />Secara pasif sastra memberikan pengajaran bahasa melalui membaca karya sastra, pembacaan karya sastra berupa novel dan cerpen akan menambah wawasan kebudayaan seseorang. Selain itu membaca karya sastra juga mampu menambah wawasan kebudayaan. Secara aktif sastra memberikan pengajaran bahasa melalui tindakan atau peragaan. Hal ini dapat kita lihat dalam penampilan drama dan puisi. Pembaca secara tidak langsung belajar bagaimana sesunggngguhnya budaya yang ada yang diserap dalam puisi mereka. Lebih jauh sastra juga mengungkap bagaimana peradaban bangsa Indonesia sesungguhnya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan serta budaya yang menjadi tema bagi karya sastra mereka. Secara tidak langsung maupun langsung hal ini juga menjadi ajang pendidikan budaya bagi para pembaca dan penikmat karya mereka. <br />b. Mempertahankan dan menyebarluaskan kebudayaan asli Indonesia.<br />Telah menjadi rahasia umum bahwa kebudayaan asing telah begitu dengan mudahnya masuk ke Indonesia, dengan berbagai media dan berbagai aspek budaya asing yang didominasi oleh budaya barat telah sedikit banyaknya meracuni kebudayaan bangsa kita. Mulai dari segi berpakaian, makanan, sampai etika dan tata kerama yang jelas-jelas telah menympang jauh dari budaya asli leluhur bangsa.<br />Sayyid (2008) mengatakan bahwa Dengan sastra diharapkan dapat meminimalisir terlalu jauhnya budaya asing masuk pada diri anak=-anak Indonesia. Hal ini jelas dapat dilihat dari bagaimana suatu karya sastra memunculkan dan mengangkat budaya asli bangsa yang menjadi daya serap utama bagi para pembaca.<br />Misalnya pada novel-novel asli karya anak bangsa, seperti pada novel lascar pelangi karangan Andrea Hirata, Harimau-harimau karaya Marah Rusli ataupun novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yang mengangkat budaya asli Minangkabau dengan aspek budaya yang kental.<br />C. Sebagai media perubahan dan kemajuan bangsa <br />Di era tahun 1945, karya sastra anak bangsa yang dimuat dalam koran mampu mengobarkan semangat juang revolusi nasional dan memopulerkan maestro sastra di Indonesia. Banyak karya-karya Chairil Anwar dimuat dalam majalah era 1945 seperti Pantja Raja, Zenith, Pembangoenan, Siasat, Internasional, Pemandangan, dan Berita. Bahkan banyak karya Pramoedya Ananta Toer: Kranji-Bokasi Jatuh, Keluarga Gerilya dikerjakan dalam penjara Belanda Bukit Duri akhirnya dipopulerkan juga oleh koran the Voice of Free Indonesia di Jakarta tahun 1947.(Bakker, 1999:21)<br />Hal itu telah membuktikan bahwa perjuangan bangsa ini tidak terlepas dari peran karya sastra sebagai corong perjuangan bangsa ini.Tidak dapat dibantah lagi bahwa surat kabar berperan dalam memasyarakatkan sastra secara umum. Di negeri Cina, tokoh sastra Lim Kim Hok dianggap sebagai orang yang berjasa menaikkan derajat bahasa Melayu Tionghoa menjadi bahasa sastra karena kesastraan Melayu Tionghoa di awal abad ke-20 semula dianggap hanya karya bahasa murahan akhirnya melalui media masa koran pada waktu itu menjadi karya bahasa terhormat.<br />Fungsi utama sebagai penyampai berita aktual, surat kabar juga berfungsi memberikan informasi tentang perkembangan budaya, teknologi, pendidikan, politik, dan termasuk di dalamnya perkembangan sastra sebagai hasil budaya.(Anonim, 2004 : !0)<br />Begitu penting kehadiran sastra dalam masyarakat, mengharuskan perlunya membangun komitmen dasar tentang kesastraan. Untuk menjalin komunikasi antara masyarakat, karya sastra, dan sastrawan banyak cara yang bisa ditempuh. Tanggung jawab untuk memasyarakatkan sastra sebenarnya tidak hanya tertumpu di pihak pemerintah, tetapi media cetak, dan masyarakat juga harus berperan untuk melestarikannya.<br />Donny Gahral dalm artikelnya Manusia Multi-Dimensi di Keseharian yang dimuat dalam Kompas Edisi Sabtu 14 April 2007 menyatakan bahwa melalui pemerintah, sekolah, masyarakat, dan sastrawan bersinergi membangun atmosfer sastra di negeri ini. Sehingga tujuan ideal yang mungkin dapat dicapai, ke depan karya sastra dapat disejajarkan dengan karya iptek, karya sastra berpotensi melahirkan pesan-pesan kultural dari kebekuan rutinitas sehari-hari. Lewat sastra, budaya dari setiap individu juga akan terbangun secara mantap. (Andika. 2005 :10)<br />Peran media cetak dalam memasyarakatkan sastra, dengan format sajian liputan cerpen, puisi, dan esai sastra ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan komunitas-komunitas sastra di masyarakat.(Anonim, 2008 :4) Karena peranannya terutama di masa perjuangan mampu mengobarkan semangat juang dan mengenalkan para tokoh sastrawan di republik ini, maka media cetak pantas mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Karya sastra melalui media cetak semoga masih tetap diminati oleh sebagian banyak orang serta sastra tidak menjadi terkungkung dalam dunianya sendiri<br /> <br /><br />Tantangan dan hambatan dalam upaya menjadikan sastra sebagai media pengembangan budaya dan peradaban Indonesia<br /><br />Zaman dulu ketika teknologi tak secanggih sekarang, Indonesia justru memiliki karya yang amat berarti bagi sastra dunia. Lihat saja karya-karya Pujangga Lama, serat-serat, sajak-sajak Islam, I La Galigo, hingga puisi-puisi Jawa.(Aswad, 2007: 5)<br />Saat ini peran sastra Indonesia teramat minor, nyaris tak punya arti yang signifikan, bahkan di tingkat regional. Sastra Indonesia saat ini hanya mampu berbicara di negara-negara yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantarnya.<br />a. Kurangnya minat baca pada masyarakat<br />Karena budaya baca yang masih rendah, Human Development Index Indonesia berada pada peringkat ke-107 dari 177 negara. Membaca buku, budaya membaca, masih merupakan sesuatu yang harus kita picu dan pacu agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju,yang mengesankan tidak saja menjelajah semesta, tetapi juga telah memberikan sumbangsih guna membangun karakter bangsa, sesuatu yang masih diperlukan bangsa ini. Hal ini makin diperkuat dengan masih cukup tingginya angka buta huruf di klangan masyrakat bawah. (Sujeno, 1992 :12)<br />• Manajemen penerbitan yang monoton<br />Di tengah-tengah kemajuan teknologi, dan perkembangan jalur informasi yang memungkinkan sastra disampaikan dalam medium yang amat beragam, sastra di Indonesia masih menekankan semata pada cara “lama.” Yaitu percetakan. “Kurangnya penguasaan terhadap jalur-jalur lain semisal e-book, membuat sastra Indonesia tak berkembang sebagaimana mestinya.<br />• Sedikitnya pengarang Indonesia yang menggunakan bahasa-bahasa internasional sebagai medium ekspresi mereka dalam mengankat budaya bangsa ke tingkat internasional<br /> Kebanyakan sastra kita masih semata mengandalkan bahasa lokal. Penerjemahan karya sastra Indonesia ke dalam bahasa asing yang minim juga menjadi penyebab gaung sastra Indonesia yang kurang terdengar. Dibandingkan dengan masa 60-an dan 70-an, penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa asing, saat ini amat berkurang.(Suryadi, 2008: 2)<br />“Dibandingkan dengan negara Asia saja, semisal Jepang, Indonesia termasuk amat ketinggalan. Jepang dengan amat aktif menghadirkan karya-karya sastra karya anak negeri mereka dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa dunia”, tutur Putu Wijaya dalam sebuah artikelnya (2007 :4)<br />Di mata dunia, nama sastrawan Indonesia yang tak terlalu asing masih bisa dihitung dengan jari, Pramoedya Ananta Toer salah satunya. Lewat jasa seorang penerjemah berkebangsaan Australia bernama Max Lane, karya-karya Pramoedya Tetralogi Pulau Buru, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Perburuan, Cerita dari Jakarta dan masih banyak lagi, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Pramoedya mendunia karena membawakan nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya. Sayangnya di luar Pram, belum ada karya anak bangsa lain yang mendapatkan pengakuan luas secara internasional.(Dewantara, 1994: 156).<br />Hal ini amat bertolak belakang dengan Jepang yang sudah sejak lama aktif menerjemahkan karya-karya yang dianggap kanon. Selain itu masyarakat Jepang juga aktif menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Jepang. Penerjemahan yang berkembang baik inilah yang membuat warga dunia cukup akrab dengan karya-karya sastra Jepang. Nama-nama semisal Akutagawa Ryonusuke, Abe Kobo, Natsume Soseki. Atau yang terkontemporer dari negeri matahari terbit ini, pengarang Haruki Murakami dengan karya-karya Norwegian Wood, Kafka On The Shore, Dance, Dance, Dance, dan masih banyak lagi.<br />Penerjemahan karya-karya memiliki peran yang amat penting memperkenalkan kebudayaan Indonesia di mata dunia. Memperkenalkan karya sastra kita ke kancah internasional akan membantu sinergi dalam bidang-bidang lainnya. Selain sebagai sebuah bentuk diplomasi budaya, juga membantu mengubah stereotipe. Sekaligus mengubah kesalahan cara pandang dunia luar terhadap Indonesia (Sarjono, 1999: 11).<br />Namun kondisi ini bukannya tanpa harapan, karya pengarang Ayu Utami dan Gus tf Sakai sebagai beberapa contoh yang akan cukup kuat untuk memberikan warna “Indonesia” kepada sastra dunia. Selama para sastrawan bisa mulai berpikir dengan cara yang lebih global. Berpikir global tapi berperilaku lokal istilahnya (Imran, 2008 : 4). Kondisi ini bukan berarti bahwa karya sastra Indonesia tak mampu bersaing di dunia internasional, selain karya dua penulis tadi, cukup banyak karya anak bangsa yang memiliki muatan yang amat layak untuk diketengahkan ke dunia internasional.<br /> Maka, sudah menjadi tugas kita semua bagaimana berusaha menjadikan sastra sebagai media yang dapat digunakan sebagai pengontrol perkembangan budaya dan perdaban Indonesia, bukan hanya untuk sekarang tapi juga demi masa depan bangsa yang lebih cerah, dapat memfilter budaya asing yang masuk serta tetap mempertahankan aspek-aspek luhur yang terkandung di dalamnya, dan jelas ini bukan tugas baigi mendiknas atau sastrawan saja, namun seluruh elemen bangsa yang masih mempunyai kepedulian akan nasib bangsa ini ke depannya.<br /><br /><br /> <br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />Adian, Donny Gahral. Manusia Multi-Dimensi di Keseharian. Dalam Kompas Edisi Sabtu 14 April 2007. Jakarta: Kompas Media Nusantara<br /> Andika.2005. Sastra dan budaya.<br /> http://www.cybersastra.net/peranan_sastra_dalam-budaya/htm<br /> Anonim.2004. Budaya Indonesia Saat Ini<br /> http://www.punya_kita.com/pornoaksi_dan_pornografi_dalam_perdaban-kita.htm<br /> Anonim. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Adat<br /> http://www.sumpahpalapa.com/pemberdayaan_masyarakat-adat.html<br /> Anonim.2007. Islam Indonesia dan Krisis Peradaban. <br /> http://www.inilah-kita.com/isalam_indonesia_dan_krisis_peradaban.htm<br /> Anonim. 2008. Budaya Modern dan Tradisional<br /> http://us.click.com/budaya _modern-dan-spritualisasi.html<br />Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kansius<br />Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Taman Siswa<br />Handayana, Maman. panorama sastra Indonesia. Dalam Riau Pos edisi 29 Desember 2008. Pekanbaru : Riau Pos<br /> Imran, Ahda. 2008. Sastra Indonesia di mata Dunia<br /> http://duniasastra.com/sastra_indonesia_di_mata_dunia.html<br />Sarjono. Agus R. 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: Gramedia<br /> Sayyid. 2008. Hakikat dan Fungsi Sastra<br /> http://www.dunia-sastra.com/pengertian,fungsi_dan_hakikat_sastra/html<br /> Suhendra, Aswad. 2007. Tantangan Budaya barat<br /> http://www.geocities.com/tantangan_budaya_barat/CIPTA.html <br /> Sundiawan, Awan. 2007. Perkembangan Sastra Indonesia<br /> http://www.worldpress.com/perkembangan_sastra_indonesia/html<br /> Suryadi, Nanang. 2008. Beberpa permasalahan Kritik sastra Indonesia<br /> http://www.duniasastra.com/permasalahan_kritik-sastra_indonesia.html<br />Suseno, Franz Magnis. 1992. Filsafat Kebudayaan Politik. Jakarta: GRAMEDIA<br /> Wijaya, Putu. 2006. Dunia Sastra Indonesia. <br /> http://putuwijaya-worldpress.com/media-dunia_sastra.htmlYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-72901930599069580052011-01-24T02:45:00.000-08:002011-01-24T02:46:02.586-08:00REGULASI INSULIN DAN GLUKAGON DALAM SINTESIS DAN PEROMBAKAN GLIKOGEN yoza FitriadiTUGAS BIOKIMIA II<br /><br />REGULASI INSULIN DAN GLUKAGON<br />DALAM SINTESIS DAN PEROMBAKAN GLIKOGEN<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />OLEH :<br /><br />SETIADI RAMDANI / A1F007008<br />YOZA FITRIADI / A1F007010<br />AGUS WAHYUDI / A1F007011<br />HERINA YUNI UTAMI / A1F007019<br />PEBLEGI ZURYATIN / A1F007028<br />RESTI WULANDARI / A1F007030<br />RIDHA MEIFRIDHA /A1F007031<br />SAPDIAN ADINATA / A1F007033<br />SHERLY WINDA RIYANI / A1F007034<br />SILVIA SYEPTIANI / A1F007038<br />VOVY VOESVITA SARI / A1F007039<br />LIZA UTAMI / A1F0060031<br />MAFTUKHATI AZIZAH / A1F006033<br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2010<br />REGULASI INSULIN DAN GLUKAGON<br />DALAM SINTESIS DAN PEROMBAKAN GLIKOGEN<br /><br /><br />A. Sintesis Glikogen (Glikogenesis)<br />Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses ini terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya.<br />Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. Jadi, glikogenesis adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutama terjadi di hati dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka pendek.<br />Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.<br /> <br />Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:<br />1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.<br /><br />2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.<br />Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat<br />3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.<br />UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)<br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)<br /><br /><br /><br /><br /> <br />Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut:<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)<br /><br />Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).<br /> <br />B. Proses Pemecahan Glikogen (Glikogenolisis)<br />Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Jadi, glikogenolisis adalah proses katabolisme glikogen menjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan pada otot menjadi adam piruvat dan asam laktat.<br />Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian, proses ini memiliki lintasan terpisah. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.<br /> (C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat<br /> Glikogen Glikogen<br />Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)<br /> <br />C. Regulasi Gulah Darah (Pengaturan Kadar Gula Darah / KGD)<br />Dalam tubuh harus terjadi homeostasis kadar glukosa, yaitu keseimbangan antara katabolisme dan anabolisme glukosa dalam darah. Regulasi glukosa dalam darah dijalankan oleh hormon metabolik, hormon yang utama yaitu hormon insulin dan glukagon.<br />a. Hormon Insulin<br />Hormon insulin dihasilkan oleh sel – sel β langerhans pada pankreas. Harmon insulin berfungsi untuk meningkatkan glikogenesis dan menghambat glikogenolisis. Terjadinya peristiwa glikogenesis berarti terjadi pengurangan glukosa yang diambil untuk sintesis glikogen, yang juga berarti menurunkan kadar glukosa dalam darah. Yang menghambat sekresi insulin adalah hormon epinefrin dan hormon nor epinefrin. Sedangkan yang mendorong sekresi insulin yaitu asam amino, asam lemak bebas, benda keton, glukagon, sekretin, sulfonil, urea, tulbotamid dan gliburit.<br />Maka bila kadar insulin dalam tubuh berlebih akan terjadi hipoglikemia (kekurangan gula darah). Sedangkan apabila kadar glukosa berlebih (dalam keadaan hiperglikemia) insulin diproduksi.<br />b. Hormon Glukagon<br />Hormon glukagon diproduksi oleh sel-sel α langerhans pangkreas. Hormon glukagon memiliki fungsi yang sebaliknya dengan insulin yaitu menaikkan glukosa dalam darah dengan meningkatkan glikogenolisis dengan cara menstimulir glikogen fosforilase dan menekan glikogen sintase yang menyebabkan terlepasnya glikogen dalam hati. Maka bila kelebihan glukagon tubuh akan mengalami hiperglikemia. Sedangkan apabila tubuh mengalami hipoglikemia glukagon diproduksi.<br />Dalam keadaan stress ada hormon lain yang juga membantu menaikkan kadar glukosa dalam darah, yaitu hormon epinefrin (adrenalin) yang merangsang pembebasan glukosa dari glikogen. Hormon ini membantu tubuh kita untuk berkelahi dan berlari dalam keadaan darurat.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kontrol Metabolisme GlikogenYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-20698898838308996242011-01-24T02:44:00.000-08:002011-01-24T02:45:08.645-08:00Peranan Bioteknologi Terhadap pembangunan Bangsa Yoza FitriadiPeranan Bioteknologi Terhadap pembangunan Bangsa<br /><br />Oleh Yoza Fitriadi<br /><br />Dampak Positif dan Dampak Negatif Bioteknologi<br />Sekarang ini, ilmu biologi telah menjelma sebagai ilmu sentral yang menjadi penghubung dari semua ilmu alam dan merupakan persimpangan tersibuk yang mempertemukan ilmu alam, humaniora dan ilmu sosial. Ini karena pesatnya perkembangan ilmu Biologi. Perkembangan ilmu biologi ini jika dimanfaatkan dengan baik dan untuk tujuan kesejahteraan manusia, akan mendatangkan dampak positif yang begitu besar. <br />a. Dampak positif <br />Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting.<br />Adapun dampak positif bioteknologi, yaitu :<br />1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi.<br />2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia hewan, maupun tumbuhan<br />3. Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang membantu menyelesaikan masalah pangan.<br />4. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.<br />5. Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk kelestarian kehidupan.<br />6. Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan.<br /><br />b. Dampak Negatif <br />Bioteknologi, seperti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.<br />Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju. Tetapi, tidak sedikit pula orang yang menyalahgunakan perkembangan ilmu biologi ini sehingga menimbulkan dampak negatif. <br />Adapun beberapa dampak negatif bioteknologi, yaitu :<br />1. Digunakan untuk senjata biologis. Bakteri dan virus yang mematikan dapat digunakan sebagai senjata biologis untuk memusnahkan manusia.<br />2. Memunculkan organisme strain jahat. Dengan adanya rekayasa genetika, sifat – sifat makhluk hidup dapat diubah dengan mudah, termasuk menyisipkan gen jahat yang dapat digunakan untuk membunuh atau meneror manusia.<br />3. Mengganggu keseimbangan lingkungan. Organisme baru hasil rekayasa manusia dikhawatirkan akan dapat memenangkan kompetisi dan menyingkirkan organisme yang telah ada di alam sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam.<br />4. Pelanggaran hukum dan nilai – nilai masyarakat. Misalnya ada seorang ibu yang hamil dengan teknik bayi tabung yang spermanya berasal dari bank sperma (tidak dari suaminya). Hal ini tentu akan nengaburkan status anak dan menimbulkan permasalahan di lain waktu.<br />Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.<br />Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.<br />a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi<br />b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.<br />c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur aktif.<br />d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin, antibiotik, antibodi monoklat, dan interferon<br />e. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.<br />f. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)<br />g. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggurYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-58548286303339654042011-01-24T02:43:00.000-08:002011-01-24T02:44:01.237-08:00Lapindo tanpa ujungLAPINDO TANPA UJUNG<br />2 tahun lebih sudah bencana lumpur Lapindo melanda negeri ini. Sudah selama itu pula jutaan rakyat menderita.tdak hanya karena tempat tinggal mereka yang terenggut secara paksa, belum lagi kerugian materil yang tidak sedikit jumlahnya, bahkan juga menimbulkan dampak psikologis bagi mereka.bahkan beban itu pun kini ikut menjadi beban tanggungan bangsa Indonesia. <br />Pelanggaran pun terjadi dimana-mana.mulai dari pelanggaran HAM sampai pelanggaran ekolgi pun ikut terjadi.dan sepertinya PT. Lapindo Brantas pun seakan-akan tak tahu apa-apa. Beragam solusi pun mulai diuhasakan para pakar, namun samapai saat ini belum juga menampakkan hasil yang memuaskan. Lantas sebenarnya apa yang terjadi dan bagaimana kita harus menghadapinya.inilah tugas kita bersama.<br />Asal Mula Lapindo<br />Banjir Lumpur Panas Sidoarjo/Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.<br />Penyebab luapan lumpur ini sampai sekarang masih simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa ini adalahh murni karena kesalahan PT. Lapindo. Ada juga yang mengatakan bahwa luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas merupakan imbas gempa 6,2 Richter di Yogyakarta. Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sony Keraaf, menyitir jawaban pemerintah. Disebutkan bahwa luapan lumpur terjadi akibat liquid faction pascagempa. <br />Namun ada juga yang menilai bahwa ini adalah PT Lapindo dinilai tidak lagi melakukan kegiatan eksplorasi, tetapi eksploitasi, lantaran pengeboran sudah mlebihi kedalaman 50 meter. <br />PT Lapindo Brantas Inc itu sendiri adalah operator dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) – BP Migas yang beroperasi di Blok Brantas, Jawa Timur semenjak tahun 1996. Lapindo Brantas Inc. telah mengoperasikan 20 sumur produksi dari lapangan gas di Wunut dan Carat di wilayah Kerja Blok Brantas.<br />Hingga sampai saat ini luapan lumpur terus terjadi dengan volume makin hari makin besar sehingga tidak mengherankan jika dilihat dari atas seperti lautan lumpur.<br />Dampak<br />Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Diantaranya :<br /> Lumpur menggenangi empat belas desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2007, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.<br /> Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur semakin hari semakin bertambah seiring semakin meluasnya luberan lumpur.<br /> Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.<br /> Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.<br /> Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)<br /> Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 2.467 unit. Rinciannya: Tempat tinggal ini diantaranya 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.<br /> Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan. Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.<br /> Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah <br /> Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam <br /> Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.<br /> Tak kurang 600 hektar lahan terendam.<br />Kejadian ini telah menyedot anggaran dana yang tidak sedikit.mulai dari ganti rugi lahan masyarakat,pengadaan alat-alat berat sampai untuk dana penanggulangan perluasan luberan lumpur yang memakan dana yang tidak sedikit. Mencapai ratusan milyar rupiah<br />Tidak hanya PT. lapindo brantas saja yang menanggung beban ini, namun pemerintah pun mulai ikut campur tangan.padahal telah jelas tercantum dalam amar putusan majelis hakim Nomor 384/PDT.G/2006/PN.JKT.PST tanggal 27 November 2007 bahwa, ’semburan lumpur akibat kekurang hati-hatian pengeboran yang dilakukan Lapindo karena belum terpasang casing atau pelindung secara keseluruhan <br />Sudah lebih dari empat belas desa yang tenggelam akibat luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas sejak 29 Mei 2006 yang lalu, diantaranya Desa Jatirejo, Ronokenongo, dan Siring di Kecamatan Porong, serta Desa Kedungbendo di Kecamatan Tanggulangin—nampaknya tidak lama lagi Desa Mindi dan Desa Pejarakan, juga akan ikut tenggelam.sampai januari 2008 Penduduk yang mengungsi sudah berjumlah sekitar 9.789 jiwa karena rumahnya tak dapat dihuni lagi, dan 1.776 buruh kehilangan pekerjaan akibat pabrik-pabrik tempat mereka bekerja terendam. Genangan lumpur sudah mencapai luas total lebih dari 436 ha, merendam 2.467 rumah, 24 pabrik, 18 sekolah, dan lebih dari 360 ha areal pertanian. Kerugian akan bertambah besar lagi, sebab semburan lumpur semakin hari semakin besar, dan belum ada tanda-tanda akan segera berhenti. Pihak Lapindo Brantas telah mengeluarkan anggaran lebih dari Rp 800 miliar, dalam upayanya menghentikan semburan lumpur panas tersebut, namun sampai saat ini belum dapat.<br />Pada 22 September 2007 terjadi ledakan pipa gas Pertamina di salah satu tanggul penahan lumpur, yang menyebabkan lebih dari 10 orang meninggal dunia. Karena kejadian ini, pemerintah kemudian menetapkan kasus semburan lumpur panas Lapindo sebagai bencana. Dengan status bencana tersebut, berarti pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk melakukan penanggulangan. Hal itu tentu sangat positif, hanya saja kita harus tetap menuntut tanggungjawab penuh PT Lapindo. Jangan sampai pihak Lapindo akan berlepas tangan, dan menyerahkan urusan ini sepenuhnya kepada pihak pemerintah.<br />Pelanggaran Hukum <br />Dalam kasus ini, Lapindo Brantas Inc diduga telah melakukan berbagai pelanggaran. Menurut Pengamat Hukum Lingkungan Universitas Airlangga Dr. Suparto Wijoyo ada 12 dosa hukum dalam kasus Lapindo ini. Pertama, lapindo jelas melakukan pelanggaran UU Perindustrian, di mana dalam UU Perindustrian menyatakan setiap aktivitas Industri dilarang mencemarkan dan merusak lingkungan. Kedua, melanggar UU Konservasi, karena telah nyata terjadi kerusakan ekosistem di sana. Ketiga, melanggar UU Lingkungan, dalam kasus ini sudah terjadi pencemaran lingkungan. Keempat, melanggar UU Tata Ruang, karena itu merupakan areal pertanian, kenapa untuk pertambangan. Kelima, melanggar UU Agraria, dimana di dalam setiap orang bertanggungjawab menjaga mutu tanah. Kemudian yang keenam, melanggar UU Kesehatan, ratusan orang sudah kolaps, karena terganggu kesehatannya akibat luapan lumpur gas Lapindo. Ketujuh, melanggar UU Lalu Lintas, akibat peristiwa ini jalur lalu lintas terhambat. Kedelapan, melanggar UU Jalan Tol, di mana akibat luberan lumpur itu, jalan tol sebagai moda transportasi terganggu. Kesembilan, melanggar UU Sumber Daya Air, siapa yang bisa menjamin air disan tidak tercemar. Kesepuluh, melanggar UU Pertambangan. Kesebelas UU Migas, karena intinya aktivitas pertambangan harus berwawasan lingkugan dan yang keduabelas, melanggar UU Terorisme, untuk itu ini harus benar-benar dijadikan momen bergeraknya penegakan hukum terhadap teroris lingkungan.<br />Kehilangan tempat tinggal, misalnya, itu merupakan pelanggaran terhadap Pasal 28 H (1) UUD 1945, kehilangan pekerjaan diatur oleh Pasal 28 D (2) UUD 1945, dan hilangnya kesempatan mendapat pendidikan adalah pelanggaran terhadap Pasal 28 C UUD 1945.<br />Kebanyakan pasal yang dilanggar lewat kasus Lapindo, lanjutnya, adalah ketentuan yang tercakup dalam Konvensi Internasional akan Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights/ICESR).<br />Menurunnya kualitas kesehatan telah diatur pada Pasal 12, kehilangan kesempatan pendidikan diatur dalam Pasal 13, kerusakan sumber daya alam untuk generasi sekarang dan masa depan diatur oleh Pasal 1 (2) dan Pasal 25 ICESCR.<br />Di Indonesia, hak atas lingkungan hidup yang sehat atau baik pertama kali diperkenalkan lewat UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Lingkungan Hidup, yang kemudian diganti dengan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.<br />Secara eksplisit, hak atas lingkungan hidup yang sehat dan baik di Indonesia diakui sebagai HAM melalui Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). <br />Sementara itu, dalam kasus dugaan pidana kasus semburan lumpur panas PT Lapindo, Polisi telah menetapkan 12 tersangka. Mabes Polri juga sudah melakukan pencekalan terhadap mereka (5/9/2006). Para tersangka itu di antaranya, Manajer Umum PT Lapindo Brantas Imam Pria Agustino, Wakil Presiden Layanan Pengeboran PT Energi Mega Persada Nurohmat Sawolo, dan Direktur Utama PT Medichi Citra Nusa (kontraktor Lapindo) Yenny Nawawi. Namun nasib mereka sampai saat ini masih belum jelas statusnya.<br />Sudah selayaknya, selain mereka dijerat karena melakukan kejahatan lingkungan, semestinya pula mereka dijerat oleh peraturan mengenai kejahatan terhadap hak asasi manusia (HAM), terutama menyangkut hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (Hak Ekosob). Indonesia sendiri telah secara resmi meratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (International Covenant on Economic, Sosial, and Cultural Rights), tahun 2005. <br />Pencemaran Lingkungan<br />Lumpur lapindo ini juga jelas telah merusak ekologi sekitarnya. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menilai semburan lumpur panas dari areal eksplorasi PT Lapindo meninggalkan dampak ekologis yang dapat dibanding-bandingkan dengan tragedi Buyat di Sulawesi Utara. <br />Kasus PT Lapindo membuat ratusan warga di sekitar Desa Renokenongo dan Desa Siring, Kecamatan Porong, mengungsi. Beberapa di antaranya masuk rumah sakit akibat kepulan asap putih yang keluar dari pipa gas perusahaan milik Bakrie Group ini. <br />Menurut Ketua Kampanye Eksekutif Daerah Walhi Jatim, Chairul, asap putih yang keluar dari didihan gas dari pipa bawah tanah milik PT Lapindo mengandung hidrogen sulfida (zat kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan). Gas lain yang teridentifikasi adalah amoniak, nitrit, nitrat, dan fenol. <br />Investigasi Walhi Jawa Timur menemukan bahwa sehari setelah terjadi blow out pertama, ikan-ikan yang ada di saluran irigasi banyak yang terapung mati. Tanaman yang ada di sekitar lumpur mengering dan mati. <br />Sumber air (sumur dan sungai) di tiga desa (Siring, Renokenongo, dan Jatirejo) tak dapat lagi dikonsumsi karena telah tercemar. Warnanya berubah kekuning-kuningan (seperti mengandung minyak mentah). masih belum jelas betul potensi bahaya material kimiawi dari area PT Lapindo. Banyak reaksi fisika dan kimia yang terjadi. Unsur yang dulunya tidak ada, seperti chrom, bisa menjadi ada (terdeteksi)<br />Uji lab dari sampel lumpur yang dilakukan oleh PU/Bina Marga Jatim menunjukkan kandungan fenol yang cukup tinggi. Dan didapati 9 dari10 kandungan fisika dan kimia (yang dijadikan parameter) telah jauh melampaui ambang batas limbah. Sebagai contoh kandungan merkuri (Hg) yang didapati 2,565 mg/liter Hg, padahal ambang batasnya 0,002 mg/liter Hg <br /> Permasalahan penanganan lumpur panas ini menjadi jauh lebih berat akibat semakin membesarnya volume lumpur panas yang disemburkan, dari antara 40,000 m3 sampai 60,000 m3 (Mei-Agustus) menjadi 126,000 m3 per hari, sehingga yang akan dibuang tidak hanya air dari lumpur tersebut, akan tetapi keseluruhan lumpur panas yang menyembur di sekitar sumur Banjar Panji 1.<br />Solusi Pemecahan Masalah<br /> Beragam solusi mulai ditawarkan bahkan ada yang sudah mulai dijalankan. Diantaranya yaitu :<br /> Pembuatan tanggul agar mencegah meluasnya luberan lumpur. <br />Membangun waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari, volumenya terus membesar.<br /> Pembuatan pulau lumpur<br /> Pembuangan lumpur ke sungai Porong.<br />Meski banyak mendapat kontroversi berbagai pihak, hal ini agaknya menjadi solusi yang sering dilakukan, sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoardjo, maka potensi penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300,000 m3 setiap kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu menyimpan lumpur sekitar 5 juta m3, atau akan memberikan tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50,000 m3 per hari. Bila yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m3 pada bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah pengembaraan koloida lumpur Sidoardjo di perairan Selat Madura, diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur tersebut di kawasan pantai Sidoardjo.<br /> Memasukkan baja dan beton ke dalam sumber menyemburnya lumpur<br />Metode insersi untaian bola beton. Namun langkah ini belu juga mampu menghentikan luberan lumpur.<br /> Menggunakan insersi ascending size atau menaikkan skala bongkahan batuan beku.<br />Menurut Dr M. Nurhuda, Kaprodi Fisika FMIPA Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, secara perlahan, ukuran bongkahan dinaikkan sambil tetap mengamati apakah terjadi penurunan debit semburan atau tidak. Jika tidak terjadi penurunan, berarti batuan yang dimasukkan hilang dan masuk ke bawah lumpur.<br />Tapi, jika terjadi penurunan, berarti bongkahan batuan tersangkut dalam lubang semburan. “Ketika tahap awal selesai, bisa dilakukan insersi tahap kedua dengan ukuran diameter 50 cm, tahap ketiga berdiameter 60 cm, dan seterusnya. Kemungkinan ukuran bongkahan batuan tersebut bisa mencapai satu meter<br />Secara keseluruhan beragam cara dan solusi telah dicetuskan dan ditawakan.bahkan sebahagian besar telah dilaksanakan, namun hasil yang diharapkan masih belum tercapai secara optimal entah sampai kapan lagi kasus ini akan terus berjalan. Satu per satu tanggul penahan lumpur mulai jebol, keadaan ini semakin diperparah dengan mulai munculnya semburan baru yang lokasinya mulai menyebar ke luar Porong, akan tetapi pihak Lapindo Brantas yang mulai beralih kepemilikan ke Bakrie Group dengan Abu Rizal Bakrie sebagai rajanya belum terlalu berbuat banyak untuk masalah ini. Uang Negara pun sudah tak terhitung jumlahnya untuk masalah ini. Bahkan masalah ini sempat dinyatakan sebagai musibah nasional. Entah sampai kapanbencana ini akan berakhir, Wallahu A’lam BishshowabYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-83575095682908990712011-01-24T02:42:00.000-08:002011-01-24T02:43:18.588-08:00TUGAS DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA “KENALKAN MIPA SEJAK DINI” OLEH : NAMA : YOZA FITRIADITUGAS<br />DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA<br />“KENALKAN MIPA SEJAK DINI”<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />OLEH :<br />NAMA : YOZA FITRIADI<br />NPM : A1F007010<br />PRODY : PENIDIDIKAN KIMIA<br />DOSEN : DEWI HANDAYANI S.Pd<br /><br /><br /><br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN <br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br /><br /><br />INTRODUCING MIPA FROM EARLY<br /><br />Mathematics and Natural Science lesson (MIPA) don’t forever be specter for elementary school student. Many spectacular things offered.<br />Factuality, as many as 90 elementary school students from Menur Perumpungan elementary school, Yapita elementary school, Mabadiul Ulum elementary school, Raden Patah Islamic elementary school, and Klampis Ngasem 1 elementary school is conscious and enthusiastic follow an activity have a topic “Science for Kids” is organized at march 11, 2008 in ITS university head office, Surabaya.<br />This moment, this elementary school student is presented any application from Mathematics and natural science lesson in factual life. They are the trick served in magic performance with scientific explanation, video presentation about resonance, physical expansion and the electric. And very enthusiastic when they given explanation about statistics, is impressed difficult and damage can be easy, simple and happy when extended with game and quiz.<br />Up till now, Mathematics and natural science lesson still be an opinion as frighten lesson for elementary school student. Whereas, the opinion of the third dean assistant of Mathematics and natural science faculty of ITS Surabaya, Banding Suryawijaya, Mathematics and natural science lesson can be more understanding by child although.Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-39938005937671171242011-01-24T02:41:00.000-08:002011-01-24T02:42:30.949-08:00Angket DISIPLIN SEKOLAH Yoza FitriadiAngket DISIPLIN SEKOLAH<br /><br />Yoza Fitriadi<br /><br /><br />1. Pengertian Disiplin<br />Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang juga tidak. Kegiatan yang kita laksanakan secara tepat waktu dan dilaksanakan secara kontinyu, maka akan menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktulah yang biasanya disebut disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diperlukan di manapun, karena dengan disiplin akan tercipta kehidupan yang teratur dan tertata. Untuk lebih memahami tentang disiplin, berikut akan diuraikan pengertian disiplin dari beberapa ahli. <br />a) Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhanas) (1997:12) disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk kepada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.<br />b) Menurut Prijodarminto (1994) dalam Tu’u (2004:31) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan.<br />c) Menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu’u (2004:32) menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.<br />d) Gordon (1996:3-4) membedakan kata disiplin dengan mendisiplin. Disiplin biasanya diartikan sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan, seperti disiplin dalam kelas atau disiplin dalam tim bola basket yang baik. Sedangkan kata mendisiplin didefinisikan sebagai menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan pelatihan dan pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda, membetulkan, menghukum demi kebiasaan. <br />Dari uraian pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman.<br /><br />2. Pengertian Disiplin Belajar<br />Dari pengertian disiplin dan pengertian belajar di atas maka yang dimaksud disiplin belajar dalam penelitian ini adalah sikap atau tingkahlaku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah. Indikator disiplin belajar dalam penelitian ini adalah: ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.<br /><br />3. Perlunya Disiplin<br />Disiplin diperlukan oleh siapapun dan di manapun, begitupun seorang siswa dia harus disiplin baik itu disiplin dalam menaati tata tertib sekolah, disiplin dalam belajar di sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas, maupun disiplin dalam belajar di rumah, sehingga akan dicapai hasil belajar yang optimal. Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulam. Menurut Tu’u (2004:37) disiplin penting karena alasan berikut ini:<br />a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya<br />b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran<br />c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin.<br />d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. <br />Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasarat kesuksesan seseorang Sedangkan menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu’u (2004:35) pentingnya disiplin bagi para siswa adalah sebagai berikut:<br />a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang<br />b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan<br />c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan peserta didik terhadap lingkunganya<br />d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya<br />e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah<br />f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar<br />g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya<br />h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya<br />Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar.<br /><br />4. Fungsi Disiplin<br />Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasilbelajar yang optimal. Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004:38-44) adalahsebagai berikut:<br />a. Menata kehidupan bersama<br />Manusia merupakan mahluk sosial. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa batuan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi pertikaian antara sesama orang yang disebabkan karena benturan kepentingan, karena manusia selain sebagai mahluk sosial ia juga sebagai mahluk individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehingga kadangkadang di masyarakat terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Di sinilah pentingnya disiplin untuk mengaur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur.<br />b. Membangun kepribadian<br />Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Antara orang yang satu dengan orang yang lain mempunyai kepribadian yang berbeda. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.<br />c. Melatih kepribadian yang baik<br />Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini, juga perlu dilatih karena kepribadian yang baik tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehidupan dan disiplin tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui suatu proses yang membutuhkan waktu lama.<br />d. Pemaksaan<br />Disiplin akan tercipta dengan kesadaran seseorang untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan noma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Disiplin dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat. Dangan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, maka ia terpaksa harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.<br />e. Hukuman<br />Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib. Tata tertib ini berisi hal-hal yang positif dan harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi motifasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib dan peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi paraturan yang sudah ditentukan.<br />f. Menciptakan lingkungan yang kondusif<br />Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.<br /><br />5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Disiplin<br />Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara kontinyu. Menurut Tu’u (2004:48-49) mengatakan ada empat faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:<br />a) Kesadaran diri<br />Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.<br />b) Pengikutan dan ketaatan<br />Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat.<br />c) Alat pendidikan<br />Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.<br /><br />d) Hukuman<br />Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.<br />Lebih lanjut Tu’u (2004:49-50) menambahkan masih ada faktorfaktor lain yang berpengaruh dalam pembentukan disiplin yaitu.<br />a. Teladan<br />Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru oleh orang lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan (orang yang dianggap baik dan patut ditiru) daripada dengan apa yang mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan disiplin dari atasan, kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangatberpengaruh terhadap disiplin para siswa.<br />b. Lingkungan berdisiplin<br />Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam pembentukan disiplin dibandingkan dengan lingkungan yang belum menerapkan disiplin. Bila berada di lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh lingkungan tersebut.<br />c. Latihan berdisiplin<br />Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan. Artinya melakuakn disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Sedangkan menurut Lemhanas (1997:15) terbentuknya disiplin karena alasan berikut.<br />a. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan, dan diterapkan dalam semua aspek, menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman sesuai dengan amal perbuatan para pelaku.<br />b. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh karena itu, pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar.<br />c. Dalam membentuk disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain karena tingkah laku yang diinginkannya.<br /><br />6. Indikator Disiplin Belajar<br />Menurut Arikunto (1990:137) dalam penelitian mengenai kedisiplinnannya membagi tiga macam indikator kedisiplinan, yaitu: 1) perilaku kedisiplinan di dalam kelas, 2) perilaku kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan 3) perilaku kedsiplinan di rumah. Tu’u (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi (2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: 1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang.<br />Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:<br />a. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah<br />b. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah<br />c. Ketaaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran<br />d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Angket Kedisiplinan Siswa Disekolah<br />Disiplin sekolah adalah usaha sekolah dalam memelihara prilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk sesuai norma, peraturan dan tata tertip yang berlaku di sekolah. Untuk menilai sejauh mana kedisiplinan siswa disekolah dapat dilihat dari kriteria disiplin sekolah dalam angket berikut : <br />I. Petunjuk pengisian <br />1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti<br />2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga yang diharapkan adalah jawaban yang sesungguhnya dari anda <br />3. Beri tanda contreng (√ ) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada<br />4. Ada lima sekala yang digunakan dalam tiap pernyataan yaitu<br />SL = selalu<br />SR = sering<br />J = jarang<br />JS = jarang sekali<br />TP = tidak pernah<br />5. Selamat bekerja <br />II. Pernyatan<br />No Pernyataan SL SR J JS TP<br />A. Pernyataan positif (+) <br />1 Memakai seragam sekolah <br />2 Memakai kelengkapan seragam sekolah <br />3 Datang ke sekolah tepat waktu ( tak pernah terlambat) <br />4 Masuk ke kelas tepat waktu <br />5 Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu <br />6 Mengikuti upacara bendera <br />7 Memberi keterangan saat tidak hadir <br />8 Meminta izin kepada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah <br />9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran ketika ingin meninggalkan pelajaran <br />10 Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab <br />11 Mambung sampah pada tempatnya <br />12 Terlibat dalam kegiatan jumat bersih/jumat sehat <br />13 Membayar SPP tepat waktu <br />14 Membayar sumbangan lainnya tepat waktu <br />15 Berbicara sopan pada kepala sekolah, guru, karyawan dan teman <br />B. Pernyataan negatif (-) <br />1 Datang terlambat atau tidak tepat waktu <br />2 Tidak hadir tanpa keterangan <br />3 Meninggalkan sekolah tanpa izin <br />4 Tidak mengikuti upacara bendera, tanpa alasan <br />5 Tidak hadir dalam kegiatan ekstrakulikuler yang dipilihnya <br />6 Tidak hadir dalam kegiatan pramuka <br />7 Tidak mengerjakan tugas dari guru <br />8 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan <br />9 Menyalahgunakan iuran dana komite sekolah dan keuangan sekolah lainnya <br />10 Bersikap tidak sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan atau siswa lain di lingkunan sekolah <br />11 Membuat surat izin palsu <br />12 Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran <br />13 Meludah di kelas <br />14 Membawa atau menyulut petasan dan bunyi-bunyian yang lain dilingkungan sekolah <br />15 Terlibat perkelahian atau tawuran pelajar <br />16 Membawa bacaan, gambar atau VCD porno <br />17 Berurusan dengan senjata tajam, minuman keras dan narkoba <br />18 Membawa dan menghisap rokok dilingkungan sekolah <br />19 Terlibat dalam pemerasan, pengancaman dan pencurian di lingkungan sekolah <br />20 Membunag sampah tidak pada tempatnya <br />21 Terlibat perjudian atau taruhan dan sejenisnya <br />22 Merusak fasilitas sekolah, mencoret-coret tembok dilingkungan sekolah <br />23 Membuat gaduh, mengganggu proses KBM atau pada saat upacara <br />24 Melakukan tindakan asusila <br />25 Melompat jendela atau pagar sekolah <br />26 Melawan secara fisik terhadap kepala sekolah, guru dan karyawan <br />27 Membawa VCD / walkman yang tidak berkaitan dengan pembelajaran <br />28 Memalsukan tanda tangan <br />29 Mengganti nilai rapor <br />30 Menyontek saat ulangan/ujian <br />31 Memukul, mencederai teman atau orang lain <br />32 Tidak memakai seragam yang ditentukan sekolah <br />33 Berpakaian seragam tanpa atribut, tidak lengkap <br />34 Berpakaian tidak semestinya ( rok terlalu pendek, panjang celana tidak sesuai ketentuan <br />35 Celana/baju seragam dicoret-coret/disobek/tidak dijahit <br />36 Bertato, ramput disemir, rambut gondrong <br />37 Potong rambut gundul <br />38 Memakai gelang, anting, kalung atau aksesori lainnya ( bagi siswa putra) <br />39 Memakai perhiasan/ aksesoris/bersolek secara berlebihan, memakai gelang kaki, tintik lebih sepasang ( bagi siswa putri) <br />40 Meninggalkan pelajaran tanpa izin guru yang bersangkutan <br />41 Mengotori kelas / lingkungan sekolah <br />42 Mencemarkan nama baik sekolah <br />43 Tidak melaksanakan tugas piket <br />44 Melalaikan tugas jumat bersih/ jumat sehat/ pembinaan wali kelas <br />45 Lalai mengembalikan barang milik sekolah <br /><br />Analisis angket<br />Skala sikap yng digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan selalu (S), sering (SR), jarang (J), jarang sekali (JS), dan tidak pernah ( TP). Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada penilai asal penggunaannya konsisten. Yang jelas, skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif adalah kebalikannya. (Sudjana, 2006 : 80)<br />Tabel 1. Pedoman penskoran dan analisis data<br />Pernyataan Sikap S SR J JS TP<br />Pernyataan positif 5 4 3 2 1<br />Pernyataan negatif 1 2 3 4 5<br /><br />Data Observasi dianalisa dengan menggunakan rumus :<br />1. <br />2. Skor tertinggi = Jumlah butir pernyataan X skor tertinggi tiap butir<br />3. <br /> ( Sudjana dalam Yossy Novita, 2001:78)<br />Skor tertinggi tiap butir observasi 5, sedangkan jumlah butir pernyataan positif 15 dan pernyataan negatif ada 45 , maka skor tertinggi adalah 75 untuk pernyataan positif dan 225 untuk pernyataan negatif, maka;<br />1. Pernyataan positif<br /> <br />2. Pernyataan negatif <br /> <br />Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan skor pengamatan, interval kategori dan kriterianya, seperti yang tertera dalam tabel berikut :<br />Tabel 3. Interval Kategori Penilaian Lembar Angket<br />Kategori Skor Interval Kriteria <br />Pernyataan positif ( + )<br />Tidak pernah ( TP )<br />Jarang sekali ( JS )<br />Jarang ( J )<br />Sering (SR)<br />Selalu ( S ) 1<br />2<br />3<br />4<br />5 1 – 15<br />16 – 30 <br />31 – 45<br />46 – 60<br />61 – 75 Sangat tidak disiplin<br />Tidak disiplin<br />Kurang disiplin<br />Disiplin<br />Sangat disiplin<br />Pernyataan negatif ( - ) <br />Tidak pernah ( TP )<br />Jarang sekali ( JS )<br />Jarang ( J )<br />Sering (SR)<br />Selalu ( S ) 5<br />4<br />3<br />2<br />1 1 – 45<br />46 – 90<br />91 – 135<br />136 – 180<br />181 – 225 Sangat disiplin <br />disiplin<br />Kurang disiplin<br />Tidak disiplin<br />Sangat tidak disiplinYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-5844639560444163832011-01-24T02:40:00.002-08:002011-01-24T02:41:05.435-08:00Penglompokan Jenis Sampel Polimer Berdasarkan Monomer Penyusun, Penglompokannya, Penentuan Berat Molekul Dan Proses Polimerisasi Yoza FitriadiPenglompokan Jenis Sampel Polimer Berdasarkan Monomer Penyusun, Penglompokannya, Penentuan Berat Molekul Dan Proses Polimerisasi<br /><br />Yoza Fitriadi<br /><br />1. Teflon.<br /> Nama Teflon merupakan nama dagang, nama ilmiahnya adalah politetrafluoroetilena dan disingkat dengan PTFE. Polimer dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2). Teflon sangat tahan terhadap bahan kimia, panas dan sangat licin. <br /> Penggolongan polimer<br />• Berdasarkan asalnya<br />Berdasarkan asalnya teflon termasuk kedalam polimer sintesis(buatan) karena polimer ini tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari monomer-monomernya dalam reaktor. <br />• Berdasarkan jenis monomernya<br />Berdasarkan jenis monomernya teflon termasuk polimer dengan monomer homopolimer karena monomernya sejenis yaitu tetrafluoroetilen (CF2 = CF2).<br />• Berdasarkan sifatnya terhadap panas<br />Berdasarkan sifatnya terhadap panas teflon termasuk polimer termoseting karena teflon merupakan polimer yang tahan panas. Sebagai buktinya teflon banyak digunakan sebagai pelapis perabotan rumah tangga yang pemakaiannya banyak berhubungan dengan panas. <br />• Berdasarkan ikatan<br />Berdasarkan ikatannya teflon termasuk kedalam polimer jaringan karena mempunyai ikatan silang <br />• Berdasarkan derajat kristalinitas<br />Berdasarkan derajat kristalinitas teflon termasuk kedalam polimer kristalin karena teflon memiliki struktur yang teratur<br />• Berdasarkan fabrikasi<br />Berdasarkan fabrikasi teflon termasuk ke dalam polimer bahan pelapis karena penggunaan teflon sebagai pelapis barang yang tahan panas seperti tangki di pabrik kimia, pelapis panci dan kuali anti lengket di dapur serta pelapis dasar seterika.<br /><br /> Proses polimerisasi<br />Dalam Proses pembentukan polimer teflon dilakukan dengan cara adisi. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer (CF2=CF2).<br /><br /> nCF2=CF2 CF2 CF2<br /> n<br /><br /> Penentuan berat molekul<br /> Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat pada gambar 1.1.<br /> Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.<br /><br /> <br /> Mn = berat molekul rata-rata polimer<br /> M0 = berat molekul unit ulangan ( sama dengan berat molekul monomer)<br /> DP = derajat polimerisasi <br /><br />Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah <br /><br /> Mn = DP x M0 M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000<br />Mn = 63 x 1000 <br /> = 63000. <br /><br /> Rata-rata jumlah, <br /><br /> Jumlah Rata-rata berat, <br />polimer<br /><br /><br /><br /><br /><br />Berat molekular<br />Gambar 1.1 Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer<br /> Karena adanya distribusi dalam sampel polimer, pengukuran eksperimental berat molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang berlainan adalah penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat molekular perlu perhitungan jumlah molekul dalam massa material yang diketahui. Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi ini membimbing ke berat molekul rata-rata jumlah sampel. Untuk polimer sejenis, rata-rata jumlah terletak dekat puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi (the most probable molecular weight). Jika sampel mengandung Ni molekul jenis ke i, untuk jumlah total molekul dan setiap jenis molekul ke i memiliki massa mi, maka massa total semua molekul adalah . Massa molekular rata-rata jumlah adalah<br /><br /> (1-1)<br /><br />dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul rata-rata jumlah (berat mol) :<br /><br /> (1-2)<br /><br /> Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam kisaran 10000 – 100000. Setelah berat molekular rata-rata jumlah , berat molekular rata-rata berat . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut<br /><br /> (1-3)<br />Seharusnya dicatat bahwa setiap molekul menyumbang kepada yang sebanding dengan kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur hanya konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi ci = Ni Mi dan fraksi berat wi = ci/c, dimana ,<br /><br /> (1-4)<br /><br />Karena molekul yang lebih berat menyumbang lebih besar kepada daripada yang ringan, selalu lebih besar daripada , kecuali untuk polimer monodispers hipotetik. Harga terpengaruh sekali oleh adanya spesies berat molekul tinggi, sedangkan dipengaruhi oleh spesies pada ujung rendah dari kurva distribusi BM .<br /> Besaran indeks dispersitas, adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya kurva distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga dalam polimer sintetik sungguh besar, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel 1<br /><br />Tabel 1 Kisaran indeks polidispersitas (I) berbagai macam polimer<br />Polimer Kisaran I<br />Polimer monodispers hipotetik<br />Polimer “living” monodispers nyata<br />Polimer adisi, terminasi secara coupling<br />Polimer adisi, terminasi secara disproporsionasi, atau polimer kondensasi<br /><br />Polimer vinil konversi tinggi<br /><br />Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi<br />Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi<br />Polimer bercabang 1,00<br />1,01 – 1,05<br />1,5<br />2,0<br /><br />2 – 5<br />5 – 10<br />8 – 30<br />20 - 50<br /><br /><br />Pada umumnya berlaku hal berikut :<br /> <br /> Bila distribusinya sempit maka <br /> Bila distribusinya lebar maka <br /> Indeks dispersitas (I)<br /> <br /><br />2. Botol Minuman Dengan Kode Pet 1<br /> Polimer ini mirip dengan polietilen, Monomer pembentuknya adalah propilena (CH3-CH = CH2), berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen.Polipropilena lebih kuat dan lebih tahan dari polietilena, sehingga banyak dipakai untuk membuat karung, tali dan sebagainya. Karena lebih kuat, botol-botol dari polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena. Botol minuman adalah salah satu contoh polimer propilena yang banyak dipergunakan.<br /><br /> Penggolongan polimer<br />• Berdasarkan asalnya<br />Berdasarkan asalnya botol minuman dengan kode PET 1 berasal dari sintetik / buatan tidak terdapat di alam, disintesis dari monomer-monomer pembentuknya yaitu propilen.<br />• Berdasarkan jenis monomernya<br />Berdasarkan jenis monomernya, botol minuman dengan kode PET 1 merupakan homopolimer karena monomernya hanya sejenis yaitu propilena (CH3 – CH = CH2)<br />• Berdasarkan sifatnya terhadap panas <br />Berdasarkan sifat terhadap panas,sampel ini tergolong polimer termoplastis karena apabila dipanaskan akan meleleh(80oC) dan mengeras kembali ketika didinginkan. Apabila pecah dapat di sambungkan kembali dengan cara dipenaskan atau dicetak ulang dengan cara pemanasan.<br />• Berdasarkan ikatan<br />Berdasarkan ikatannya sampel ini termasuk ke dalam polimer bercabang karena sampel ini lebih mudah meleleh. Rantai poliber yang bercabang banyak akan menyebabkan daya tegangnya rendah dan lebih mudah meleleh.<br />• Berdasarkan derajat kristalinitas<br />Berdasarkan derajat kristalinitasnya sampel ini termasuk ke dalam polimer kristalin karena tingkat kepadatannya tinggi<br /> Proses polimerisasi<br />Berdasarkan proses pembuatannya sampel ini termasuk ke dalam polimer adisi. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer (CH3- CH2=CH2). <br /><br /> nCH3-CH2=CH2 CH2 CH2<br /> CH3 n<br /><br /> Penentuan berat molekul<br />Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat pada gambar 1.<br /> Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan dan DPn.<br /><br /> <br /> Mn = berat molekul rata-rata polimer<br /> M0 = berat molekul unit ulangan ( sama dengan berat molekul monomer)<br /> DP = derajat polimerisasi <br /><br />Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah <br /><br /> Mn = DP x M0 M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000<br />Mn = 63 x 1000 <br /> = 63000. <br /><br /> Rata-rata jumlah, <br /><br /> Jumlah Rata-rata berat, <br />polimer<br /><br /><br /><br /><br /><br />Berat molekular<br />Gambar 1. Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer<br /> Karena adanya distribusi dalam sampel polimer, pengukuran eksperimental berat molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang berlainan adalah penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat molekular perlu perhitungan jumlah molekul dalam massa material yang diketahui. Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi ini membimbing ke berat molekul rata-rata jumlah sampel. Untuk polimer sejenis, rata-rata jumlah terletak dekat puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi (the most probable molecular weight). Jika sampel mengandung Ni molekul jenis ke i, untuk jumlah total molekul dan setiap jenis molekul ke i memiliki massa mi, maka massa total semua molekul adalah . Massa molekular rata-rata jumlah adalah<br /><br /> (1-1)<br /><br />dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul rata-rata jumlah (berat mol) :<br /><br /> (1-2)<br /><br /> Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam kisaran 10000 – 100000. Setelah berat molekular rata-rata jumlah , berat molekular rata-rata berat . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut<br /><br /> (1-3)<br />Seharusnya dicatat bahwa setiap molekul menyumbang kepada yang sebanding dengan kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur hanya konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi ci = Ni Mi dan fraksi berat wi = ci/c, dimana ,<br /><br /> (1-4)<br /><br />Karena molekul yang lebih berat menyumbang lebih besar kepada daripada yang ringan, selalu lebih besar daripada , kecuali untuk polimer monodispers hipotetik. Harga terpengaruh sekali oleh adanya spesies berat molekul tinggi, sedangkan dipengaruhi oleh spesies pada ujung rendah dari kurva distribusi BM .<br /> Besaran indeks dispersitas, adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya kurva distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga dalam polimer sintetik sungguh besar, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel 1<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Tabel 1 Kisaran indeks polidispersitas (I) berbagai macam polimer<br />Polimer Kisaran I<br />Polimer monodispers hipotetik<br />Polimer “living” monodispers nyata<br />Polimer adisi, terminasi secara coupling<br />Polimer adisi, terminasi secara disproporsionasi, atau polimer kondensasi<br /><br />Polimer vinil konversi tinggi<br /><br />Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi<br />Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi<br />Polimer bercabang 1,00<br />1,01 – 1,05<br />1,5<br />2,0<br /><br />2 – 5<br />5 – 10<br />8 – 30<br />20 - 50<br /><br /><br />Pada umumnya berlaku hal berikut :<br /> <br /> Bila distribusinya sempit maka <br /> Bila distribusinya lebar maka <br /> Indeks dispersitas (I)<br /> <br /><br />3. Kabel.<br /> Kabel merupakan polimer yang dibentuk dari reaksi adisi monomer-monomer etilena(CH2=CH2). Kabel termasuk polietilena dengan kerapatan tinggi, namun masih mudah untuk dibentuk.<br /><br /> Penggolongan polimer<br />• Berdasarkan asalnya<br />Berdasarkan asalnya kabel merupakan polimer sintetik karena polimer ini tidak terdapat di alam.<br />• Berdasarkan jenis monomernya<br />Berdasarkan jenis monomernya, kabel termasuk homopolimer karena monomernya terdiri dari monomer yang sejenis yaitu etilena.<br />• Berdasarkan sifatnya terhadap panas <br />Berdasarkan sifat terhadap panasnya, kabel termasuk polimer termoplastik karena kabel<br />• Berdasarkan ikatan<br />Berdasarkan ikatannya sampel ini termasuk ke dalam polimer linier karena sampel ini lebih mudah tidak mudah meleleh jika dipanaskan(135oC). <br />• Berdasarkan derajat kristalinitas<br />Berdasarkan derajat kristalinitasnya kabel termasuk polimer kristalin karena polimer ini memiliki kerapatan yang tinggi<br /> <br /> Proses polimerisasi<br />Karet terbentuk dari reaksi adisi dari monomer-monomernya(polimerisasi adisi). Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer. <br /><br /> nCH2=CH2 ¬CH2-CH2<br /> n<br /><br /> Penentuan berat molekul<br />Penentuan berat molekul pada polimer ini menggunakan viskositas. Viskositas merupakan ukuran menyatakan kekentalan suatu larutan polimer. Perbandingan antara visikositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbih polimer. Alat yang digunakan yaitu viskositas ostwalt. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip kerjanya sebagai berikut :<br />1. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara dua tanda yaitu X dan Y<br />2. Volume cair harus tetap karena ketika cairan mengalir ke bawah melalui pipa kapiler A, cairan harus mendorong cairan naik ke B akibatnya volume cairan berbeda masuk percobaan, maka cairan yang didorong menaiki tabung B akan berubah pula<br /><br />Dari teori visikositas yang digunakan untuk massa molekul polimer adalah jika viskositas larutan polimer adalah I dan viskositas polimer mrni adalah I0 maka viskositas jenis adalah :<br /><br />Isp = I - I0 / η0<br /><br />Persamaan ini menggambarkan peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer. C adalah konsentrasi larutan polimer secara matematis ditulis :<br /><br />Lim = Isp / C = [ I ]<br /> C-0<br /><br />Harga Isp = viskositas tereduksi dan diberi lambang [ I ] untuk pelarut terbatas. Karena massa jenis larutan berbagai larutan yang dipakai hampir sama dengan massa jenis pelarut maka dapat diandaikan viskositas tiapa larutan hasil pengenceran berbanding lurus dengan waktu alirnya.<br /><br />Isp = t2 - t1 /t1<br /> t1 = waktu alir untuk larutan<br /> t2 = waktu alir untuk pelarut<br /> jika dihitung harga Isp dan Isp/c kemudian diekstrapolasi ke konsentrasi awal (C0) akan menghasilkan harga [ I ]. Dengan demikian <br />[ I ] = KMA<br /> M= masa molekul relatif polimer<br /> K dan A untuk polimer polietilena yaitu K= 6,1 x 10-2 ,A = 0,70, T(oC) = 135 dan pelarut yang di gunakan yaitu dekalin<br /><br />4. Wadah pop mie(styrofoam)<br /> Styrofoam atau plastik busa merupakan salah satu jenis plastik dari sekian banyak bahan lainnya. Styrofoam lazim digunakan sebagal bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. Bahan dasar styrofoam adalah polistiren, suatu jenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan murah. Namun, bahan tersebut cepat rapuh. .<br /> <br /> Polistiren<br /> Penggolongan polimer<br />• Berdasarkan asalnya<br />Berdasarkan asalnya wadah pop mie berasal dari polimer sintetik karena bahan dasarnya tidak terdapat di alam <br />• Berdasarkan monomernya<br />Berdasarkan monomernya polistiren termasuk polimer homopolimer karena monomernya sejenis. <br />• Berdasarkan sifat tahan panas<br />Berdasarkan sifat tahan panas wadah pop mie( polistiren) termasuk polimer termoplastis. polimer termoplastik yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan(75oC) dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Setelah dingin polimer ini akan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulang dan dapat diubah menjadi bentuk yang lain. <br />• Berdasarkan ikatan<br />Berdasarkan ikatannya polistiren termasuk kedalam polimer bercabang karena polimer yang bercabang banyak daya tegangnya rendah dan lebih mudah meleleh. <br />• Berdasarkan kristalinasi<br />Berdasarkan kristalinasi polistiren termasuk polimer amorf karena sifat polistiren bersifat lunak dan dapat dipotong-potong tanpa alat serta mudah meleleh.<br />• Berdasarkan fabrikasi<br />Berdasarkan fabrikasi wadah pop mie termasuk plastik karena berbahan dasarnya polistiren yang memiliki ciri-ciri plastik yang mudah meleleh.<br /> Proses polimerisasi<br />Polistiren terbentuk dari reaksi adisi dari monomer-monomernya(polimerisasi adisi). Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer. <br /> n<br /><br /> Penentuan berat molekul<br />Penentuan berat molekul pada polimer ini menggunakan viskositas. Viskositas merupakan ukuran menyatakan kekentalan suatu larutan polimer. Perbandingan antara visikositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbih polimer. Alat yang digunakan yaitu viskositas ostwalt. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip kerjanya sebagai berikut :<br />1. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara dua tanda yaitu X dan Y<br />2. Volume cair harus tetap karena ketika cairan mengalir ke bawah melalui pipa kapiler A, cairan harus mendorong cairan naik ke B akibatnya volume cairan berbeda masuk percobaan, maka cairan yang didorong menaiki tabung B akan berubah pula<br /><br />Dari teori visikositas yang digunakan untuk massa molekul polimer adalah jika viskositas larutan polimer adalah I dan viskositas polimer mrni adalah I0 maka viskositas jenis adalah :<br /><br />Isp = I-I0 / η0<br /><br />Persamaan ini menggambarkan peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer. C adalah konsentrasi larutan polimer secara matematis ditulis :<br /><br />Lim = Isp / C = [ I ]<br /> C-0<br /><br />Harga Isp = viskositas tereduksi dan diberi lambang [ I ] untuk pelarut terbatas. Karena massa jenis larutan berbagai larutan yang dipakai hampir sama dengan massa jenis pelarut maka dapat diandaikan viskositas tiapa larutan hasil pengenceran berbanding lurus dengan waktu alirnya.<br /><br />Isp = t2-t1 /t1<br /><br /> t1 = waktu alir untuk larutan<br /> t2 = waktu alir untuk pelarut<br /> jika dihitung harga Isp dan Isp/c kemudian diekstrapolasi ke konsentrasi awal (C0) akan menghasilkan harga [ I ]. Dengan demikian <br />[ I ] = KMA<br /> M= masa molekul relatif polimer<br /> K dan A untuk polimer polistirena yaitu K= 7,5 x 10-3 ,A = 0,75, T(oC) = 75 dan pelarut yang di gunakan yaitu taulenaYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-7976823256645307172011-01-24T02:40:00.001-08:002011-01-24T02:40:30.250-08:00TUGAS KIMIA POLIMER DEGRADASI KIMIA OLEH : YOZA FITRIADI (A1F007010)TUGAS KIMIA POLIMER<br />DEGRADASI KIMIA<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />OLEH :<br />YOZA FITRIADI (A1F007010)<br />HERINA YUNI UTAMI (A1F007019)<br />PEBLEGI ZURYATIN (A1F007028)<br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2009<br /> <br />DEGRADASI KIMIA<br /><br />A. Pengertian <br />1. Degradasi<br />Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana secara bertahap. Misalnya, pengurangan panjang polimer makromolekul atau perubahan gula menjadi glukosa dan akhirnya membentuk alcohol.<br />Degradasi polimer dasarnya berkaitan dengan terjadinya perubahan sifat karena ikatan rantai utama makromolekul. Pada polimer linear, reaksi tersebut mengurangi massa molekul atau panjang rantainya. Sesuai dengan penyebabnya, kerusakan atau degradasi polimer ada beberapa macam. kerusakan termal (panas), fotodegradasi (cahaya), radiasi (energi tinggi), kimia, biologi (biodegradasi) dan mekanis. Dalam artian peningkatan berat ukuran molekul ikat silang dapat dianggap lawan degradasi. <br />Pada kerusakan termal (termokimia) ada peluang aditif, katalis atau pengotor, turut bereaksi meskipun dari segi istilah seakan-akan tidak ada senyawa lain yang tidak terlibat. Fotodegradasi polimer lazim melibatkan kromofor yang menyerap daerah uv di bawah 400 nanometer. Radiasi energi tinggi misalnya sinar X, gamma, atau partikel, tidak khas serapan. Segenap bagian molekul dapat kena dampak, apabila bila didukung oleh faktor oksigen, aditif, kristalin, atau pelarut tertentu. Degradasi mekanis dapat terjadi saat pemrosesan maupun ketika produk digunakan oleh gaya geser, dampak benturan dan sebagainya. <br />Degradasi polimer menyebabkan terjadinya perubahan dalam sifat - kekuatan tarik, warna, bentuk, dll - dari suatu polimer atau produk berbasis polimer di bawah pengaruh dari satu atau lebih faktor-faktor lingkungan seperti panas, cahaya atau bahan kimia. Perubahan-perubahan ini biasanya tidak diinginkan, seperti perubahan selama penggunaan, cracking dan depolymerisation produk atau, lebih jarang, diinginkan, seperti dalam biodegradasi atau sengaja menurunkan berat molekul suatu polimer untuk daur ulang. Perubahan dalam sifat sering disebut "penuaan". <br /> Dalam sebuah produk jadi perubahan seperti itu harus dicegah atau ditunda. Namun degradasi dapat berguna untuk daur ulang / penggunaan kembali limbah polimer untuk mencegah atau mengurangi lingkungan pencemaran. Degradasi juga dapat diinduksi dengan sengaja untuk membantu penentuan struktur. <br /> Polimer molekul yang sangat besar (pada skala molekuler), dan mereka yang unik dan berguna terutama properti akibat ukuran mereka. Kerugian dalam panjang rantai menurunkan kekuatan tarik dan merupakan penyebab utama pecah dini.<br /><br />2. Degradasi Kimia<br />Degradasi kimia adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian komponen suatu polimer karena reaksi dengan polimer sekitarnya berupa tindakan atau proses penyederhanaan atau meruntuhkan sebuah molekul menjadi lebih sederhana (kecil) baik secara alami maupun buatan.<br />Degradasi atau penguraian kimia kerangka polimer-polimer vinil yang tersusun dari rantai-rantai karbon yang tidak mengandung gugus-gugus fungsional selain ikatan rangkap dua polimer-polimer diena pada prinsipnya terbatas pada reaksi oksidasi.<br />Polimer-polimer terurai sangat lambat oleh oksigen dan reaksinya bersifat otokatalitik. Reaksi dapat dipercepat oleh penerapan panas atau sinar atau oleh hadirnya beberapa zat kotor yang mengkatalis proses oksidasi tersebut.<br />Polimer-polimer tak jenuh mengalami penguraian oksidatif jauh lebih cepat oleh proses-proses radikal bebas yang rumit, yang melibatkan zat antara peroksida dan hidroperoksida. Polimer-polimer tak jenuh juga sangat mudah menerima serangan ozon. Penguraian polimer melalui ozonolisis untuk memperbaiki ketahanan ozon dengan cara menempatkan sebagian alkena yang diperlukan untuk ikat silang sedemikian rupa sehingga pemutusan ikatan oksidatif tidak menyebabkan berkurangnya berat molekul.<br /><br />B. Ciri-ciri Polimer yang mengalami degradasi kimia <br /> Adapun ciri-ciri polimer yang mengalami degradasi kimia yaitu terjadi perubahan yang bersifat kimia pada polimer, selain itu juga terjadi perubahan sifat fisik dan mekanik pada polimer.<br /> Perubahan yang bersifat kimia yaitu terjadi perubahan rantai polimer dan ikatan polimer. Perubahan fisik terlihat pada terjadinya perubahan warna polimer, timbulnya retakan pada polimer, polimer bersifat lebih rapuh, dan timbulnya bau air mineral kemasan.<br /> Perubahan sifat mekaniknya meliputi kekuatan tarik, kekuatan kompresif (tekanan), kekuatan fleksur (patahan), kekuatan impak (menahan pukulan tiba-tiba), kelelahan, dan kekerasan.<br /> <br />C. Contoh Degradasi kimia <br />1. Degradasi Kimia Negatif<br />a. Hidrolisis <br /> Nilon peka terhadap degradasi oleh asam, proses yang dikenal sebagai hidrolisis, dan nilon cetakan akan retak ketika diserang oleh asam kuat. Sebagai contoh, permukaan fraktur konektor bahan bakar menunjukkan pertumbuhan progresif retak dari serangan asam (Ch) ke titik puncak terakhir (C) dari polimer. Masalah ini dikenal sebagai stres korosi retak, dan dalam hal ini disebabkan oleh hidrolisis dari polimer. Itu adalah reaksi sebaliknya sintesis polimer:<br /> <br /><br />b. Fluoroelastomer<br />Degradasi kimia dari fluoroelastomer, FKM (Viton ® A), dalam situasi alkaline (10% NaOH, 80 ° C). Optical microscope dan analisis SEM mengungkapkan bahwa degradasi dimulai dengan kekasaran permukaan sejak tahap awal paparan (misalnya, 1 minggu) dan akhirnya menyebabkan keretakan pada permukaan setelah kontak yang terlalu lama. Pada awalnya tingkat degradasi terutama terbatas pada daerah permukaan (beberapa nanometer) tapi dengan pencahayaan lebih lama (misalnya, 12 minggu) itu meluas sampai ke bawah daerah bawah permukaan fluoroelastomer. Tingkat degradasi permukaan ini ditemukan untuk menjadi cukup kuat untuk mempengaruhi sifat mekanik massal. Mekanisme molekuler dari degradasi kimia permukaan yang ditentukan menggunakan analisis permukaan (XPS dan ATR-FTIR) di mana degradasi awal ditemukan untuk melanjutkan melalui dehydrofluorination. Ini mengarah pada pembentukan ikatan ganda pada tulang punggung karet yang mempercepat degradasi lebih jauh dengan pencahayaan lebih lama. Selain itu, salib-link situs dari sampel karet yang terbuka juga ditemukan untuk rentan terhadap serangan hidrolitik kimia di bawah lingkungan yang diteliti terbukti dengan penurunan kepadatan lintas link dan fraksi gel (%).<br />c. Klor-Induced Cracking <br />Gas yang sangat reaktif diantaranya adalah klorin, yang akan menyerang polimer rentan seperti resin asetal dan polybutylene pipa. Ada banyak contoh seperti pipa dan alat kelengkapan asetal gagal dalam properti di Amerika Serikat sebagai akibat klorin-induced cracking. Pada dasarnya serangan gas bagian sensitif dari rantai molekul (terutama sekunder, tersier atau allylic atom karbon), oksidasi rantai rantai dan akhirnya menyebabkan perpecahan. Akar penyebab adalah sisa-sisa klorin dalam pasokan air, ditambahkan untuk tindakan anti-bakteri, serangan terjadi bahkan pada bagian per juta jejak gas yang larut. Klorin menyerang bagian lemah dari suatu produk, dan dalam kasus sebuah resin asetal persimpangan dalam sistem pasokan air, itu adalah akar benang yang diserang pertama, menyebabkan retak rapuh untuk tumbuh. Perubahan warna pada permukaan fraktur disebabkan oleh pengendapan karbonat dari air keras pasokan, sehingga sendi sudah dalam kondisi kritis selama berbulan-bulan. Masalah-masalah di AS juga terjadi untuk polybutylene pipa, dan menyebabkan materi yang dikeluarkan dari pasar, meskipun masih digunakan di tempat lain di dunia. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> serangan klorin resin asetal pipa gabungan<br /><br /><br /><br /><br /><br />d. Degradasi Karet oleh Ozon <br /> Salah satu contoh umum dari degradasi dibantu kimia adalah degradasi karet oleh partikel ozon. Ozon adalah molekul atmosfer alami yang dihasilkan oleh pengeluaran muatan listrik atau melalui reaksi oksigen dengan radiasi matahari. Ozon juga diproduksi dengan polutan atmosfer bereaksi dengan ultraviolet Radiasi. Untuk reaksi terjadi, hanya konsentrasi ozon harus serendah 3-5 bagian per seratus juta (pphm) dan ketika konsentrasi ini dicapai, suatu reaksi terjadi pada lapisan permukaan tipis (5 x10-7 meter) dari bahan . Molekul ozon bereaksi dengan karet yang dalam banyak kasus tak jenuh (mengandung ikatan rangkap), namun reaksi akan tetap terjadi dalam polimer jenuh (yang hanya mengandung ikatan tunggal). Ketika reaksi terjadi, pemotongan dari rantai polimer (melanggar ikatan kovalen ganda) terjadi membentuk pembusukan produk: <br /> Pemotongan rantai meningkat dengan kehadiran aktif Hidrogen molekul (misalnya, dalam air) serta asam dan alkohol. Bersamaan dengan jenis reaksi, lintas menghubungkan dan samping formasi cabang juga terjadi oleh aktivasi ikatan ganda dan ini membuat bahan karet lebih rapuh. Karena peningkatan kerapuhan karena reaksi kimia, bentuk retakan di daerah-daerah yang tinggi stres. Sebagai propagasi retakan ini meningkat, permukaan baru dibuka untuk degradasi terjadi. <br /><br />e. Degradasi Poli Vinil Chloride (PVC) <br /> Degradasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari pembentukan, dan kemudian kerusakan ikatan ganda, seperti solvolysis dalam PVC (Peacock). Solvolysis terjadi bila ikatan Karbon-X, dengan X mewakili halogen, rusak. Ini terjadi pada PVC di keberadaan asam spesies. Atom Hidrogen aktif akan menghapus atom Klor dari polimer molekul, membentuk asam klorida (HCl). HCl dihasilkan dapat mengakibatkan dechlorination atom Karbon yang berdekatan. The dechlorinated Karbon atom kemudian cenderung untuk membentuk ikatan ganda, yang dapat diserang dan dirusak oleh ozon, seperti karet degradasi dijelaskan di atas. <br /><br />f. Degradasi Polyester <br /> Degradasi poliester dapat terjadi tanpa kehadiran asam katalis yang menyebabkan degradasi PVC. Selama hidrolisis air yang bertindak sebagai katalis reaktif bukan asam. Ini menyebabkan degradasi terutama pada suhu dan tekanan tinggi selama pemrosesan. <br /> Dalam proses ini molekul air akan menyerang CO-ikatan ester, memecah polimer setengah. Molekul air akan terdisosiasi, dengan satu atom hidrogen membentuk kelompok asam karboksilat pada atom karbon dengan oksigen berikatan ganda, sedangkan sisanya membentuk atom alkohol di ujung rantai yang lain. Produk reaktif ini dapat juga menyebabkan degradasi lebih lanjut dari rantai polimer. Pemotongan rantai ini rata-rata menurunkan berat molekul dari polimer, menurunnya jumlah dan kekuatan ikatan antarmolekul serta tingkat keterlibatan. Ini akan meningkatkan mobilitas rantai, menurunnya kekuatan polimer dan meningkatkan deformasi pada tegangan rendah. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> pipa bahan bakar rusak konektor<br /> <br />2. Degradasi Kimia Positif<br />a. Solvolisis atau daur ulang PET secara kimia (Sintesis dibenzil tereftalat melalui depolimerisasi plastik poli(etilena tereftalate) sebagai alternatif daur ulang plastik bekas).<br />Plastik poli(etilena tereftalat) (PET) telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Bahan ini biasanya dimanfaatkan sebagai fiber dan pengemas. Disamping itu juga menjadi bagian pokok pada komponen eksterior dan interior bodi mobil. Komponen plastik banyak menawarkan banyak keuntungan dibanding bahan lain seperti baja, paduan logam nonferro, keramik dan gelas. Plastik bobotnya ringan, yang menyebabkan komponen lebih ringan, mobil lebih ringan. Plastik dapat dicetak dengan mudah menjadi bentuk yang rumit. Banyak produk plastik, khususnya yang digunakan untuk pengemas, memiliki periode pemakaian yang pendek dan segera dibuang. Karena ada sebagian daerah yang kekurangan lahan untuk penimbunan, suatu usaha pemberian insentif untuk pendaur ulang limbah telah diberikan untuk mengurangi limbah yang ditimbun. Sedangkan produk kertas sekitar 20% dan wadah aluminium 30% telah didaur ulang, hanya 1 % plastik buangan yang didaur ulang. Terdapat beberapa faktor yang memberikan sumbangan terhadap kecilnya daur ulang plastik saat ini. Harga plastik daur ulang tidak kompetitif dibandingkan plastik “asli” yang dibuat dari petrokimia. Faktor kontribusi lain melibatkan problem pemilahan (sorting) produk limbah plastik menjadi katagori yang bervariasi. Jika pemilahan ini tidak dilakukan, produk yang dibuat dari campuran plastik yang digunakan akan rendah mutunya.<br /> <br />b. Degradasi Nylon<br />Nylon merupakan salah satu polimer yang banyak ditemukan. Selain jelas digunakan dalam industri tekstil untuk pakaian dan karpet, banyak nilon digunakan untuk membuat ban tali - struktur bagian dalam ban kendaraan di bawah karet. <br /> Serat juga digunakan dalam tali, dan nilon dapat dicampakkan ke dalam bentuk padat untuk roda gigi dan bantalan di mesin, misalnya. <br />Perusahaan kimia raksasa dari Amerika Serikat, Du Pont, berhasil mengembangkan teknologi baru daur ulang untuk Nylon, yakni dengan menggunakan teknologi ammonolysis. Pilot plant untuk melakukan riset daur ulang Nylon, ternyata jauh sebelumnya telah dibangun di wilayah Ontario, tepatnya di kota Kingston, Kanada, demikian Du Pont menjelaskan. Pihak Du Pont sendiri bahkan telah mengadakan riset dan pengembangan proses ammonolysis pada fasilitas riset tersebut selama bertahun-tahun. <br />Dan terakhir, sebelum mengaplikasikannya secara luas, Du Pont merasa perlu untuk mengadakan test kelayakan terutama dari sudut pandang ekonomis metoda baru tersebut. Untuk itulah, pada tahun 2000 ini, Du Pont juga telah menyelesaikan pembangunan sarana yang lebih besar di kota Maitland yang juga terletak di wilayah Ontario. Sarana demonstrasi daur ulang Nylon dalam skala besar ini, sebenarnya juga dimaksudkan untuk memberikan sarana penilaian bagi khalayak industri secara luas terhadap metoda baru tadi. Dan tentu saja sekaligus sebagai sarana promosi Du Pont yang jitu. <br />Metoda ammonolysis ini adalah metoda yang murni hasil riset milik Du Pont sendiri. Nylon yang beredar di pasaran adalah Nylon PA6 dan Nylon PA66. Namun kenyataannya selama ini, metoda daur ulang kimiawi untuk masing-masing jenis Nylon adalah saling berlainan. Sehingga sebelum masing-masing didaur ulang, diperlukan proses pemisahan di antara kedua jenis Nylon tersebut. Apalagi untuk jenis bahan seperti karpet Nylon (yang biasanya terbuat dari campuran Nylon PA6 dan PA66), tidak ada metoda kimiawi yang bisa dipakai untuk mendaur-ulangnya. Dan biasanya, bahan-bahan Nylon yang tidak bisa dipisahkan seperti ini, tidak didaur-ulang, bahkan sebagian besar ditimbun di dalam tanah begitu saja. <br />Proses ammonolysis yang ditemukan Du Pont, adalah teknologi degradasi polimer yang berlaku untuk kedua jenis Nylon, PA6 dan PA66. Disinilah letak perbedaannya. Jadi ketika Nylon yang akan didaur ulang dikumpulkan, tidak diperlukan lagi proses pemisahan Nylon PA6 dan PA66. Metoda kimiawi daur ulang seperti ini adalah metoda pertama di dunia, yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya, terutama pada ‘era ISO 14000′ seperti sekarang ini. Hasil daur ulang Nylon dengan proses ammonolysis terbukti menunjukkan kualitas yang serupa. Kualitas bahan yang homogen ini memungkinkan dan memudahkan pemasaran kembali hasil daur ulang Nylon. Ini penting artinya dari sudut pandang ekonomis. Namun yang jauh lebih penting lagi, proses daur ulang ini sangat besar artinya bagi pelestarian lingkungan hidup, karena tidak perlu lagi penimbunan berbagai jenis Nylon ke dalam tanah. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />D. Cara dan Proses Degradasi PET<br />Sampel yang digunakan adalah botol minuman ringan sebagai sumber PET. <br />Prosedur sintesis dibenzil tereftalat dilakukan sebagai berikut bahwa Plastik PET dari botol minuman ringan seberat 3,057 g yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100 ml yang telah berisi batang magnet yang dilapisi teflon, 30 ml benzyl alkohol, dan 0,601 g zink asetat. Setelah condenser pendingin air dipasang, campuran diaduk dan direfluks selama 20, 24, dan 28 jam. Campuran hasil dicuci dengan air terdistilasi 100 ml dan air didekantasi dari campuran. Setelah penambahan 50 ml metanol ke dalam campuran hasil, lalu didinginkan dalam ice bath untuk menghasilkan kristal putih dibenzil tereftalat belum murni yang dikumpulkan melalui filtrasi isap. Produk ini dilarutkan dalam 100 ml metanol panas dan filtrasi panas dilakukan untuk menghilangkan pengotor yang tak larut. Filtrat diuapkan hingga tinggal separo pada hot plate dan dibiarkan mendingin pelan-pelan sampai temperatur kamar. Setelah pendinginan lanjut dalam ice bath, produk yang telah dianggap murni dikumpulkan melalui filtrasi isap dan dibiarkan sampai kering di udara. Data titik leleh zat hasil sintesis dibandingkan dengan data literatur (titik leleh dibenzil tereftalat, DBT 96,5 – 97oC). Jika titik leleh DBT hasil sintesis sama atau mendekati data ini maka dapat dikatakan sudah cukup murni. Dari spektra FTIR akan diketahui puncak khas seperti gugus C=O, C=C, C-H alifatik, dan C-H aromatik ulur, sedang dari RMN 1H dapat diketahui jumlah proton metilen dan aromatik serta multiplisitasnya. Kromatografi lapis tipis diperlukan untuk mengetahui fraksi molekul yang ada dalam zat hasil sintesis.<br />Sintesis dibenzil tereftalat dilakukan melalui degradasi poli(etilena tereftalat) secara refluks dalam benzil alkohol pada temperatur 145-150 oC selama 20, 24, dan 28 jam menggunakan katalis zink asetat. Hasil degradasi dimurnikan dengan rekristalisasi dalam metanol dan kemudian titik leleh, spektra FTIR, RMN 1H, dan pemisahan secara TLC ditentukan. Titik leleh produk degradasi selama 28 jam adalah 98-99oC. Berdasarkan spektra FTIR diketahui senyawa hasil degradasi memiliki gugus OH dari benzil alkohol pengotor (3431,1 cm-1), C=O (1716,5 cm-1), C-O (1272,9 cm-1), CHalifatik (sekitar 2950 cm-1), dan aromatik (sekitar 3050 cm-1), benzen monosubstitusi (727,1 dan 696,3 cm-1), dan benzen disubstitusi (383,8 cm-1), sedangkan pada spektra RMN 1H menunjukkan pergeseran kimia pada 8,2 ppm (s, 10H aromatik monosubstitusi), 7,5 ppm (s, 9 H yaitu 4 H aromatik disubstitusi dan 5 H aromatik benzil alkohol), 5,4 ppm(s, 1 H yang berikatan dengan O pada benzil alkohol), 4,8 ppm (s, 4 H metilen), dan 2,9 ppm (s, 7 H dari pengotor lain). Pada lempeng TLC terlihat noktah tunggal pada hasil degradasi selama 28 jam, yang dapat menunjukkan senyawa tunggal. Berdasarkan hasil karakterisasi ini dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil degradasi adalah dibenzil tereftalat yang masih mengandung benzil alkohol dan pengotor lain.<br />Sintesis dibenzil tereftalat (DBT) berhasil dibuat melalui degradasi PET secara refluks dalam benzil alkohol dalam kondisi reaksi yaitu, temperature 145-150oC, waktu 28 jam, dan tekanan atmosfer. Dibenzil tereftalat tersebut berupa kristal berwarna putih dengan titik leleh 98 – 99oC.<br /> <br />E. Perlindungan terhadap Degradasi Kimia<br /> Kedua hambatan fisik dan kimia dapat digunakan untuk melindungi polimer dari degradasi dibantu secara kimiawi. Penghalang fisik harus memberikan perlindungan terus-menerus, tidak boleh bereaksi dengan polimer lingkungan, harus fleksibel sehingga dapat terjadi peregangan dan juga harus mampu untuk menumbuhkan (setelah memakai proses). Penghalang kimia harus sangat reaktif dengan lingkungan sekitar polimer sehingga penghalang bereaksi dengan kondisi lingkungan daripada polimer itu sendiri. Penghalang ini melibatkan penambahan bahan ke dalam campuran polimer selama fabrikasi dari polimer. Karena ini, tambahan penghalang harus memiliki kelarutan yang cocok, harus secara ekonomi layak dan harus tidak menghambat proses produksi. Untuk penghalang harus diaktifkan, penambahan harus berdifusi ke permukaan dan jadi cocok difusivitas juga diperlukan. Ada empat teori tentang bagaimana hambatan jenis ini melindungi bahan polimer: <br /><br /> Penstabil <br /> Cahaya terhalang-amina penstabil (Hals) menstabilkan terhadap pelapukan oleh pemulungan radikal bebas yang dihasilkan oleh foto-oksidasi matriks polimer. UV-absorbers stabil terhadap pelapukan dengan menyerap sinar ultraviolet dan mengubahnya menjadi panas. Antioksidan menstabilkan polimer dengan menghentikan reaksi berantai karena adsorpsi sinar UV dari sinar matahari. Reaksi berantai yang dimulai oleh foto-oksidasi mengarah pada penghentian silang dari polimer dan degradasi milik polimer.<br /> <br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Anonim. 2009. Degradasi polimer. http://en.wikipedia.org/wiki/Polymer_degradation<br />Anonym. 2000. du-pont-temukan-metoda-baru-daur-ulang-nylon. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/du-pont-temukan-metoda-baru-daur-ulang-nylon<br />Anonym. 2009. Degradasi kimia. http://www.degradation.com/degradasi-kimia-chart<br />Hart, dkk. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga<br />http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/df/Nylon6_and_Nylon6,6_structure.svg/708px-<br />Stevens, Malcolm P. 2007. Kimia Polimer. Jakarta : PT Pradnya Paramita<br />Suwardi, dkk. 2005. Sintesis Dibenzil Tereftalat Melalui Depolimerisasi Plastik Poli(Etilena Tereftalate) Sebagai Alternatif Daur Ulang Plastik bekas. http://journal.ui.ac.id/?hal=detailArtikel&q=202Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-60805780377549470102011-01-24T02:37:00.000-08:002011-01-24T02:39:39.538-08:00DAMPAK PENAMBANGAN BATU BARA TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH Yoza FitradiDAMPAK PENAMBANGAN BATU BARA TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH<br /><br />Yoza Fitradi<br /><br />Indonesia merupakan salah satu penghasil batu bara terbesar dunia. Dengan luas areal penambangan yang luas dan hamper menyebar merata di seluruh kawasan Indonesia, menjadikan batu bara menjadi salah satu komoditi andalan Negara. Daerah yang berpotensi sebagai daerah penambangan batu bara paling tidak harus mengandung kuarsa, batulempung, batulanau dengan sisipan batubara yang diendapkan dalam lingkungan neritik – paralik (litoral, delta sampai laut terbuka) dan dipengaruhi oleh susut serta genang laut. Daerah-daerah yang dulunya merupakan hutan dan areal persawahan kini pun dialih fungsikan oleh masyarakat sekitar menjadi areal penambangan. Tambang batu bara secara terbuka itu telah menggusur sawah-sawah milik petani.<br />Potensi sumber daya alam, berupa tambang batubara, yang terdapat di berbagai daerah cukup besar dengan kualitas yang baik, seperti Kalimantan, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua serta keberadaannya hampir menyebar di seluruh Provinsi.<br />Berdasarkan data dari Indonesian Coal Mining Association pada tahun 2001, stock cadangan batubara Kalimantan Selatan misalnya, yang terukur (pasti) adalah 2,428 milyar ton, dan yang terindikasi sekitar 4,101 milyar ton. Sehingga paling tidak, sampai saat ini, terdapat cadangan batubara yang sudah ditemukan sebesar 6,529 milyar ton.<br />Dalam Indonesia Mineral and Coal Statistics, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2005, produksi batubara di Kalimantan Selatan, yang tercatat secara resmi pada tahun 2003 adalah 46.116.289,80 ton dan meningkat pada tahun 2004, yaitu sebesar 54.540.977,16 ton, dimana sebagian besar produksi batubara tersebut dihasilkan oleh perusahaan besar dengan modal asing (PMA), seperti PT. Arutmin dan PT. Adaro Indonesia. Jumlah produksi ini menyumbang sebesar 40,35% dari total produksi nasional sebesar 114.278.195,13 ton pada tahun 2003 dan 41,21% dari total produksi nasional sebesar 132.352.024,79 ton pada tahun 2004. <br />Dan jumlah ini merupakan kedua terbesar setelah Kalimantan Timur yang memproduksi sebesar 57.693.479,71 ton pada tahun 2003 dan sebesar 68.396.462,38 ton pada tahun 2004. Kemudian tercatat penjualan domestik batubara Kalimantan Selatan pada tahun 2003 sebesar 13.153.674,52 ton dan pada tahun 2004 sebesar 14.666.467,21 ton, sedangkan untuk penjualan ekspor batu bara Kalsel pada tahun 2003 sebesar 32.805.818,99 ton dan pada tahun 2004 sebesar 34.499.239,35 ton.<br />Sampai dengan pertengahan tahun 2004 (data sampai dengan bulan Agustus 2004) produksi Batubara Kalimantan Selatan dari perusahaan pertambangan batubara pemegang PKP2B mencapai 25.617.917 ton, sementara dari bulan Januari 2004 sampai bulan Agustus tahun yang sama data produksi batubara dari para pemegang kuasa penambangan mencapai angka 1. 550.738 ton, kemudian dari 25 Koperasi Unit Desa yang terdata di Dinas Pertambangan Propinsi Kalimantan Selatan produksi batubara sampai dengan bulan agustus 2004 mencapai 27.853.730 ton, ini diluar Koperasi milik PUSKOPOL dan PUSKOPAD.<br />Namun, jumlah yang begitu besar ini tidak didiringi dengan pengelolaan yang tepat, banyak pelanggaran yang terjadi dimana-mana, apalagi pengolhannya yang terkesan semerawut sangan membahayakan lingkungan. Eksploitasi yang dilakukan sebagian besar tidak memberikan dampak kesejahteraan yang nyata di masyarakat, hal ini dapat terlihat dimana kehidupan masyarakat lokal sekitar tambang tidak mengalami kemajuan yang berarti dan bahkan sebagian besar masih terpinggirkan dalam segala hal baik di biding ekonomi, sosial dan budaya termasuk pendidikan.<br />Pertambangan batubara ini juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah. Payahnya lagi pemerintah dan perusahaan tambang tidak cukup serius untuk melakukan upaya-upaya penanggulanganya. Kondisi ini juga tidak dibarengi dengan adanya penegakan hukum yang tegas dan adil, bahkan cenderung kebanyakan kasusnya ditutup-tutupi.<br />Penambangan batu bara ini paling tidak menimbulkan beberapa dampak negative yang hadir dri penambangn ini, diantaranya :<br />• Kerusakan pengerukaan tanah akibat pengambilan batu bara. Dimana setiap satu ton pengerukan batu bara itu lubang. Di tanah yang diakibatkan harus ditimbun dengan kapasitas tanah lebih dari itu.<br />• Ekosistem yang ada di sungai bakal terancam mati. "Akibat penambangan sudah jelas menurunkan kwalitas air. Artinya biota yang hidup di air terancam punah.<br />• Ekosistem yang ada di darat juga bakal terancam. Sebab invansi pengerukan tanah jelas berdampak terhadap ekosistem yang ada di darat. "Akibat pengerukan tanah menyebabkan berapa banyak tumbuh-tumbuhan yang ikut terancam juga hewan-hewan tidak ada lagi tempat berlindung.<br />• Timbul masalah sosial. Dimana dengan adanya penambangan batubara akan menganggu lalu lintas akibat operasional tersebut.<br />Seperti halnya aktivitas pertambangan lainnya, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah. Kegiatan eksploitasi, lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali -apalagi dilakukan reklamasi- telah mengakibatkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Limbah yang dihasilkan dari proses pencucian mencemari tanah dan mematikan berbagai jenis tumbuhan yang hidup diatasnya.<br />Dampak negative dari aktifitas pertambangan batu bara bukan hanya menyebabkan terjadi kerusakan lingkungan. Melainkan, ada bahaya lain yang saat ini diduga sering disembunyikan parapengeoloa pertambangan batu bara di Indonesia. Kerusakan permanent akibat terbukanya lahan, kehilangan beragama jenis tanaman, dan sejumlah kerusakan lingkungan lain ternyata hanya bagian dari dampak negative yang terlihat mata.<br />Pertambangan batubara ternyata menyimpan bahaya lingkungan yang berbahaya bagi manusia. Bahaya lain dari pertambangan batu bara adalah air buangan tambang berupa luput dan tanah hasil pencucian yang diakibatkan dari proses pencucian batubara yang lebih popular disebut Sludge.<br />Pembiaran lubang-lubang bekas galian batubara yang ditinggalkan begitu saja dan pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan tersebut seperti debu, rembesan air asam tambang dan limbah pencuciannya terjadi dihampir semua lokasi pertambangan dan bahkan mencemari air/sungai yang dimanfaatkan oleh warga. Di Kalsel, misalnya (2003) ratusan warga Desa Gosong Panjang Kec. Pulau Laut Barat mempersoalkan pencemaran debu batubara yang ditimbulkan oleh kegiatan PT Indonesia Bulk Terminal (PT. IBT). Masyarakat minta tinjau ulang batas aman 529 meter hasil penelitian PPLH Unlam. Kasus terbaru terjadi, Sekitar 50 warga perwakilan masyarakat Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, mendatangi kantor DPRD setempat guna menuntut ganti rugi tanah pertanian dan perkebunan yang tidak lagi produktif, akibat tercemar limbah batu bara PT Adaro Indonesia, masyarakat mengungkapkan, sejak ladang dan persawahan mereka dijadikan sebagai saluran pembuangan limbah, tanaman yang mereka tanam diatasnya tidak ada yang hidup (Bpost, 11 Pebruari 2005). Pendangkalan sungai Asam-Asam Pelaihari akibat aktivitas penambangan batubara yang dilakukan oleh PT Jorong Barutama Greston. Di Desa Batu Laki Kec. Padang Betung Kandangan sejumlah warga mengeluh karena selama ini limbah bekas batubara yang turun ke Sungai Pangkulan mencemari sungai tersebut dan menyebabkan air menjadi keruh dan terasa asam dan kalat. Pencemaran air laut dan pantai di sekitar lokasi tambang perusahaan PT Jorong Barutama Grenston sebagai akibat dari adanya aktivitas bongkar-muat dan tongkang angkut batubara.<br />Bukan itu saja, aktivitas pertambangan batubara juga telah merusak sumber-sumber mata air dan sungai yang digunakan masyarakat bagi kebutuhan sehari-hari. Kawasan hutan dan rawa yang selama ini menjadi wilayah kelola rakyat sebagai sumber matapencaharian mereka telah disulap menjadi areal yang gersang, tandus dan kubangan-kubangan bekas galian batubara. Di Pulau Sebuku sebagian besar kebun-kebun mereka sudah tergusur secara paksa tanpa kompensasi yang layak dan bahkan ada yang tidak mendapatkan kompensasi sama sekali oleh akibat adanya pertgambangan batubara PT. Bahari Cakrawala Sebuku. Selain itu juga aktivitas pertambangan menyebabkan rusaknya beberapa kawasan hutan mangrove dan rawa, hutan nipah dan wilayah tangkapan ikan dan udang sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat serta menyebabkan matinya puluhan ekor ternak kerbau. Kondisi seperti ini sebenarnya terjadi di hampir semua lokasi tambang yang ada di Kalsel. <br />Penambangan batu bara berpotensi menyebabkan kerusakan lahan. Lahan bekas tambang ini dapat direklamasi menjadi lahan pertanian dengan menambahkan lapisan tanah yang baik, bahan amelioran, dan pupuk, menanam tanaman penutup tanah jenis legume dan rumput, serta melakukan pencucian garam-garam.<br />Perluasan lahan pertanian di ma-industri. Untuk memenuhi kebusa mendatang dihadapkan pada tuhan lahan akibat konversi yang masalah produktivitas lahan yang sulit dihindari, ekstensifikasi menrendah. Lahan-lahan produktif di jadi salah satu pilihan terutama di Jawa makin banyak yang dikonver-luar Jawa, antara lain pada lahan si menjadi peruntukan nonpertanian bekas tambang batu bara. seperti perumahan dan kawasan Penambangan batu bara secara terbuka diawali dengan menebas vegetasi penutup tanah, mengupas tanah lapisan atas yang relatif subur kemudian menimbun kembali areal bekas penambangan. Cara ini berpotensi menimbulkan kerusakan lahan, antara lain terjadinya perubahan sifat tanah, munculnya lapisan bahan induk yang produktivitasnya rendah, timbulnya lahan masam dan garam-garam yang dapat meracuni tanaman, rusaknya bentang alam, serta terjadinya erosi dan sedimentasi. <br />Perubahan sifat tanah terjadi karena dalam proses penambangan Perkembangan akar tanaman di lahan timbunan bekas Tanaman sungkai umur 3 tahun dengan tanaman penutup tambang batu bara. Batu bara, bahan-bahan nonbatubara yang jumlahnya 3-6 kali jumlah batu bara yang diperoleh perlu dibongkar dan dipindahkan. Tanah hasil pembongkaran tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan keadaan sebelum dibongkar, yaitu tanah terlalu padat, struktur tidak mantap, aerasi dan drainase buruk, serta lambat meresapkan air. <br />Dalam proses penimbunan, lapisan tanah menjadi tercampur aduk. Tidak jarang bahan induk berada di lapisan atas dan lapisan subur yang mengandung bahan organik berada di bawah. Bahan induk yang berada di lapisan teratas dapat menjadi masalah karena bahan tersebut miskin unsur hara. Masalah lain adalah timbulnya tanah masam. Pirit (FeS2), jarosit, dan epsonit bila teroksidasi menyebabkan pH tanah menjadi masam (4-5). Bahkan pada areal timbunan yang baru, pH tanah sangat masam (2,6-3,6). Kation yang dapat ditukar tinggi, seperti Al (1,7-6,25), Mg (4,45-13,84), dan Ca (3,01-8,72) me/100 g tanah. Kandungan garam-garam sulfat yang tinggi seperti MgSO4, CaSO4, dan AlSO4 dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan. Pada musim kemarau, garam-garam ini akan muncul ke permukaan tanah sebagai kerak putih. <br />Perubahan bentang alam juga dapat mengganggu keseimbangan alam. Penambangan batu bara secara terbuka akan memunculkan lubang-lubang galian yang sangat dalam dan luas. Tanah yang dibongkar kemudian dipindahkan ke areal tertentu. Sering terjadi lahan yang sebelumnya bukit setelah tanahnya dibongkar berubah menjadi lembah, atau lahan yang sebelumnya lembah lalu ditimbun menjadi bukit. Hal ini menyebabkan stabilitas lingkungan berubah dan tanah mudah longsor. Pada tanah timbunan yang dibiarkan terbuka sering terjadi erosi yang hebat karena air yang jatuh akan cepat mengalir di permukaan tanah. Erosi selanjutnya menimbulkan masalah sedimentasi di badan-badan air. <br />Reklamasi Lahan <br />Penimbunan tanah harus memperhatikan konsep bentang alam yang terbentuk setelah penambangan selesai. Lahan yang direklamasi tanahnya ditimbun mengikuti bentuk stupa (berteras-teras) untuk mengurangi panjang lereng. Pada lereng yang panjang, tanah mudah longsor karena belum stabil. <br />Perbaikan sifat-sifat tanah setelah penambangan memerlukan pengelolaan dan upaya khusus sehingga tanah dapat berfungsi kembali sebagai media tumbuh tanaman. Perbaikan kondisi tanah timbunan setelah penambangan dapat dilakukan dengan menambahkan lapisan tanah yang baik, bahan amelioran dan pupuk, menanam tanaman penutup tanah jenis legum dan rumput, serta melakukan pencucian garam-garam. Bahan timbunan yang mengandung fragmen batu liat, batu lanau, dan batu bara muda tidak sesuai sebagai media tanaman karena miskin unsur hara dan mempunyai sifat fisik dan kimia kurang baik. Fragmen batuan tersebut sangat keras/kompak dan sulit ditembus oleh akar. Agar berfungsi sebagai media tanam, bahan timbunan dilapisi dengan lapisan tanah yang baik. Bahan amelioran dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Bahan amelioran dapat berupa bahan organik, kapur, dolomit, gipsum, dan abu batu bara. Bahan organik merupakan amelioran terbaik untuk memperbaiki sifat tanah. Bahan organik dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat/ menahan air, sebagai perekat dalam pembentukan dan pemantapan agregat tanah. Bahan organik dapat berupa pupuk kandang, kompos, sekam, dan hasil pangkasan tanaman penutup tanah. <br />Untuk menunjang pertumbuhan tanaman dan menjamin ketersediaan hara yang cukup, tanah timbunan memerlukan pemupukan. Pupuk yang dapat digunakan antara lain adalah urea, P-alam/SP36, dan KCl. Tanaman penutup tanah jenis legum dan rumput dapat mengendalikan erosi dan aliran permukaan. Hasil pangkasan dapat digunakan sebagai mulsa untuk mengurangi evaporasi, menghambat naiknya garam-garam ke permukaan tanah, dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Tanaman legum yang dapat digunakan antara lain adalah Centrosema pubescens, Peuraria javanica, dan Calopogonium mucunoides serta untuk rumput adalah Vetiveria zizanoides, Paspalum sp., Brachiaria decumbens, dan Panicum maximum. <br />Untuk mengurangi kadar garam yang tinggi dapat dilakukan pencucian garam-garam. Biasanya bila turun hujan, garam-garam yang terdapat di permukaan tanah akan larut dan hanyut terbawa aliran permukaan. Namun untuk mempercepat proses pencucian, pada areal timbunan perlu dilengkapi saluran pembuangan air. Penanaman dilakukan pada guludan atau bedengan. <br />Kegiatan Pertanian <br />Kegiatan pertanian dapat dilaksanakan seiring dengan kegiatan penghijauan dengan menanami lahan timbunan dengan tanaman pepohonan. Pada lahan timbunan di Tanjung Enim Sumatera Selatan, tanaman tahunan penghijauan yang dapat beradaptasi adalah albizia, sungkai, gamal, angsana, randu, dan lamtoro. Tanaman perkebunan dan kehutanan yang dapat beradaptasi yaitu jambu mete, kemiri, sukun, nangka, bambu, mahoni, johar, mindi, dan mangium. Lahan timbunan yang telah direklamasi dapat pula dimanfaatkan untuk tanaman palawija seperti kedelai, jagung, ubi kayu, dan kacang tunggak. Hasil panen yang diperoleh memang tidak seperti di lahan kering lainnya. Pada tahun tahun awal penanaman mungkin hasilnya rendah, tetapi setelah sifat fisik tanah membaik maka hasil pun akan meningkat.<br />Namun, hal itu dapat dicaraikan solusinya, Sludge (lumpur) limbah industri kertas ternyata bisa bermanfaat dalam memperbaiki kesuburan tanah bekas lahan tambang batubara. Hasil penelitian Mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Enny Widyati ini, disampaikan saat ujian terbuka doktoral berjudul ‘Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara dengan Sludge Industri Kertas untuk Memacu Revegetasi Lahan’ Rabu (30/8) di Kampus IPB Darmaga.<br />Lahan bekas tambang batubara rusak juga mengalami kerusakan. Kerapatan tanah makin tinggi, porositas tanah menurun dan drainase tanah, pH turun, kesedian unsur hara makro turun dan kelarutan mikro meningkat. baik, dan mengandung sulfat. Lahan seperti ini tidak bisa ditanami. Bila tergenang air hujan berubah menjadi rawa-rawa.<br />Umumnya, perusahaan tambang menggunakan top (tanah lapisan atas) atau kompos untuk mengembalikan kesuburan tanah. Rata-rata dibutuhkan 5.000 ton per hektar kompos atau top soil. Metode konvensional ini kurang tepat diterapkan pada bekas lahan tambang yang luas. “Pemanfaatan sludge limbah industri kertas bisa menjadi alternatif pilihan. Industri kertas menghasilkan 10 persen sludge dari total pulp yang mengandung N dan P,” kata Enny. <br />Setelah meneliti 2 tahun meneliti sejak Juni 2003 hingga Juni 2005, percobaan memumjukkan sludge paper dosis 50 persen dapat memperbaiki sifat-sifat tanah lebih efektif dibandingkan perlakuan top soil. Sludge kertas ini berperan ganda dalam proses bioremediasi tanah bekas tambang batubara yaitu sebagai sumber bahan organik tanah (BOT) dan sumber inokulum bakteri pereduksi sulfat (BPS). Pemberian sludge pada bekas tambang batubara menimbulkan 2 proses yakni perbaikan lingkungan (soil amendment) dan inokulasi mikrob yang efektif. <br />Pemberian sludge paper 50 persen ke dalam tanah bekas tambang batubara mampu menurunkan ketersediaan Fe tanah 98.8 persen, Mn 48 persen, Zn 78 persen dan Cu 63 persen. BPS mampu mereduksi sulfat menjadi senyawa sulfda-logam yang tidak tersedia. Dalam skala laboratorium, tanaman A.crassicarpa tumbuh dengan baik di lahan campuran tersebut. <br /> <br />Lampiran<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Keterangan gambar :<br />1. Gambar perkembangan akar tanaman di lahan timbunan bekas tambang batu bara<br />2. Gambar tanaman sungkai umur 3 tahun dengan tanaman penutup tanah Centrosema pubescens dan peuraria javanica yang dapat mengembalikan dan meningkatkan unsure hara di tanah bekas penambangan batu bara<br /><br /> <br />Sumber bacaan<br />• Achmad, Rukaesih, 2004 . Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi<br />• Bapedalda: Tambang Batubara akan Merusak Lingkungan, 2008<br />www. Riau pos.com/lingkungan<br />• Ray, 2004. Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Batu Bara Sangat Parah. Jakarta : Kompas <br />• The Climate Savers Programme – Upaya Sektor Swasta Menyelamatkan Iklim, 2008 www.wwf.or.id/climate<br />• Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian vol. 28, no 2, 2006<br />• http://bogor_agricultural_university.ac.id/limbah_industri_kertas_perbaiki_lingkungan.2006.html. <br />• http://kompas.com.2008/menanggulangi_bahya_pencemaran_akibat_penambangan_batubara.html<br />• http://walhikalsel.org/potret buruk pertambangan batubara di kalsel.html<br />http://www.acahyono.staff.ugm.ac.id/reklamasi_tambang_batubara/bisakah_lahan__bekas_tambang_batubara_untuk_pengembangan_pertanian<br />• http://www.wwf.or.id/bahaya_limbah_cair_pertambangan_batubara/personal_stanley.htmlYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-51939962976484096622011-01-24T02:36:00.001-08:002011-01-24T02:36:41.499-08:00proposal kewirausahaan bangkahulus helm Yoza FitriadiRENCANA USAHA<br />BANGKAHULU’S HELM <br /><br />1. URAIAN SINGKAT MENGENAI USAHA<br />1.1 Nama Pemohon <br />Yoza Fitriadi<br />1.2 Alamat Rumah <br />Jln. Pondok Bulat no.30, RT.03, Rw.02, Kandang Limun <br />1.3 Jenis Usaha <br />Jasa modifikasi dan cuci helm<br />1.4 Uraian Produk/Jasa <br /> Jasa ini melayani berbagai macam permintaan modifikasi, variasi dan cuci atau steam berbagai helm<br />1.5 Alasan Pendirian Usaha <br />Kendaraan mesin roda dua khususnya sepeda motor kian hari semakin tidak terbendung jumlahnya. Volume penjualan berbagai supplier kendaraan roda dua ini terus mengalami peningkatan per tahunnya. Tidak hanya di perkotaan, namun di perdesaan pun sepeda motor sudah sangat mudah untuk ditemui. Hal ini menandakan masyarakat Indonesia termasuk di Kota Bengkulu ini sudah menganggap barang ini menjadi kebutuhan yang penting.<br />Berdasarkan berita di Tempo per tanggal 5 Mei 2008 ternyata kenaikan pejualan mobil meningkat dari bulan Maret 2008 ke bulan April 2008 sebesar 10,8 % atau sebanyak 542.448 unit motor diseluruh Indonesia. Jumlah yang lumayan banyak. Tapi itu hanya motor roda dua merek Honda saja dan belum di jumlahkan dengan merek lainnya seperti toyota, Suzuki dll. Jadi dapat dibayangkan ternyata disaat ini dimana keadaan ekonomi Indonesia semakin sulit karena kenaikan harga minyak dunia dilain pihak ternyata semakin banyak orang yang sanggup membeli barang yang tergolong sekunder atau bukan kebutuhan pokok ini. <br />Sebagai atribut wajib pengendara motor, helm harus selalu digunakan, dan sudah pasti helm akan menjadi kotor, baik bagian dalam maupun bagian luar. Debu dan keringat yang menempel pada bagian dalam helm, dapat menjadi sarang kuman dan jamur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti pilek, gatal-gatal dan juga ketombe pada rambut. Hal ini tentunya sangat tidak diinginkan oleh para pengendara motor. Untuk itu helm harus selalu dijaga kebersihannya, dicuci minimal 1 bulan sekali untuk : <br />1. Menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut<br />2. Menjaga kenyamanan menggunakan Helm saat berkendara<br />3. Membersihkan debu serta kotoran yang bercampur keringat<br />4. Menghilangkan noda dan bau<br />5. Menjaga kualitas helm dan jika beli baru mahal.<br /> Oleh karena itu harus ada korelasi yang baik antara kesediaan sepeda motor dan helm. Namun saat ini di kota Bengkulu helm-helm yang ada pada umumnya hanya helm standard an masih terlihat kurang lengkap. Di sisi lain bisnis jasa di Indonesia saat ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji, terutama untuk bidang jasa yang memiliki potensi besar dan belum banyak digeluti orang. Salah satunya adalah modifikasi dan cuci helm. Dengan pertumbuhan kendaraan roda kendaraan dua atau sepeda motor yang sangat signifikan tiap tahunnya, membuat Bisnis Cuci Helm (Salon Helm) menjadi salah satu usaha yang perlu diperhitungakan.<br /> Bisa dikatakan, bisnis cuci helm di Bengkulu merupakan salah satu jenis jasa yang unik, memiliki potensi pasar yang besar dan belum banyak dipasaran yang mempunyai teknologi salon helm ini. Sehingga pemohon merasa perlu untuk mengajukan rencana usaha jasa modifikasi dan cuci helm ini.<br />1.6 Bentuk Usaha : <br />Usaha ini berbentuk jasa modifikasi, variasi dan cuci atau steam helm.<br />1.7 Nama Usaha : <br />“Bangkahulu’s Helm”<br />1.8 Alamat Lokasi : <br />Jln Merpati Raya Rawamakmur Permai no 17 Bengkulu<br />1.9 Jumlah pinjaman yang dimohon : <br />Rp. 8.000.000<br />1.10 Nilai Sekuritas : <br />Rp. 5.750.000<br />1.11 Jangka waktu pembayaran kembali : <br />18 bulan <br />2. RENCANA PEMASARAN <br />2.1 Pasar <br />2.1.1 Profil Pelanggan<br />Sasaran pelanggan adalah pemilik kendaraan bermotor yang tentunya mempunyai helm. Namun lebih difokuskan pada para mahasiswa, remaja dan masyarakat umum yang ada di sekitar lokasi.<br /><br />2.1.2 Motivasi membeli pelanggan<br />Adapun yang memotivasi pelanggan untuk memakai jasa ini adalah :<br />• Aspek kualitas yang dijamin sangat memuaskan pelanggan.<br />• Aspek efesiensi waktu yang dapat dipercaya. <br />• Aspek kenyamanan dan keamanan pelanggan<br /><br />2.2 Ukuran pasar <br />2.2.1 Perkiraan jumlah pelanggan dalam wilayah pasar sasaran :<br />Wilayah Pelanggan<br />Kandang Limun 40-50 helm/bulan<br />Rawa makmur 30-40 helm/bulan<br />Talang Kering 25-30 helm/bulan<br />Pematang Gubernur 25-30 helm/bulan<br />Bajak 30-35 helm/bulan<br />Dan lain-lain 50-60 helm/bulan<br /><br />2.2.2 Kecocokan dengan pencapaian pasar dan alasan-alasan lain pemilihan lokasi:<br />• Menurut pemohon lokasi ini sangat strategis. karena selain berada di dekat pusat kota, ramai dilewati dan diapit oleh 2 kampus besar yang ada, yakni UNIB dan UMB sehingga memungkinkan untuk dikunjungi oleh para pelanggan.<br />• Selain itu, pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan pemohon atas peninjauan peluang keuntungan yang akan dicapai dari usaha ini. Karena, hampir setengah atau bahkan lebih dari jumlah mahasiswa Universitas Bengkulu dan UMB memiliki kendaraan bermotor dan helm yang merupakan objek dari usaha ini.<br />• Di lokasi ini juga terdapat banyak pondokan yang hampir 100% dihuni oleh para mahasiswa serta perumahan pegawai yang menjadi objek usaha ini.<br /><br />2.2.3 Pemilihan lokasi akan menyumbang pada strategi pemasaran produk /jasa ini.<br />• Lokasi usaha yang mudah diakses oleh para pelanggan, karena selain berada di dekat pusat kota, ramai dilewati dan diapit oleh 2 kampus besar yang ada, yakni UNIB dan UMB<br />• Lokasi yang dekat dengan kawasan kampus dapat memudahkan pemohon dalam mempromosikan usaha ini.<br />• Lokasi yang nyaman untuk menjadi tempat peraduan pelanggan.<br /><br />2.2.4 Kedekatan dengan fasilitas dan sarana penunjang lain.<br />Kedekatan dengan pusat kota, membuat akses transportasi dan komunikasi berjalan lancar. Jarak dengan pasar utama pun juga tidaklah jauh sehingga memudahkan untuk pembelian bahan dan produksi lebih lancar.<br /><br />2.2.5 Kemungkinan pertumbuhan produk.<br />Kemungkinan pertumbuhan produk yang diharapkan pemohon adalah sekitar 5% per tahunnya, karena selain sebagai usaha sampingan disamping aktivitas kuliah yang sedang dijalankan pemohon, usaha ini juga ditangani langsung oleh pemohon sebagai tahap awal pengaplikasian usaha yang diajukan.<br /><br />2.2.6 Volume penjualan produk /jasa per tahun (direncanakan pada tahun pertama dan kedua).<br />Untuk promosi bulan pertama akan memberikan potongan harga sampai setengahnya, dan menargetkan sekitar 100 helm dalam minggu pertama dan lebih dari 200 pada minggu-minggu berikutnya.<br /><br />2.3 Status bangunan<br />2.3.1 Identifikasi bidang/unit usaha <br />Bangunan terdiri atas sebuah sebuah ruangan untuk pemajangan helm, tempat refarasi dan modifikasi serta tempat untuk mencuci helm. <br />2.3.2 Status bidang/unit usaha yang ada <br />Sewaan<br />2.3.3 Kemungkinan perkembangan bidang/unit usaha <br />5-10% per tahun<br /><br />2.4 Persaiangan <br />2.4.1 Daftar tiga pesaing utama<br />a. Biker Point, Jln. Fatmawati 56B Penurunan Bengkulu<br />b. Bengkulu Motor, Jln s. Prapto no 20 Bengkulu<br />c. Helm reparasi, Jln S. prapto no 209 Bengkulu <br />2.4.2 Uraian posisi pemohon sehubungan dengan adanya pesaing<br />Pesaing yang lain pada umumnya adalah para usahawan yang telah lama bergelut dalam bisnis ini. Namun mereka masih memilki ikatan perrelasian yang cukup baik.<br />2.4.3 Unggulan dalam pesaing<br />a. Lokasi yang lebih strategis<br />b. Modifikasi yang lebih variatif<br />c. Teknologi jasa yang lebih muktahir dan waktu cuci helm yang hanya sejam<br />d. Kupon gratis bagi pelanggan yang melakukan transaksi 7 kali<br /><br />2.5 Strategi pemasaran <br />2.5.1 Daftar pasar sasaran yang paling anda sukai<br />• Kampus Universitas Bengkulu<br />• Kampus Universiras Muhammadiyah Bengkulu<br />• Perumahan pegawai dan pondokan<br /><br /><br />2.5.2 Promosi<br />Pada tahap pengenalan, pemohon tidak akan mematok harga terlalu tinggi. Pemohon akan menawarkan jasa ini di bawah harga pasar dan akan menawarkan kepada teman-teman untuk menggunakan jasa ini dengan tariff yang bersahabat tentunya. Sehingga dengan adanya pelanggan di salah satu pasar, diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan produk di lokasi tersebut.<br />2.5.3 Penentuan Harga : <br />• Air brush helm : Rp. 50.000,-<br />• Cuci helm : Rp. 15.000,-<br />• Ganti lapisan dalam helm (half face) : Rp. 60. 000,-<br />2.5.4 Uraian langkah-langkah yang akan diambil selama 2 bulan pertama kegiatan usaha untuk menarik pelanggan membeli produk/jasa ini.<br />• Pada bulan-bulan pertama saya akan mencoba menawarkan jasa kepada teman-teman sekitar, tentunya pada saat ini saya tidak terlalu mementingkan harga. Prioritas pertama saya adalah menarik simpati dan memperkenalkan produk saya.<br />• Di samping itu saya juga akan menempelkan selebaran-selebaran iklan usaha saya untuk menarik pelanggan lain serta memasang beberapa spanduk di berbagai tempat<br />• Memberikan tarif standar dan belum terlalu mementingkan untung banyak<br />• Mengadakan bazar dan open house di awal bulan kedua bagi masyarakat umum sebagai pengenalan usaha ini.<br /><br />3. Rencana organisasi<br />3.1 Proses produksi<br />3.1.1 Berikan penjelasan rinci mengenai bahan mentah, bahan baku, dan bahan pembantu/penunjang (jika diperlukan) :<br />3.1.2 Berikan penjelasan rinci mengenai mesin dan perlengkapan yang dibutuhkan :<br />• Mesin Cuci & Pengering Helm • Kompresor AZ-101<br />• Shampoo Helm • Sprayer AG-61<br />• Cairan Pengkilat / Glossy • Selang<br />• Parfum Helm. • Cat duko<br />• half face • Lakban<br />• Standing Banner 1 Unit • thinner<br />3.1.3 Uraian mengenai karyawan yang dibutuhkan (jika diperlukan sehubungan dengan manajemen produksi)<br />a. Jenis usaha<br />b. Jumlah karyawan<br />c. Gaji bulanan<br />d. Tanggal dimulai<br />e. Total biaya tahunan<br /><br />3.2 Manajemen usaha<br />3.2.1 Rincian data pribadi orang-orang yang akan bertanggung jawab pada manajemen usaha <br />A. Nama lengkap : Yoza Fitriadi<br />Tempat tinggal : Jln. Pondok Bulat No.30, Kandang Limun, Bengkulu<br />Status keluarga : Belum menikah<br />Jenis kelamin : Laki-laki<br />Tanggal lahir : 26 April 1990<br />Jumlah tanggungan : Rp. 3.000.000<br />Alamat sebelumnya : Jln A. Marzuki no 49 Talang Rimbo Baru, Curup.<br />B. Nama lengkap : Wawin, S.Pd<br />Tempat tinggal : Jln. Pondok Bulat No.30, Kandang Limun, Bengkulu<br />Status keluarga : Belum menikah<br />Jenis kelamin : Laki-laki<br />Tanggal lahir : 22 Maret 1986<br />Jumlah tanggungan : Rp. 3.000.000<br />Alamat sebelumnya : Jln. Sensus No.03, Bidara Cina, Kota Manna, Bengkulu Selatan<br /><br />3.2.2 Uraian mengenai kualifikasi dan keterampilan khusus yang relevan dengan usaha ini<br />a. Keterampilan khusus : Helm wash and preparation<br />Tahun ketika diperoleh : 2007<br />b. Keterampilan khusus : Seni pengecetan metode Airbrush<br />Tahun ketika diperoleh : tahun 2006-2007<br />c. Keterampilan khusus : sablon dan digital printing<br />Tahun ketika diperoleh : tahun 2005-2007<br />3.2.3 Keterampilan yang masih perlu ditingkatkan dan caranya<br />a. Bidang keterampilan : bongkar pasang helm tipe NHK, GM dan sejenis serta mendesain gambar tiga dimensi airbrush helm<br />b. Caranya : mengikuti pelatihan dan belajar dari orang yang berpengalaman<br />3.2.4 Hal yang meryakinkan bahwa manajemen ini akan mengantar pada keberhasilan usaha<br />Untuk tahap awal, pemohon hanya memepekerjakan 2 orang karyawan sehingga tidak terlalu sulit untuk memanajemen usaha ini. Sehingga tindakan ekonomi yang diambil akan sangat menunjang keberhasilan yang diharapkan pemohon. Itu pun diambil dari teman pemohon sendiri sehingga mudah untuk diajak kerjasama. Kemudian pada tahap selanjutnya ketika usaha ini mulai berkembang, baru lah akan merekrut tenaga terampil lainnya untuk membantu jalannya usaha ini. Manajemen usaha juga akan menerapkan prinsip organisasi dan leadership yang telah didapatkan selama berorganisasi di kampus.<br />Manajemen usaha juga dibantu oleh seorang penasihat yang merupakan teman pemohon sendiri sebagai konsultan bisnis dan manajemen dan berbagai rekan bisnis lainnya. Selain itu pemohon yakin bahwa dimana ada kemauan disana ada jalan. Hidup pun bukanlah untuk mengejar kesuksesan namun mengejar kesempurnaan dan kesuksesanlah yang akan mengikuti kita. <br />3.2.5 Penasehat teknis dan usaha yang ingin dimanfaatkan<br />1. Penasihat Teknis<br />a. Nama : Zlatan Santoso, ST, MT<br />b. Alamat : Kompleks perumahan kayu rapuh, Padang harapan, Bengkulu<br />c. Keahlian : spesialis barang elektronik dan otomotif<br />2. Penasihat Usaha<br />a. Nama : Khoirunnisa, SE, MM<br />b. Alamat : Tanah Patah, bengkulu<br />c. Keahlian : Konsultan bisnis dan manajemen<br /><br />3.2.6 Uraian mengenai faktor-faktor yang akan mempengaruhi usaha ini secara negatif dan garis besar tindakan yang akan dimbil untuk mengatasinya<br />Faktor-faktor yang mempengaruhi:<br />• Status pemohon yang merupakan mahasiswa membuat pembagian waktu sulit disesuaikan<br />• Harga bahan baku yang kurang stabil karena prosuk luar<br />Hal-hal yang akan diambil:<br />Akan mempercayakan sebagian waktu usaha pada teman dan sembari menunggu peneyelesaian studi disamping konsultasi dan koordinasi dengan para ahli dan orang yang telah berpengalaman.<br /> <br />4. RENCANA<br />4.1 Uraikan harta yang diperlukan untuk memulai usaha anda.<br />Harta Nilai<br /> Yang dimiliki Yang akan dibeli Total<br />Mesin Cuci & Pengering Helm Rp. 3.000.000 - Rp. 3.000.000<br />Shampoo Helm Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 300.000<br />Cairan Glossy Rp. 150.000 Rp. 200.000 Rp. 350.000<br />Parfum Helm. Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 400.000<br />half face - Rp. 500.000 Rp. 500.000<br />Sprayer Rp. 350.000 Rp. 400.000 Rp. 750.000<br />Kompresor Rp. 2.000.000 - Rp. 2.000.000<br />Slang - Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000<br />Desain Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000<br />Lakban Rp. 100.000 - Rp. 100.000<br />Cat duko Rp. 500.000 Rp. 300.000 Rp. 800.000<br />Thinner Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 300.000<br />Total Rp. 7.200.000 Rp. 4.800.000 Rp12.000.000<br /><br />4.2 Harta dan hutang pribadi<br />Harta Hutang<br />Kas - Rekening yang harus dibayar Rp. 150.000<br />Rekening bank Rp. 8.000.000 Pinjaman pribadi Rp. <br />Tanah - Hutang sewa rumah Rp. 4.000.000<br />Rumah - <br />Perabot pribadi Rp. 3.500.000 <br />Kendaraan Rp. 12.000.000 <br />Lain-lain Rp. 1.000.000 <br />Jumlah Rp. 24.500.000 jumlah Rp. 4.150.000<br />Kekayaan pribadi Rp. 20.000.000 <br /><br />4.3 Kebutuhan pinjaman<br />Jenis Jumlah<br />Kebutuhan investasi modal usaha Rp. 16.150.000<br />Modal sendiri Rp. 8.150.000 <br />Modal lain Rp. …………… <br />Jumlah modal sendiri dan modal lain Rp. 8.150.000<br />Kebutuhan pinjaman Rp. 8.000.000<br />Kemungkinan jangka waktu pinjaman 18 bulan<br />Kemungkinan masa tenggang 22 bulan<br />Angsuran bulanan dengan bunga = 5% <br /><br />4.4 Neraca awal usaha<br />Nama pengusaha : Yoza Fitriadi<br />Alamat : Jln. Pondok Bulat No.50, Kandang Limun.<br />Jenis usaha : Jasa modifikasi dan cuci helm<br />Tanggal neraca : 5 Mei 2010 <br />Debet Kredit<br />Harta lancar Hutang lancar<br />1.kas : Rp. 4.000.000/bulan 1.sewa tempat : Rp. 3.000.000<br />2.sediaan : Rp. 1.500.000 2.listrik : Rp. 150.000<br />3.pihutang : 3. bensin : Rp. 100.000<br />Jumlah Harta Lancar : Rp. 5.500.000 Jumlah Hutang Lancar : Rp. 3.250.000<br /> <br />Harta Tetap Hutang Jangka panjang <br />1.mesin : Rp. 5.000.000 1. pinjaman bank : Rp. 5.000.000<br />2.perkakas : Rp. 4.500.000 2. ………………<br />3.kendaraan : Rp. 12.000.000 Jumlah Hutang jangka Panjang : Rp.8.000.000<br />Jumlah Harta Tetap : Rp.21.500.000 <br />Jumlah Harta : Rp. 27.000.000 Modal Sendiri : Rp. 8.150.000<br /> Jumlah hutang dan modal : Rp. 21.250.000<br /><br />4.5 Biaya kebutuhan pribadi<br />i. Biaya Tetap<br />Sewa rumah Rp. 3.000.000<br />Pinjaman pribadi Rp.<br />Pinjaman bank Rp.<br />Hipotik Rp.<br />Premi asuransi Rp. 300.000<br />Biaya lain Rp. <br />Jumlah Rp. 3.300.000<br /><br />ii. Keperluan Rumah Tangga<br />Jasa umum Rp. 500.000<br />Perbaikan, perawatan Rp. 1.000.000<br />Biaya lain Rp.<br />jumlah Rp. 1.500.000<br /><br />iii. Makanan<br />Di rumah Rp. 3.000.000<br />Di luar rumah Rp. 1.000.000<br />Jumlah Rp. 4.000.000<br /><br />iv. Keperluan Pribadi<br />Pakaian dan sebagainya Rp. 1.000.000<br />pengobatan Rp. 200.000<br />Pendidikan Rp. 5.000.000<br />Bensin/parker Rp. 1.000.000<br />Surat kabar Rp.<br />Hiburan Rp. 1.000.000<br />Biaya lain Rp. 1.000.000<br />Jumlah Rp. 7.200.000<br />Jumlah A+B+C+D Rp. 16.000.000<br /> <br />5. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA<br />5.1 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan <br />3 orang<br />5.2 Cara memperoleh tenaga kerja dan syarat-syaratnya<br />• Memulai dengan mempercayakannya kepada teman sendiri yang dianggap mampu dan kompeten dalam bidang ini<br />• Merekrut tenaga terampil yang ada lewat pemberitahuan lowongan pekerjaan<br />• Mencari mitra usaha yang memiliki keahlian yang mendukung usaha yang sedang dijalankan.<br />• Mitra usaha tersebut bisa saja dari kalangan mahasiswa yang memiliki hobby dan bakat modifikasi helm serta faham akan helm dan perangkatnya<br />5.3 Cara melatih tenaga kerja<br />• Memberikan pelatihan dan training khusus<br />• Mencontohkan cara kerja<br />• Memberikan kesempatan untuk mencoba<br />• Mengevaluasi<br />• Memberikan kepercayaan<br />5.4 Cara mengupah <br />Adapun system penggajiannya dapat disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya. Selain mendapat gaji tetap juga akan diberikan intensif tersendiri untuk setiap helm yang dilayaninya.<br />5.5 Cara memotivasi pekerja<br />• Mengajak mereka untuk menganggap pekerjaan tersebut sebagai penyalur hobby dan bakat, sehingga tidak merasa terbebani.<br />• Memberikan imbalan dan apresiasi yang pantas untuk hasil kerja mereka.<br />• Melakukan prinsip kerjasama, bukan prinsip bawahan dan atasan melainkan kekeluargaan.<br />• Menganggap mereka sebagai mitra bisnis, bukan karyawan. Sehingga mereka lebih bersemangat dan merasakan bahwa mereka juga memiliki usaha tersebut. <br />LAMPIRANYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-5824861327764779922011-01-24T02:35:00.001-08:002011-01-24T02:35:46.027-08:00Tugas Mata kuliah kewirausahaan Rencana Usaha Oleh: Yoza Fitriadi A1F007010Tugas Mata kuliah kewirausahaan<br />Rencana Usaha<br /><br />Oleh:<br />Yoza Fitriadi<br />A1F007010<br /><br />Program Studi Pendidikan Kimia<br />Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan<br />Universitas Bengkulu<br />2010<br /> <br />Rencana Usaha<br /><br />1. Uraian singkat mengenai usaha<br />1.1 Nama Pemohon : Yoza Fitriadi<br />1.2 Alamat Rumah : Jln Ahmad Marzuki no 49 Talang Rimbo Baru Curup, Bengkulu<br />1.3 Jenis usaha : Perusahaan kecil<br />1.4 Uraian Produk/jasa : produk yang ditawarkan adalah berbagai jenis helm dengan berbagai merk dan ukuran, lapisan dalam helm, aksesoris yang berhubungan dengan helm serta Service, modivikasi dan Cuci Helm<br />1.5 Alasan pendirian usaha : Sepeda motor terus berkembang pesat dan tentunya juga mengundang untuk pesanan helm yang terus meningkat. Oleh karena itu harus ada korelasi yang baik antara kesediaan sepeda motor dan helm. Namun saat ini di kota Bengkulu helm-helm yang ada pada umumnya hanya helm standard an masih terlihat kurang lenglap. Di sisi lain bisnis jasa di Indonesia saat ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji, terutama untuk bidang jasa yang memiliki potensi besar dan belum banyak digeluti orang. Salah satunya adalah Cuci Helm (Salon Helm). Dengan pertumbuhan kendaraan roda kendaraan dua atau sepeda motor yang sangat signifikan tiap tahunnya, membuat Bisnis Cuci Helm (Salon Helm) menjadi salah satu usaha yang perlu diperhitungakan. Bisa dikatakan, bisnis cuci helm di Bengkulu merupakan salah satu jenis jasa yang unik, memiliki potensi pasar yang besar dan belum banyak dipasaran yang mempunyai teknologi salon helm ini.<br />1.6 Bentuk Usaha : Jasa dan penyediaan produk<br />1.7 Nama Usaha : Bangkahulu Helm Centre<br />1.8 Alamat Lokasi yang Dipilih : Jln Merpati Raya Rawamakmur permai no 17 Bengkulu<br />1.9 Jumlah pinjaman yang dimohon : <br />Total Rp<br />1.10 Nilai sekuritas : <br />1. Kas Rp<br />2. Harta bersih Rp<br />1.11 Jangka waktu pembayaran : <br /> <br />2. Rencana pemasaran<br />2.1 Pasar :<br />2.1.1 Profil pelanggan: <br />Pelanggan yang menjadi target adalah para pemilik kendaraan bermotor yang sudah tentu memiliki helm. Terkadang mereka bosan dengan helm yang mereka punya, butuh helm yang baru atau juga pengendara sepeda motor yang kehilangan helm. <br />2.1.2 Motivasi membeli pelanggan: <br />pelanggan diharapkan tertarik karena helm adalah kebutuhan wajib bagi pengendara sepeda motor. Tanpa helm mereka dapat ditilang. Ketika mereka telah memilki, terkadang mereka juga membutuhkan modifikasi helm dan juga butuh cuci helm agar tampak kembali baru dan bersih.<br />2.2 Ukuran pasar :<br />2.2.1 Perkiraan jumlah pelanggan dalam wilayah pasar pasaran: <br />20 % pemilik helm di sekitar lokasi<br />2.2.2 Kecocokan dengan pencapaian pasar dan alasan-alasan lain pemilihan lokasi : <br />lokasi yang dipilih sangatlah strategis, karena selain berada di dekat pusat kota, ramai dilewati dan diapit oleh 2 kampus besar yang ada, yakni UNIB dan UMB sehingga memungkinkan untuk dikunjungi oleh para pelanggan.<br />2.2.3 Bagaimana pemilihan lokasi akan menyumbang pada strategi pemasaran produk/jasa anda: <br />dengan lokais ini diharapkan dapat menarik berbagai kalangan yang memilki kendaraan motor untuk mengunjunginya. Baik itu kalangan mahasiswa, pegawai kantoran atau[un masyarakat biasa.<br />2.2.4 Kedekatan dengan fasilitas dan sarana penunjang lain: <br />kedekatan dengan pusat kota, membuat akses transportasi dan komunikasi berjalan lancar. Jarak dengan pasar utama pun juga tidaklah jauh.<br />2.2.5 Volume penjualan produk/jasa per tahun (direncanakan pada tahun pertama dan kedua): <br />untuk promosi bulan pertama akan memberikan potongan harga sampai setengahnya, dan menargetkan sekitar 100 helm dalam minggu pertama dan lebih dari 200 pada minggu-minggu berikutnya. <br />2.3 Status bangunan/ unit usaha<br />2.3.1 Identifikasi bidang/unit usaha<br />Bangunan terdiri atas sebuah sebuah ruangan untuk toko penjualan, tempat refarasi dan modifikasi serta tempat untuk mencuci helm<br />2.3.2 Status bidang/unit usaha yang ada<br />Bangunan bersifat permanen atau hak milik, bukan dari sewa<br />2.3.3 Kemungkinan perkembangan bidang/unit usaha yang ada<br />Usaha dapat dikembangkan dengan mendirikan cabang di tempat lain<br />2.4 Persaingan<br />2.4.1 Daftar tiga pesaing utama<br />a. Biker Point, Jln. Fatmawati 56B Penurunan Bengkulu<br />b. Bengkulu Motor, Jln s. Prapto no 20 Bengkulu<br />c. Helm reparasi, Jln S. prapto no 209 Bengkulu <br />2.4.2 Uraian posisi anda sehubungan dengan adanya pesaing<br />Pesaing yang lain pada umumnya adalah bisnisman yang telah lama berkecimpung. Dan pada umumnya hanya menjual produk saja atau cuci helm saja. Sehingga dalam hal ini rancangan bisnis ini baru<br />2.4.3 Unggulan dalam pesaing<br />Keunggulannya adalah lokasi yang lebih strategis, produk yang lebih lengkap, teknologi jasa yang lebih muktahir dan fasilitas plus yang diberikan kupon bagi cuci helm dan sebagainya<br />2.5 Strategi pemasaran<br />2.5.1 Daftar pasar pasaran yang paling disukai<br /><br />2.5.2 Promosi<br />2.5.3 Penentuan harga<br />2.5.4 Uraian langkah-langkah yang akan diambil selama 2 bulan pertama kegiatan usaha untuk menarik pelanggan membeli produk/jasa anda<br />3. Rencana organisasi<br />3.1 Proses produksi<br />3.1.1 Penjelasan mengenai bahan mentah, bahan baku, dan bahan penunjang<br />3.1.1.1 Sediaan<br />3.1.1.2 Pemasok<br />3.1.1.3 Uraian (jenis / harga)<br />3.1.2 Penjelasan mengenai mesin dan perelengkapan yang dibutuhlan<br />3.1.3 Uraian mengenai karyawan yang dibutuhkan<br />a. Jenis usaha<br />b. Jumlah karyawan<br />c. Gaji bulanan<br />d. Tanggal bulanan<br />e. Total biaya tahunan<br />3.2 Manajemen usaha<br />3.2.1 Rincian data pribadi orang-orang yang akan bertanggung jawab pada manajemen usaha<br />1. nama lengkap :<br />Tempat tinggal :<br />Status keluarga :<br />Jenis kelamin :<br />Tanggal lahir :<br />Jumlah tanggungan :<br />Alamat sebelumnya :<br /><br />2. nama lengkap :<br />Tempat tinggal :<br />Status keluarga :<br />Jenis kelamin :<br />Tanggal lahir :<br />Jumlah tanggungan :<br />Alamat sebelumnya :<br />3.2.2 Uraian mengenai kualifikasi dan keterampilan khusus yag relevan dengan usaha<br />a. Keterampilan khusus<br />b. Tahun ketika diperoleh<br />3.2.3 Riwayat pekerjaan<br />a. Masa kerja<br />b. Boss/majikan<br />c. Uraian pekerjaan<br />d. Alasan keluar<br />3.2.4 Keterampilan yang perlu ditingkatkan dan caranya<br />a. Bidang keterampilan<br />b. Cara<br />3.2.5 Hal yang meyakiankan bahwa manajemen anda akan menghantar pada keberhasilan usaha<br />3.2.6 Penasihat teknis dan usaha yang ingin dimanfaatkan<br />a. Nama <br />b. Alamat<br />c. Keahlian<br />3.2.7 Uraian factor-faktor yang akan mempengaruhi usaha secara negative dan garis besar tindakan yang akan diambil<br />4. Rencana <br />4.1 uraian harta yang diperlukan untuk memulai usaha<br />Harta Nilai<br /> Yang dimiliki Yang akan dibeli total<br />1. Rp Rp Rp<br />2 Rp Rp Rp<br />3. Rp Rp Rp<br />4. Rp Rp Rp<br />5. Rp Rp Rp<br />6. Rp Rp Rp<br />7. Rp Rp Rp<br />8. Rp Rp Rp<br />9. Rp Rp Rp<br />Total Rp Rp Rp<br />Modal Awal yang dibutuhkan<br />4.2 Harta dan utang pribadi<br />Harta Utang <br />Kas Rp Rekening yang masih harus dibayar Rp<br />Rekening bank Rp Pinjaman pribadi Rp<br />Tanah Rp Uang sewa rumah Rp<br />Rumah Rp Lain-lain Rp<br />Bangunan lain Rp <br />Praobot dan efek pribadi Rp <br />Hewan ternak Rp <br />Kendaraan Rp <br />Lain-lain Rp <br />Jumlah Rp jumlah Rp<br />Kekayaan pribadi Rp <br /><br />4.3 kebutuhan pinjaman<br />Jenis Jumlah<br />Kebutuhan investasi modal usaha <br />Modal sendiri Rp<br />Modal lain Rp <br />Jumlah modal sendiri dan modal lain <br />Kebutuhan pinjaman <br />Kemungiknan jangkja waktu pinjaman <br />Kemungkinan masa tenggang <br />Angsuran bulanan dengan bunga % <br /><br />Nilai dan bentuk jaminan pinjaman<br />Bentuk jaminan Nilai (Rp) keterangan<br /> <br /> <br /> <br />Jumlah <br /><br />4.4 Neraca Awal Usaha<br />Nama Perusahaan :<br />Alamat :<br />Jenis Usaha :<br />Tanggal Neraca :<br /><br />Debet Kredit<br />Harta lancar Utang Lancar<br />1. Kas 1. <br />2. Sediaan 2.<br />3. Piutang 3.<br />4. 4.<br />Jumlah harta lancar : Jumlah Utang Lancar :<br />Harta tetap Utang jangka panjang<br />1. tanah :<br />2. bangunan<br />3. mesin<br />4. perkakas<br />5. kendaraan 1.<br />2. <br />Jumlah harta tetap : Jumlah utang Jangka panjang :<br /> Modal Sendiri<br />Jumlah harta : Jumlah hutang dan modal<br /><br />4.5 Biaya Kebutuhan Pribadi<br />a. Biaya Tetap<br />1. Sewa gedung/rumah Rp<br />2. Pinjaman pribadi Rp<br />3. Pinjaman bank Rp<br />4. Hipotik Rp<br />5. Premi asuransi Rp<br />6. Biaya lain-lain Rp<br />Jumlah Rp<br /><br />b. Keperluan Rumah Tangga<br />1. Jasa umum Rp<br />2. Perbaikan, perawatan Rp<br />3. Biaya lain-lain Rp<br />Jumlah Rp<br /><br />c. Makanan <br />1. Di rumah Rp<br />2. Di luar rumah Rp<br />Jumlah Rp<br /><br />d. Keperluan pribadi<br />1. Pakaian dan sebagainya Rp<br />2. Pengobatan Rp<br />3. Pendidikan Rp<br />4. Bensin/parkir Rp<br />5. Surat kabar Rp<br />6. Hiburan Rp<br />7. Biaya lain-lain Rp<br />Jumlah Rp<br />Jumlah A+B+C+D Rp<br /><br />5. Manajemen sumber daya manusia<br />5.1 Jumlah tenaga kerja (seluruhnya) yang dibutuhkan)<br />5.2 Cara memperoleh tenaga kerja dan syarat-syaratnya<br />5.3 Cara melatih tenaga kerja<br />5.4 Cara mengupah/menggaji<br />5.5 Cara memotivasi pekerjaYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-40995587715512106622011-01-24T02:33:00.000-08:002011-01-24T02:34:40.678-08:00LAPORAN Kegiatan Entreprenuer’s days “sate pisang” Yoza FitriadiLAPORAN Kegiatan <br />Entreprenuer’s days<br />“sate pisang”<br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />OLEH: <br /><br />BUDIMAN (A1F007003)<br />DEVI MEIRIANI (A1F007004)<br />YOZA FITRIADI (A1F007010)<br />IDA AYU MAYANG SARI (A1F007020)<br />LENI MARLINA (A1F007025)<br />NIDYA IFTITAH HAYATI (A1F007027)<br />PEBLEGI ZURYATIN (A1F007028)<br />RIDHA MEIFRIDA (A1F007031)<br />SILVIA SYEPTIANI (A1F007036)<br />ZAFARUDDIN (A1F0060<br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />INVERSITAS BENGKULU<br />2010<br /><br /> <br />LAPORAN KEGIATAN<br />ENTREPRENUER’S DAYS<br />“SATE PISANG”<br /><br />A. Latar Belakang Kegiatan<br />Entreprenuer’s Days merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh bagian MKU UNIB dan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran mahasisiwa dalam berwirausaha. Kegiatan ini telah dilakukan oleh UNIB beberapa kali dan tahun ini telah memasuki tahun yang ke sekian. Ajang ini juga dimaksudkan untuk meninjau sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmunya dalam berwirausaha sekaligus tempat untuk menempa diria dalam berkarir.<br /> Selain itu kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah kewirausahaan. Dewasa ini mata kuliah yang juga merupakan salah satu mata kuliah wajib universitas ini menerapkan ajang entreprenuer’s days ini sebagai bagian dari aplikasi mata kuliah ini. Mata kuliah yang menerapkan sistem SKS 1-1 ini mengharuskan mahasisiwa untuk praktikum langsung ke lapangan atas apa yang telah mereka peroleh selama mengambil mata kuliah kewirausahaan. Sehingga diharapkan teori-teori, bisnis plan dan konsep dalam berwirausaha yang telah didapat oleh mahasiswa dapat langsung diaplikasikan dalam dunia nyata dan diharapkan dapat menjadi modal berharga para mahasiswa setelah tamat dari bangku perguruan tinggi dalam memasuki dunia wirausaha.<br /> Di sisi lain Pisang yang merupakan suatu komoditi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, termasuk di Bengkulu dan sekitarnya. Pisang merupakan tanaman yang mudah dijumpai dan ditemukan di berbagai tempat. Dengan mudahnya komoditi ini dapat ditemukan di berbagai tempat dengan harga yang relatif murah dan variasu jenis yang beragam. Setiap daerah memilki komoditi unggulan mulai dari pisang Ambon khas Curup, Pisang batu khas kepahiang dan sebagainya. <br /> Pisang merupakan salah satu tanaman yang memilki multifungsi dan multikhasiat. Mulai dari buahnya yang dijadikan sebagai sumber makanan, daunnya yang digunakan sebagai pembungkus makan dan obat hingga batangnya yang digunakan sebagai kerajinan tangan dan sebagainya.<br />Selain harganya yang relatif terjangkau oleh masyarakat, pisang juga merupakan sumber makanan yang banyak mengandung nilai gizi dan vitamin yang luar biasa. Unsur utama penyusunnya yang merupakan bagian dari amilum yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat dan sumber energi juga didukung oleh nilai-nilai vitamin yang banyak terkandung di dalamnya. Di pisang juga terdapat sejumlah protein yang cukup tinggi serta kaya akan zat besi dan Vitamin-vitamin seperti vitamin C, vitamin A dan sebagainya. Bau nya yang harum karena mengandung senyawa fitokimia juga menjadi daya tarik tersendiri panganan ini.<br /> Sehingga tidak heran bahwa panganan ini banyak digandrungi oleh masyarakat. Mulai dari memakan langsung pada saat setelah makan utama maupun menu utama sarapan. Selain itu pisang juga mulai diolah menjadi berbagai makanan yang menimbulkan cita rasa yang luar biasa. Mulai dari diolah menjadi oncom, pisang goreng hingga dibuat semacam lemper dan sebagainya. Bahkan di beberapa tempat pisang juga mulai diolah menjadi salai dan isian di roti dan biskuit.<br /> Salah satu olahan dari pisang yang dapat dilakukan adalah mengolahnya menjadi sate pisang. Panganan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Namun sangat jarang sekali ditemukan di kota Bengkulu. Panganan ini hanya ditemukan dan dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu saja, misalnya di Kota Curup, Lubuk Linggau dan sejenisnya. Rasanya yang unik dengan perpaduan berbagai rasa ditambah dengan bentuknya yang berbeda dengan biasanya membuat panganan ini dirasa cukup prospek dilakukan dan dikembangkan. <br /> Sate pisang itu sendiri merupakan suatu olahan pangan dari pisang yang diolah sedemikian rupa menyerupai sate dan ditusuk menjadi beberapa bagian dan dikemas dan disajikan dengan berbagai rasa, mulai dari keju, mesis hingga variasi selai buah. Rasanya yang bervariasi karena merupakan kombinasi berbagi rasa membuat makanan ini menjadi salah satu tujuan wisata kuliner yang cukup prospektif.<br /> Sehingga dengan adanya kegiatan Entreprenuer’s Days yang digaga oleh MKU UNIB dan mata bagian dari mata kuliah kewirausahaan UNIB maka kami merasa perlu untuk menjadikan panganan sate pisang ini pada kegiatan ini. Selain mengandalkan bentuknya yang unik didukung pula denga rasanya yang lezat maka diharapkan dapat memberikan warna tersendiri pada kegiatan entreprenuers days dan memberikan pilihan baru bagi para konsumen yang mengunjungi stand Entreprenuers days ini. <br />B. Nama Kegiatan<br />“Entreprenuer’s Days with Sate Pisang”<br /><br />C. Tujuan Kegiatan<br />• Untuk meningkatkan kemampuan dan skill mahasiswa dalam berwirausaha<br />• Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam mata kuliah kewirausahaan<br />• Untuk memeriahkan kegiatan entreprenuer’s Days Unib<br />• Untuk mengenalkan Sate pisang pada masyarakat luas<br /><br />D. Waktu dan Tempat Kegiatan<br />Kegiatan ini dilangsungkan pada:<br /> Hari/tanggal : Jumat-Minggu, 21-23 Mei 2010<br /> Waktu : 08.00 WIB- Sampai dengan selesai<br />Tempat : Stand Entreprenuers’ Days UNIB, Jalan Pintu Batu, dekat Masjid Jamik Bengkulu<br /><br />E. Pelaksanaan Kegiatan Entreprenuers Days<br />1. Proses pembuatan Sate pisang<br />Untuk membuat sate pisang ini tidaklah rumit, hanya membutuhkan bahan dan menggunakan beberapa alat dan memerlukan modal yang tidak begitu besar. Proses pengolahannya pun tidak begitu rumit.<br />a. Alat dan Bahan<br />Alat<br />• Kompor Gas<br />• Teflon Penggorengan<br />• Sendok penggorengan<br />• Piring dan mangkok<br />• Sendok <br />• Pengoles mentega dan selai<br />• Serbet<br />• Pisau <br />Bahan<br />• Pisang batu<br />• Selai strawberri<br />• Mentega <br />• Mesis ceres<br />• Keju<br />• Tepung Terigu<br />• Vanili<br />• Gula<br />• Kertas mika<br />• Gas<br />• Korek api<br />• Tusuk sate<br />• Air<br />• Kantong plastik<br />• Garam<br />• Minyak goreng <br />b. Proses Pembuatan<br />1. Adonan pisang terlebih dahulu dibuat dengan mencampurkan tepung terigu ke dalam sejumlah air dan diberi sedikit garam dan gula serta vanili untuk mengharumkan adonan<br />2. Di sisi lain pisang batu dikupas dari kulitnya dan diiris menjadi beberapa potong dan ditusuk ke tusuk sate<br />3. Pisang yang telah diletakkan ke tusuk sate tersebut kemudian dicelupkan ke dalam adonan, didiamkan beberapa saat hingga bahannya meresap dan merata ke semua pisang<br />4. Setelah selesai sate pisang tadi kemudian dimasukkan ke dalam wajan yang berisi minyak goreng yang telah panas dan digoreng dengan api sedang dan tidak teralu besar.<br />5. Setelah warna telah agak coklat sate pisang diangkat, ditiriskan dan langsung dioleskan mentega saat masih panas. Hal ini dimaksudkn agar mentega dapat cepat mencair dan meresap ke sate pisang<br />6. Kemudian sate pisang tadi dilumuri dengan tambahan sesuai selera. Mulai dari mesis ceres, keju daan selai buah. Banyaknya tambahan dapat disesuaikan dengan selera<br />7. Kemudian sate pisang ini diletakkan ke dalam kertas mika dan dikemas sedemikian rupa dan siap dijual<br /><br />2. Gambaran Pemasaran Selama Berlangsungnya Kegiatan<br />a. Profil Pelanggan <br />Pelanggan yang diharapkan adalah berasal dari para pengunjung stand Entreprenuer’s day Unib di Pintu Batu. Pelanggan ini terdiri dari kalangan masyarakat luas yang datang, para pengemudi kendaraan bermotor yang sedang kebetulan melewati lokasi, para mahasiswa UNIHAZ yang baru saja pulang kuliah, para dosen ynag berkunjung, mahasiswa lain yang juga sesama penjaga stand serta semua elemen masyarakat yang berkunjung ke stand ini. <br /><br />b. Motivasi Membeli Pelanggan dan Keunggulan Produk<br />Sate pisang merupakan panganan yang langka dan jarang dijumpai di Bengkulu. Rasanya yang lezat dengan berbagai rasa juga didukung dengan sifatnya yang mengenyangkan. Kandungan karbohidrat dan protein yang tertera di dalamnya menambah daya plus panganan ini. Selain itu bentuknya yang unik juga menjadi daya tarik tersendiri bari para konsumen. Dan yang cukup penting harganya yang cukup murah hanya Rp. 1.000 per tusuk membuat para pelanggan tidak perlu berfikir lama untuk membelinya.<br /><br />c. Penentuan Harga<br />Setelah dikalkulasikan dana yang terpakai dengan perkiraan pendapatan yang didapat maka ditentukan haraga per tusuknya adalah Rp. 1.000 per tusuk untuk semua rasa.<br /><br /><br /><br /><br />d. Pemasaran Produk<br />Sate pisang ini awalnya hanya dijajakan saja di stand yang telah disediakan, sesekali dijajakan ke tepi jalan kepada pengemudi yang lewat serta dipromosikan kepada para calon konsumen lain. Selain itu juga dilakukan upaya saling beli produk dengan penjual makanan lain di sekitar stand kami. Jadi terjadi simbiosis mutualisme disini.<br /><br />e. Transaksi Jual Beli<br />Total produksi sate pisang yang diproduksi pada kegiatan ini adalah 147 tusuk. Dengan rician 80 tusuk di hari kedua dan 87 tusuk di hari ketiga. Produksi yang dilakukan relatif sedikit karena mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari waktu, pemasaran dan sebagainya.<br /> Di hari pertama tidak dilakukan proses produksi karena masih dalam rangka acara pembukaan kegiatan dan persiapan. Di hari kedua diproduksi sebanyak 69 tusuk dan dijajakan semuanya pada hari H dan 11 tusuk lagi merupakan uji coba dan dicicip sendiri oleh penjaja serta dipromosikan kepada teman-teman yang lain. Sedangkan di hari ketiga diproduksi sebanyak 87 tusuk dan dijual sebanyak 78 tusuk dan 9 tusuk lainnya dibagikan kepada petugas kebersihan untuk diinfaqkan. <br />Total pengeluaran untuk membeli bahan, pendaftaran kegiatan dan persiapan lainnya yang berjumlah Rp. 128.400. Sedangkan total pendapatan yang masuk adalah Rp. 69.000 untuk hari kedua dan Rp. 78.000 di hari ketiga, sehingga total pendapatan adalah Rp. 147.000. Jika dikalkulasikan dengan rumus pendapatan dikurangi dengan pengeluaran didapat laba bersih sebesar Rp. 24.600 dengan rincian<br />Laba Bersih : Penadapatan – penegeluaran<br /> = Rp. 147.000 – Rp. 128.400<br /> = Rp. 24.600<br /> <br />f. Kendala Pelaksanaan Kegiatan<br /> Waktu yang molor sehingga menghambat proses produksi barang<br /> Tempat yang kurang nyaman, stand yang sempit serta terletak persis di tepi jalan, sehingga menyebabkan debu berterbangan ke makanan dan mengganggu ketenangan mahasiswa<br /> Bisingnya tempat kegiatan yang datang dari kendaraan yang lalu lalang dan band yang ada<br /><br />F. Evaluasi<br />Secara keseluruhan kegiatan ini berlangsung lancar dan sukses. Hanya saja waktu pelaksanaan yang sempat tertunda sehingga mengubah jadwal produksi dan sebagainya. Secara kualitatif pemasaran sate pisang ini berlangsung sukses dan mendatangkan laba bersih bagi produsen. Walaupun nilainya yang tidak begitu bersar, namun jauh lebih penting dari itu kami para mahasiswa telah mampu untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama mata kuliah kewirausahaan dengan baik. Business plan yang matang didukung pula dengan konsep yang terencana plus eksekusi di lapangan yang terkoordinir menandakan berhasilnya kegiatan yang dilakukan.<br />Jika dipresentasekan keuntungan yang diperoleh mencapai 20% dari pengeluaran yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa telah dapat melakukan penentuan harga yang tepat, promosi barang dengan baik dan pemasaran yang baik. serta analisis produksi yang dilakukan juga sukses hingga barang yang ditawarkan laku keras di pasaran.<br />Memang keuntungan yang diperoleh tidaklah besar jika dibandingkan dengan usaha keras dari tiap anggota keolompok mulai dari dana, tenaga dan fikiran yang telah diberikan. Tapi paling tidak kami telah menunjukkan bahwa apa yang telah kami dapatkan dari kuliah kewirausahaan selama ini bukanlah hal yang sia-sia dan semoga dapat bermanfaat di kemudian hari.<br /> <br />G. Rekomendasi dan Saran<br /> Perlunya kesiapan serius dari para panitia pelaksana kegiatan Entreprenuer’s Days dari pihak Unib, mulai dari kesiapan waktu, tempat dan sebagainya, sehingga mudah dilakukan pemasaran yang maksimal<br /> Perlunya pemberitahuan jauh-jauh hari kepada para mahasiswa sehingga dapat menjadiakn mahasiswa mempunyai waktu yang lebih panjang dalam mengkonsep kegiatan<br /> Kegiatan ini berdampak positif bagi para mahasiswa sehingga butuh kegiatan yang berkesinambungan dan teroganisir.<br /><br />H. Penutup<br />Secara keseluruhan kegiatan ini sangat berguna bagai para mahasiswa sebagai bekal mereka setalah selesai dari bangku perkuliahan. Selain itu juga menjadi ajang untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengambil mata kuliah kewirausahaan. <br />Selain itu sate pisang yang dijajakan ternyata menjadi prospek bisnis yang menjanjikan dan perlu untuk dikembangkan. Rasanya yang lezat dan bergizi serta bentuknya yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Selain itu harganya yang terjangkau menjadi daya plus tersendiri. Dari kegiatan yang dilakukan terbukti bahwa sate pisang ini dapat mendatangkan laba dan keuntungan sehingga layak untuk dikembangkan.<br />Terakhir ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah kewirausahaan, bapak Ir. M. Nurung, MP yang telah membimbing kami sehingga menjadi pelajaran berharga dalam mengaplikasikannya langsung dalam kegiatan enterprenuer’s days ini khususnya dan insya Allah di dunia kewirausahaan lain di masa yang akan datang.<br /> Bengkulu, 24 Mei 2010<br /><br /><br /><br />Penulis<br /><br /> <br />LAMPIRAN KEUANGAN<br /><br />Pengeluaran<br />17 Mei 2010<br />• Pendaftaran : Rp. 15.000<br />21 Mei 2010<br />• Minyak Bimoli 1 Liter : Rp. 10.000<br />• Plastic asoy 1 pak : Rp. 6.000<br />• Cheddar Kraft 1 bungkus : Rp. 16.000<br />• Blue band 1 bungkus : Rp. 4.800<br />• Mika 20 lembar : Rp. 4.000<br />• Tepung terigu 0.5 Kg : Rp. 4.000<br />• Mesis ceres 0,25 Kg : Rp. 2.000<br />• Tusuk sate 1 ons : Rp. 2.000<br />• Selai 0,25 Kg : Rp. 3.000<br />• Pisang : Rp. 16.000<br />Total : Rp. 69.300<br />22 mei 2010<br />• Meses ceres 0,25 kg : Rp. 4.000<br />• Tusuk sate 0,25 kg : Rp. 1.000<br />• Mika 10 lembar : Rp. 2.000<br />• Tepung terigu : Rp. 3.500<br />• Pisang 2 sisir : Rp.10.000<br />Total : Rp. 20.500<br />23 Mei 2010<br />• Pisang 1 sisir : Rp. 4.000<br />• Mika 10 buah : Rp. 2.000<br />• Mika 5 Buah : Ep. 2.000<br />• Blue band : Rp. 4.600<br />• Minyak tanah : Rp. 5.000<br />Total : rp. 17.600<br />Total pengeluaran : Rp. 126.400<br /><br />Pendapatan<br />22 Mei 2010<br />• 69 tusuk sate pisang x @ Rp. 1.000 : rp. 69.000<br />• 11 tusuk sate pisang percobaan<br /><br />23 Mei 2010<br />• 78 tusuk sate pisang x @ Rp. 1.000 : Rp. 78.000<br />• 9 tusuk untuk ibu-ibu kebersihan<br />Total Pendapatan : Rp. 147.000<br /><br />Laba Bersih : Pendapatan – penegeluaran<br />= Rp. 147.000 – Rp. 128.400<br />= Rp. 24.600<br /> <br />LAMPIRAN PHOTO KEGIATAN<br />Bahan utama<br /><br />PISANG BATU<br /> <br />1. Proses pembuatan<br /><br />PENYIAPAN SATE PISANG DAN PENGADONAN BAHAN<br /> <br /><br />PROSES PENGGORENGAN SATE PISANG<br /> <br />PENGOLESAN MENTEGA, PELUMURAN MESIS CERES DAN PENGEMASAN<br /> <br />SATE PISANG SIAP SAJI DAN PENJAJAAN PRODUK SIAP JUAL<br /> <br />KELOMPOK PENJAJA SATE PISANG<br /><br /><br /> <br />PARA PELANGGAN DAN EKSPRESI KEPUASANYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-42676812201158685582011-01-24T02:32:00.002-08:002011-01-24T02:33:38.174-08:00LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN “Uji Boraks dalam Suatu Bahan” Oleh : Yoza Fitriadi A1F007010LAPORAN PENELITIAN<br />PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN<br /><br />“Uji Boraks dalam Suatu Bahan”<br /><br /> <br /><br />Oleh :<br /><br />Yoza Fitriadi<br />A1F007010<br /><br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN <br />UNIVERSITAS BENGKULU <br />2009<br /><br />1. Tujuan<br /><br />1. Dapat menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi boraks<br />2. Dapat menyebutkan reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi boraks<br />3. Dapat menerangkan langkah-langkah kerja dalam menganalisa kadar boraks suatu bahan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />11. Landasan Teori<br /><br /> Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa. <br />Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.<br />Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki beberapa karakteristik:<br />• Warna adalah putih jernih<br />• Kilau seperti kaca<br />• Kristal transparan (tembus cahaya)<br />• System hablur adalah monoklin<br />• Perpecahan sempurna di satu arah<br />• Warna lapisan putih<br />• Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam borat.<br />Manfaat boraks <br />Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.<br />Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar. Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. <br />Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:<br />a. Tanda dan gejala akut<br />Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat)<br />b. Tanda dan gejala kronis<br />Nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, gangguan SSP, bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.<br />Cirri-ciri makanan mengandung boraks:<br />Bakso :<br />• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks<br />• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula<br />• Tahan lama dan awet beberapa hari.<br />• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian baik di pinggir maupun di tengah.<br />• Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul.<br />• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel.<br />Gula merah:<br />• Sangat keras dan susah dibelah<br />• Terlihat butiran mengkilap di bagian dalam<br /><br />Lontong:<br />• Teksturnya sangat kenyal<br />• Dapat memberikan rasa getir<br />Kerupuk: <br />• Teksturnya sangat renyah <br />• Dapat memberikan rasa getir<br />Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet. <br /><br /><br /><br /><br /><br />111. Pelaksanaan Percobaan<br /><br />3.2 Alat dan Bahan<br /><br />3.2.1 Alat Percobaan <br /><br />• Klem dan statif<br />• Labu Erlenmeyer<br />• Labu destilasi<br />• Kaki tiga<br />• Kondensor<br />• Selang<br />• Penangas air<br /><br />• Lampu spirtus<br />• Timbangan analitik<br />• Tabung reaksi<br />• Rak tabung reaksi<br />• Batang pengaduk<br />• Pipet tetes<br />• Spektronik <br /> <br /><br />3.1.2 Bahan Percobaan<br /> <br /><br /><br />• Mie Basah<br />• Bakso<br />• HCl 4 N<br />• Aquades<br />• MeOH<br />• EtOH<br />• Larutan kurkumin<br /><br /><br /><br /><br />3.2 Langkah Kerja<br /><br />Penentuan kadar boraks dalam suatu bahan<br />1. Dimasukkan 20 gram larutan bahan ke dalam labu erlenmeyer ditambahkan 60 ml aquades panas dan dihaluskan (diblender).<br />2. Dimasukkan dalam campuran 4 ml HCl 4 N dan dipanaskan di atas pengangas air selama 5 menit. Sambil diaduk kemudian disaring, sisa saringan dicuci dengan air panas dan digabungkan. <br />3. Filtrate dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dencerkan dengan aquades sampai tanda batas.<br />4. Diambil 25 ml dan ditambahkan 37,5 ml meoh dan didestilasi pada suhu 850c selama 1,5 jam. Setelah itu didinginkan dan ditambahkan larutan kurkumin dan dipanaskan pada suhu 550c hingga kering. Kemudian ditambahkan etoh dalam labu ukur 25 ml. Larutan ini diukur serapannya menggunakan spektronik menggunakan panjang gelombang 532,4 nm.<br />5. Kadar boraks dalam sample dapat dihitung berdasarkan kurva kalibrasi yang dibuat dari larutan standar boraks. Bedasarkan regresi linier kurva kalibrasi dan factor pengenceran dapat dihitung kadar boraks:<br /><br /> K. Abs + B.FP x 1000<br />Kadar boraks (ppm) = <br /> gram contoh<br />K = slope<br />Abs = absorbansi<br />B = intersep<br />FP = factor pengenceran<br /><br /><br /><br /><br />IV. HASIL DAN PEMBAHASAN<br /><br />4.1 Hasil Percobaan<br />Penentuan kadar boraks dalam suatu bahan<br />Sample %T A<br />Bakso <br />Mie basah<br /> 99,2 %<br />94,4 % 0,004<br />0,025<br /> <br /><br />4.2 Perhitungan Penentuan kadar boraks dalam suatu bahan<br /><br />Nilai absorbansi <br />1. Bakso<br />A = 2 – log % T<br />A = 2 – log 99,2<br />A = 2- 1,996 = 0,004<br />2. Mie Basah<br />A = 2 – log % T<br />A = 2 – log 94,4<br />A = 2 – 1,975 = 0,025<br /><br />4.2 Pembahasan<br /><br />Pada percobaan ini diidentifikasi senyawa borak dalam suatu bahan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan borak dalam sutu bahan. Dimana borak dalam makanan dapat diidentifikasi dengan mengamati sifat fisik dan kimianya. Pada percobaan ini sampelnya yang digunakan adalah mie basah dan bakso yang mana biasanya dalam sampel tersebut sering mangandung borak untuk mengenyalkan dan mempertahankan tekstur dari sampel tersebut. Bakso dan mie yang biasanya mengandung borak biasanya tidak tercium aroma yang khas dari kedua makanan tersebut. Bila ditekan terasa kenyal seperti karet , bewarna abu abu terang ( bakso ) dan dapat dipantulkan. Semakin banyak kandungan borak dalam suatu makanan semakin nampak fisik nya, secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan kertas tumerik ataupun pengukuran absorbannya.<br /><br />Pada percobaan ini ditentukan kadar borak dalam suatu sampel dengan pengukuran absorbannya.Dari hasil percobaan tersebut diperoleh data absorbanya yaitu 0,025 ( untuk mie basah ) dan 0,004 ( untuk bakso ). Absorbsi menyatakan bahwa penyerapan oleh padatan atau cairan yang berlasung, atau penyerapan cahaya oleh bahan yang dilewati oleh benda itu. Artinya bahwa kandungan borak dalam suatu sampel tersebut sangat sedikit atau bahkan tidak ada ini terlihat dari nilai absorban yang sangat kecil. Namun untuk lebih pasti berapa jumlah borak dalam suatu sampel tersebutperlu dilakukan perhitungan kadar borak dalam suatu sampel dengan rumus sebagai berikit ;<br /> K. Abs + B.FP x 1000<br />Kadar boraks (ppm) = <br /> gram contoh<br />K = slope<br />Abs = absorbansi<br />B = intersep<br />FP = factor pengenceran<br /><br />Tetapi dalam percobaan ini perhitungan untuk kadar borak tidak dilaksanakan karena penentuan untuk larutan standar tidak dilakukan sehingga slope dan interseptnya tidak ada.<br /><br />Dari hasil percobaan dapat diketahui ciri-ciri makanan mengandung boraks:<br />Bakso :<br />• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks<br />• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula<br />• Tahan lama dan awet beberapa hari.<br />• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian baik di pinggir maupun di tengah.<br />• Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul.<br />• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel.<br />Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. <br />Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet. <br /><br /><br /><br />V. KESIMPULAN DAN SARAN<br /><br />5.1 Kesimpulan<br /><br />1. Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida serta asam borat<br /><br />2. Alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi boraks adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes.<br /><br />3. Reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi boraks adalah larutan kurkumin. <br /><br />4. Langkah-langkah kerja dalam menganalisa kadar boraks suatu bahan adalah Dimasukkan 20 gram larutan bahan ke dalam labu erlenmeyer ditambahkan 60 ml aquades panas dan dihaluskan (diblender). Dimasukkan dalam campuran 4 ml HCl 4 N dan dipanaskan di atas pengangas air selama 5 menit. Sambil diaduk kemudian disaring, sisa saringan dicuci dengan air panas dan digabungkan. Filtrate dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Diambil 25 ml dan ditambahkan 37,5 ml MeOH dan didestilasi pada suhu 850c selama 1,5 jam. Setelah itu didinginkan dan ditambahkan larutan kurkumin dan dipanaskan pada suhu 550c hingga kering. Kemudian ditambahkan EtOH dalam labu ukur 25 ml. Larutan ini diukur serapannya menggunakan spektronik menggunakan panjang gelombang 532,4 nm. Kadar boraks dalam sample dapat dihitung berdasarkan kurva kalibrasi yang dibuat dari larutan standar boraks. Bedasarkan regresi linier kurva kalibrasi dan factor pengenceran dapat dihitung kadar boraks:<br /> <br /> K. Abs + B.FP x 1000<br />Kadar boraks (ppm) = <br /> gram contoh<br />K = slope<br />Abs = absorbansi<br />B = intersep<br />FP = factor pengenceran<br /><br />5.2 Saran<br /><br />Pada proses penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan sebaiknya diberitakan informasinya secara jelas, sehingga asal bahan dan kemungkinan informasi yang berguna bagi pembaca, dan tidak menimbulkan salah persepsi mengenai jenis sampel yang diujikan, tidak semua sampel sejenis mengandung boraks. Selain itu perlu dilakukan juga pemberian boraks oleh praktikan sendiri, sebelum kita mengamati residu yang ditinggalkan sehingga kita dapat mengetahui bahan pangan mana yang banyak atau tidak menyerap boraks secara menyeluruh.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />VI. Jawaban Pertanyaan<br /><br />1. Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi adanya borak dalam suatu sampel.<br /><br />Jawaban<br /><br />Identifikasi borak dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:<br />1. Reaksi identifikasi borak<br />a. Dimasukan larutan bahan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes larutan kurkumin<br />b. Diamati perubahan warna yang terjadi untukmengetahui adanya borak dalam sampel.<br /><br />2. Penentuan kadar borak dalam suatu sampel<br /><br />1. Dimasukkan 20 gram larutan bahan ke dalam labu erlenmeyer ditambahkan 60 ml aquades panas dan dihaluskan (diblender).<br />2. Dimasukkan dalam campuran 4 ml HCl 4 N dan dipanaskan di atas pengangas air selama 5 menit. Sambil diaduk kemudian disaring, sisa saringan dicuci dengan air panas dan digabungkan. <br /><br />3. Filtrate dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dencerkan dengan aquades sampai tanda batas.<br />4. Diambil 25 ml dan ditambahkan 37,5 ml meoh dan didestilasi pada suhu 850c selama 1,5 jam. Setelah itu didinginkan dan ditambahkan larutan kurkumin dan dipanaskan pada suhu 550c hingga kering. Kemudian ditambahkan etoh dalam labu ukur 25 ml. Larutan ini diukur serapannya menggunakan spektronik menggunakan panjang gelombang 532,4 nm.<br />5. Kadar boraks dalam sample dapat dihitung berdasarkan kurva kalibrasi yang dibuat dari larutan standar boraks. Bedasarkan regresi linier kurva kalibrasi dan factor pengenceran dapat dihitung kadar boraks:<br /> K. Abs + B.FP x 1000<br />Kadar boraks (ppm) = <br /> gram contoh<br />Tetapi dalam percobaan ini perhitungan untuk kadar borak tidak dilaksanakan karena penentuan untuk larutan standar tidak dilakukan sehingga slope dan interseptnya tidak ada.<br /><br />Dari hasil percobaan dapat diketahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks:<br />Bakso :<br />• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks<br />• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula<br />• Tahan lama dan awet beberapa hari.<br />• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian baik di pinggir maupun di tengah.<br />• Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul.<br />• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel.<br />Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />VII. DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br />Akmal, Zurhamita. 1995. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kotamadya Padang. http://batamdigitalisland.com/<br />Annonim. 2006. Bahaya Formalin dan Boraks. Jakarta : http://www.blogger.com/<br />Annonim. 2008. Bahaya Bleng dan Boraks. Jakarta: http://wapedia.mobi/id/Bleng<br />Annonim.2008. Mineral Boraks.http://lasonearth.wordpress.com<br />Annonim. 2008. Struktur Boraks. http://commons.wikimedia.org.<br />Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.2008. Boraks. http://www.diskes.jabarprov.go.id<br />Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2008. Bahaya Penggunaan Formalin dan Boraks. Jombang : http://www.rsd-jombang.com/<br />Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2008. Bahan Tambahan Terlarang dan Berbahaya. Denpasar : http://dinkes.denpasarkota.go.id<br />Kompas Cyber Media. 2008. Mi, Lezat Bergizi tetapi Rawan Formalin !. http://www.depkes.go.id/index.php.<br />Mujamil S, Jejem. 1997. Deteksi dan Evaluasi Keberadaan Boraks pada Beberapa Jenis Makanan di Kotamadya Palembang. http://www.kalbe.co.id/files.html<br />Olive oil. 2008. Formalin dan Boraks. Jakarta : http://oliveoile.wordpress.com/author/oliveoile/<br />Pharmacist. 2007. Bahaya Formalin Dan Boraks. http://apotekeronline.blogspot.com/2007<br />Syukur, Dadam Abdul. 2006. Bahaya Formalin Dan Boraks. http://www.disnakkeswan-lampung.go.id/index.php<br />Yella. 2008. Uji Nyala Sampel Boraks. http://batamdigitalisland.com/Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-80489925887687475042011-01-24T02:32:00.001-08:002011-01-24T02:32:46.890-08:00LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN “Uji Formalin dan Penentuan Kadar Protein Bahan” Oleh : Yoza Fitriadi A1F007010LAPORAN PENELITIAN<br />PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN<br /><br />“Uji Formalin dan Penentuan Kadar Protein Bahan”<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Oleh :<br /><br />Yoza Fitriadi<br />A1F007010<br /><br /><br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2009<br /><br /> <br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1 Latar Belakang<br />Produk pangan dewasa ini semakin baragam bentuknya, baik itu dari segi jenisnya maupun dari segi rasa dan cara pengolahannya. Namun seiring dengan semakin pesatnya teknik pengolahan pangan, penambahan bahan-bahan aditif pada produk pangan sulit untuk dihindari. akibatnya keamanan pangan telah menjadi dasar pemilihan suatu produk pangan yang akan dikonsumsi. <br />Keamanan pangan merupakan hal yang sedang banyak dipelajari, karena manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang ada di dalam makanannya. Hal ini terjadi karena danya kemajuan ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi keamanan pangan.<br /> Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula usaha untuk menjaga daya tahan suatu bahan sehingga banyaklah muncul bahan-bahan pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan. Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuk bahan-bahan pangan dan yang non pangan. Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan.<br />Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin memiliki kemampuan yang sangat baik ketika mengawetkan makanan, namun walau daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang ditinggalkannya bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia<br />1.2 Tujuan <br />1. Dapat menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi formalin<br />2. Dapat menyebutkan reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi formalin<br />3. Dapat menerangkan langkah-langkah kerja dalam menganalisa kadar protein suatu bahan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TINJAUAN PUSTAKA<br /><br />1.1 Pengertian formalin<br />Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %. <br />Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi (http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/) <br />Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. <br />Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. <br />Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara. <br />(http://wahyu-ramadhan.blogspot.com/2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html).<br />1.2 Kegunaan formalin<br />Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan. (http://pipit.wordpress.com/2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin). <br />1.3 Bahaya formalin<br />Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.<br />Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker<br /> (http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/).<br />Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan<br />a. Jika terhirup<br />Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.<br />b. Jika terkena kulit<br />Kemerahan, gatal, kulit terbakar<br />c. Jika terkena mata<br />Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan<br /><br /><br />d. Jika tertelan<br />Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.<br />(http://pipit.wordpress.com/2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin).<br />2.3 Mendeteksi Formalin secara fisik<br />Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin.<br />a. Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin: <br />1. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius).<br />2. Bau agak menyengat, bau formalin.<br />3. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal <br />b. Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:<br />1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)<br />2. Tahu terlampau keras, namun tidak padat<br />3. Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)<br />c. Ciri-ciri baso yang mengandung formalin:<br />1. Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)<br />2. Teksturnya sangat kenyal<br />d. Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin:<br />1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)<br />2. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih<br />3. Bau menyengat, bau formalin <br /><br />e. Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:<br />1. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)<br />2. Bersih cerah<br />3. Tidak berbau khas ikan asin<br />f. Ayam potong:<br /> 1. Berwarna putih bersih.<br /> 2. Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.<br />(http://pipit.wordpress.com/2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin).<br />2.4 Pertolongan Pertama pada Keracunan formalin <br />a. Sebelum ke rumah sakit: Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran coma atas.<br />b. Di rumah sakit: Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila dilakukan teropong usus untuk mendiagnosis trauma esofagus dan saluran cerna)<br />c. Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh. Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan berat yang mengganggu metabolisme) . <br />(http://www.o-fish.com/HamaPenyakit/formalin.php) <br />2.5 Penentuan protein dengan Metoda Semi-Mikrokjeldahl<br />Prinsipnya adalah penentuan jumlah Nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein bahan organik dengan menggunakan asam sulfat pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai amonia, kemudian menghitung jumlah nitrogen yang terlepas sebagai amonia lalu mengkonversikan ke dalam kadar protein dengan mengalikannya dengan konstanta tertentu. Disebut sebagai metode mikro (Mikrokjeldahl) karena ukuran sampel kecil, yaitu kurang dari 300 mg. Jika sampel yang digunakan lebih dari 300 mg disebut metode makro. Metode mikro digunakan pada bahan yang diduga hanya mengandung sedikit N. Analisa protein dengan metode Mikrokjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses destruksi, proses destilasi, dan tahap titrasi.<br />1) Proses destruksi<br />Pada tahap ini, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. <br />2) Proses destilasi<br />Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3).<br />3)Tahap titrasi <br />Titrasi merupakan tahap akhir dari seluruh metode Kjeldahl pada penentuan kadar protein dalam bahan pangan yang dianalisis. Dengan melakukan titrasi, dapat diketahui banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia. Melalui titrasi ini, dapat diketahui kandungan N dalam bentuk NH4 sehingga kandungan N dalam protein pada sampel dapat diketahui:<br />Kadar nitrogen (% N) dapat ditentukan dengan rumus :<br />% N = (ts – tb) x N HCl x 14,008 x 100 %<br /> mg sampel<br /><br />dengan ts : volume titrasi sampel<br /> tb : volume titrasi blanko<br />% protein (wb) = % N x fk<br />dengan fk : faktor konversi / perkalian = 6,25 (Sudarmadji dkk,1996: 204-209).<br /><br /><br /><br />METODE<br /><br />3.1 Waktu dan Tempat<br />Praktikum identifikasi formalin ini dilaksanakan pada hari kamis dan jumat pukul 14.00-17.00 wib, di laboratorium Basic Science Universitas Bengkulu.<br /><br />3.2 Alat dan Bahan<br />3.2.1 Alat<br /> <br />• Statif dan klem<br />• Labu Erlenmeyer<br />• Labu destilasi<br />• Kaki tiga dan kasa<br />• Kondensor<br />• Selang<br />• Lampu spiritus<br />• Neraca analitik<br />• Tabung reaksi<br />• Rak tabung reaksi<br />• Penjepit Tabung reaksi<br />• Pipet Tetes<br />• Pengaduk<br />• Labu kjeldahl<br />• Alat Destruksi<br />• Gelas ukur<br />• Penangas air<br />• Buret<br /> <br />3.2.2 Bahan<br /> <br />• Tempe<br />• Tahu Putih<br />• Ikan teri<br />• Ikan asin<br />• Mie<br />• Siomay<br />• Susu Indomilk<br />• NaOH + Na2S2O3<br />• Logam Zn<br />• Aquadest<br />• Serbuk Asam asetat<br />• H2SO4<br />• Fehling A+B<br />• Benedict<br />• Asam Borat<br />• Metil biru<br />• NaOH 0,1 N<br /> <br /><br />3.3 Cara Kerja<br />• Reaksi Identifikasi Formalin<br />1. Dimasukkan larutan bahan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 2 ml pereaksi fehling A+B. Diamati, apabila ada endapan merah muda menunjukkan adanya formalin<br />2. Dimasukkan larutan bahan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 3 ml pereaksi benedict dipanaskan selama 2 menit. Diamati, apabila ada endapan merah muda atau kuning menunjukkan adanya formalin.<br />• Penentuan Kadar Protein Bahan<br />1. Dimasukkan 10 gr bahan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 5 gr serbuk asam asetat. Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahkan 20 ml H2SO4.<br />2. Didestruksi selama semalam untuk memecah protein.<br />3. Larutan hasil destruksi dimasukkan ke dalam labu destilasi, dinding labu kjeldahl dibilas dengan 140 ml aquadest dan ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3 dan beberapa butiran zink. Kemudian didestilasi campuran tersebut.<br />4. Diambil 25 ml asam borat dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, lalu ditambahkan 3 tetes indicator metil biru. Destilat yang keluar ditampung dalam larutan ini.<br />5. Larutan hasil destilasi dititrasi dengan NaOH 0,1 N.<br />6. Dihitung % protein dengan menghitung total N.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />HASIL DAN PEMBAHASAN<br /><br />4.1 Hasil Percobaan<br />• Reaksi Identifikasi Formalin<br />1. Dengan Pereksi Fehling<br />Sampel + Fehling Hasil Pengamatan<br />Mie Biru muda/ tidak ada endapan merah muda<br />Siomay Biru kehijauan/ tidak ada endapan merah muda<br />Tempe Warna ungu /tidak ada endapan merah muda<br />Ikan asin 1 Biru muda/ tidak ada endapan merah muda<br />Tahu Tahu menjadi merah muda/larutannya biru tua<br />Ikan asin 2 Warna biru tua/ tidak ada endapan merah muda<br /><br />2. Dengan Pereaksi Benedict<br />Sampel + benedict Hasil Pengamatan<br />Mie Agak kuning<br />Siomay Kuning kebiruan<br />Tempe Tetap biru<br />Ikan asin Biru tua<br />Tahu Biru <br />Ikan teri Bitu tua <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />• Penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl<br />No Cara kerja Pengamatan <br />1 Dimasukkan 10 ml larutan bahan (sample ikan teri) ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan sampai tanda batas. <br />2 Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldhal 500 ml dan ditambahkan H2SO4. Lalu ditambahkan asam asetat sebanyak 5 gram sebagai katalisator <br />3 Lalu larutan dididihkan dalam alat destruksi selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dan dicuci dengan 140 ml aquades. Lalu larutan dimasukkan ke dalam labu destilasi dengan air cuciannya. Lalu ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3 kemudian ditambahkan beberapa butiran Zink. Lalu dilakukan destilasi dan destilatnya ditampung pada Erlenmeyer berisi 25 ml asam borat dan 2 tetes indicator metil biru. <br />4 Larutan dititrasi menggunakan 0,1 N NaOH NaOH terpakai = 3,3 ml<br />Warna larutan berubah dari biru muda kehijauan menjadi ungu.<br />5 % protein dihitung dengan menghitung nilai total N. <br /><br /><br />• Perhitungan Penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl:<br />Jumlah total N = ml NaOH x N NaOH x 14,008 x f mg/ml<br /> ml larutan contoh<br />= 3,3 ml x 0,1 N x 14,008 x 10 mg/ml<br /> 10 ml<br />= 4,623 <br /> <br />4.2 Pembahasan<br />Pada percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi formalin dari suatu sample. Pada percobaan ini dilakukan 2 percobaan yaitu reaksi identifikasi formalin dan penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldhal. Pada reaksi identifikasi formalin ini menggunakan pereaksi fehling (A + B) dan benedict. Pada percobaan ini digunakan sampelnya yaitu mie, ikan asin 1, ikan asin 2, tahu, siomay dan tempe. <br />1. Reaksi Identifikasi Formalin<br />Pada percobaan pertama yaitu reaksi identifikasi formalin yang menggunakan reagen fehling A+B dan reagen benedict. Pada reaksi identifikasi formalin menggunakan fehling A+B ini menunjukkan uji positif jika terbentuk endapan merah muda. Dari percobaan diperoleh hasilnya yaitu mie berwarna tetap biru/tidak ada endapan merah muda; ikan asin 1 berwarna biru muda/ tidak ada endapan merah muda; tahu berubah warna menjadi merah muda; siomay berwarna biru kehijauan/ tidak ada endapan merah muda; tempe berwarna ungu/ tidak ada endapan merah muda dan ikan asin 2 terjadi warna biru tua/ tidak ada endapan merah muda. <br />Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa sample yang mengandung formalin adalah tahu dan yang tidak mengandung formalin adalah mie, ikan asin1, ikan asin 2, siomay dan tempe. Tetapi jika lebih teliti bahwa tahu berubah warna menjadi merah muda bukan terbentuk endapan merah muda dan jika dilihat dari ciri-ciri tahu yang digunakan tidak menunjukkan seperti ciri-ciri di bawah ini: <br /><br /><br />Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin<br />1. tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (250C) dan bertahan sampai 15 hari pada suhu lemari es (100C)<br />2. tahu terlampau keras namun tidak padat <br />3. bau agak menyengat<br />Kemungkinan warna merah muda yang ditunjukkan oleh sample tahu adalah menunjukkan adanya kandungan protein dalam tahu tersebut. Pada uji fehling pada senyawa protein menunjukkan warna merah muda dalam sample tahu. Sedangkan pada sample lain menunjukkan warna biru, ungu dan lainnya yang menunjukkan mengandung karbohidrat dan protein dalam sample tersebut. <br />Selanjutnya reaksi identifikasi formalin pada sample ini menggunakan reagen benedict. Dari reaksi dengan reagen ini akan menunjukkan uji positif dengan terbentuknya endapan merah muda atau kuning. Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk sample tempe bewarna biru, mie berwarna agak kuning, ikan teri berwarna biru tua, ikan asin berwarna biru dan siomay berwarna kuning kebiruan. Dari hasil percobaan ini yang jelas tidak mengandung formalin adalah tempe, ikan teri, ikan asin dan tahu.<br />Dari uji kedua ini dapat dianalisis bahwa pada mie menunjukkan warna agak kuning. Hal ini belum menunjukkan adanya formalin karena bisa jadi warna kuning berasal dari mie itu sediri karena mie itu berwarna kuning. Selain itu yang terbentuk bukan endapan warna kuning. Lalu pada siomay menunjukkan warna kuning kebiruan, kemungkinan ada formalin tetapi yang terbentuk bukan endapan hanya perubahan warna atau mungkin ini menunjukkan adanya formalin dengan kadar kecil. Hal ini kemungkinan juga terjadi pada sample mie. <br />Jika dibandingkan dengan uji menggunakan fehling A+B dan benedict hasil yang diperoleh berbeda. Seharusnya jika memang mengadung senyawa formalin hasil yang diperoleh sama. Jadi kemungkinan perubahan warna yang terbentuk bukan menunjukkan adanya formalin tetapi menunjukkan yang lain seperti kandungan protein, karbohidrat atau bahkan warna dari sample itu sendiri. <br />Jika disesuaikan dengan literature tentang mie yang mengandung formalin cirinya adalah:<br />1. tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (250C) dan bertahan sampai 15 hari pada suhu lemari es (100C)<br />2. bau agak menyengat, bau formalin<br />3. tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibanding mie normal<br />Dari ciri itu dapat diambil ciri ketiga dan tidak menunjukkan ciri itu. <br />2. Penentuan Kadar Protein Bahan<br /> Penentuan kadar protein bahan dilakukan dengan metode semi-mikro-kjeldahl yang pada prinsipnya adalah penentuan jumlah Nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein bahan organik dengan menggunakan asam sulfat pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai amonia, kemudian menghitung jumlah nitrogen yang terlepas sebagai amonia lalu mengkonversikan ke dalam kadar protein dengan mengalikannya dengan konstanta tertentu. Analisa protein dengan metode semi-mikro-kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses destruksi, proses destilasi, dan tahap titrasi.<br />Pada tahap destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. <br />Mula-mula dimasukkan 10 gr bahan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 5 gr serbuk asam asetat. Serbuk asam asetat digunakan sebagai katalisator. Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahkan 20 ml H2SO4. Katalisator berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dengan menaikkan titik didih asam sulfat saat dilakukan penambahan H2SO4 pekat serta mempercepat kenaikan suhu asam sulfat, sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Karena titik didih tinggi maka asam sulfat akan membutuhkan waktu yang lama untuk menguap. Dengan demikian, kontak asam sulfat dengan sampel akan lebih lama sehingga proses destruksi akan berjalan lebih efektif. <br />Selain itu juga dibuat blanko dalam tabung reaksi besar yang berisi katalisator N dan 3 ml H2SO4 agar analisa lebih tepat. Blanko ini berfungsi sebagai faktor koreksi dari adanya senyawa N yang berasal dari reagensia yang digunakan. Tabung kjeldahl yang berisi sampel kemudian ditempatkan dalam alat destruksi (destruktor) dan ditutup. Setelah itu sampel didestruksi semalaman untuk memecah protein. dengan terjadinya penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P.<br /> Selama proses destruksi akan dihasilkan gas SO2 yang berbau menyengat dan dapat membahayakan jika dihirup dalam jumlah relatif banyak. Gas yang dihasilkan ini akan bergerak ke atas (tersedot penutup) dan akan disalurkan ke dalam tabung yang berisi larutan yang berwarna merah, dimana larutan ini terdiri dari larutan Na-Sulfat, pp dan katalis. Larutan inilah yang selanjutnya dapat menyerap gas yang keluar dari sampel. Selain dibebaskan gas SO2 juga dibebaskan gas CO2 dan H2O sesuai dengan reaksi sebagai berikut : <br /> panas<br />Bahan organik + H2SO4 CO2 + SO2 + (NH4)2SO4 + H2O<br />Larutan sampel yang didapatkan berwarna kehitaman, lalu larutan ini didinginkan supaya suhu sampel sama dengan suhu luar sehingga penambahan perlakuan lain pada proses berikutnya dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Selanjutnya larutan ini didestilasi.<br />Pada tahap destilasi, pada prinsipnyai adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Mula-mula larutan sampel hasil destruksi yang telah dingin ditambah dengan 140 ml aquadest. Tujuannya untuk melarutkan sampel hasil destruksi dan blankonya agar hasil destruksi dapat didestilasi dengan sempurna serta untuk lebih memudahkan proses analisa karena hasil destruksi melekat pada labu kjeldahl. <br />Kemudian ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3. Tujuan dari penambahan larutan ini adalah untuk memecah amonium sulfat menjadi amonia (NH3) Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Sedangkan fungsi penambahan Na2S2O3 adalah untuk mencegah terjadinya ion kompleks ammonium sulfat dengan katalisator. Kompleks yang terjadi ikatannya kuat dan sukar diuapkan. Na2S2O3 berfungsi untuk mengendapkan katalisator sehingga tidak mengganggu reaksi kimia selanjutnya.<br />Selanjutnya larutan ini didestilasi, dimana ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) . Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar yaitu 25 ml asam borat yang dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator metil biru. Destilat yang keluar akan ditampung dalam larutan ini. Indikator metil biru bersifat amfoter, yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebih. Selain itu alasan pemilihan indikator ini adalah karena memiliki trayek pH 6-8 (melalui suasana asam dan basa / dapat bekerja pada suasana asam dan basa) yang berarti trayek kerjanya luas (meliputi asam-netral-basa). Pada suasana asam indikator akan berwarna biru, sedang pada suasana basa akan berwarna merah muda. Setelah ditambah metil biru, larutan akan berwarna biru karena berada dalam kondisi asam. <br />Asam borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3 sebagai destilat berupa gas yang bersifat basa. Supaya ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar sehingga dapat ditentukan jumlah protein sesuai dengan kadar protein bahan. Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah merah muda karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa sehingga mengubah warna biru menjadi merah muda. Tetapi menurut percobaan ini larutan destilat yang dihasilkan tidak mengubah asam borat menjadi merah muda. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan dalam melakukan percobaan.<br />Reaksi yang terjadi :<br />(NH4)SO4 + NaOH Na2SO4 + 2 NH4OH<br /> 2NH4OH 2NH3 + 2H2O<br /> 4NH3 + 2H3BO3 2(NH4)2BO3 +H2<br />Kemudian larutan hasil destilasi (destilat) didalam Erlenmeyer di ambil 10 ml untuk selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan NaOH. Titrasi merupakan tahap akhir dari seluruh metode Kjeldahl pada penentuan kadar protein dalam bahan pangan yang dianalisis. Dengan melakukan titrasi, dapat diketahui banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia. Selain destilat sampel, destilat blanko juga dititrasi karena selisih titrasi sampel dengan titrasi blanko merupakan ekuivalen jumlah nitrogen.<br /> Titrasi dilakukan sampai titik ekuivalen yang ditandai dengan berubahnya warna larutan biru menjadi merah muda karena adanya NaOH berlebih yang menyebabkan suasana basa. Melalui titrasi ini, dapat diketahui kandungan N dalam bentuk NH4 sehingga kandungan N dalam protein pada sampel dapat diketahui. <br />Menurut percobaan ini volume NaOH yang digunakan adalah 3,3 ml dengan konsentrasi 0,1 N. Dengan demikian dapat dihitung kadar protein dengan menghitung total N. Menurut persamaan:<br />Jumlah total N = ml NaOH x N NaOH x 14,008 x f mg/ml<br /> ml larutan contoh<br />Menurut perhitungan jumlah total N adalah 4,623.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />KESIMPULAN DAN SARAN<br /><br />5.1 Kesimpulan<br />1. Alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi formalin adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, penangas air dan lampu sirtus.<br />2. Reagen-reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi formalin adalah pereaksi fehling A+B dan pereaksi benedict.<br />3. Langkah-langkah kerja dalam menganalisa kadar protein suatu bahan adalah Dimasukkan 10 ml larutan bahan ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan sampai tanda batas. Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldhal 500 ml dan ditambahkan H2SO4. Lalu ditambahkan asam asetat sebanyak 5 gram sebagai katalisator. Lalu larutan dididihkan dalam alat destruksi selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dan dicuci dengan 140 ml aquades. Lalu larutan dimasukkan ke dalam labu destilasi dengan air cuciannya. Lalu ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3 kemudian ditambahkan beberapa butiran Zink. Lalu dilakukan destilasi dan destilatnya ditampung pada Erlenmeyer berisi 25 ml asam borat dan 2 tetes indicator metil biru. Larutan dititrasi menggunakan 0,1 N NaOH lalu % protein dihitung dengan menghitung nilai total N.<br /> ml NaOH x N NaOH<br />Jumlah total N = x 14,008 x f (mg/ml)<br /> ml larutan contoh <br />5.2 Saran<br />Pada proses penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan sebaiknya diberitakan informasinya secara jelas, sehingga asal bahan dan kemungkinan informasi yang berguna bagi pembaca, dan tidak menimbulkan salah persepsi mengenai jenis sampel yang diujikan, tidak semua sampel sejenis mengandung formalin. Selain itu perlu dilakukan juga pemberian formalin oleh praktikan sendiri, sebelum kita mengamati residu yang ditinggalkan sehingga kita dapat mengetahui bahan pangan mana yang banyak atau tidak menyerap formalin secara menyeluruh.<br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Anonim. Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Formalin. http://pipit.wordpress.com/2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin/<br />Anonim. Formalin dan Boraks. http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/ <br />Anonim. Formalin (HCHO dan CH3OH dalam Air). http://www.o-fish.com/HamaPenyakit/formalin.php<br />Sudarmadji, dkk. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty<br />Wahyu Ramadhan. Identifikasi Formalin Pada Produk Perikanan. http://wahyu-ramadhan.blogspot.com/2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.htmlYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-9408466395822214822011-01-24T02:30:00.001-08:002011-01-24T02:30:54.965-08:00LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II SIFAT-SIFAT UNSUR DAN SENYAWA GOLONGAN IA, IIA DAN VIIA DALM SISTEM BERKALA UNSURLAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />SIFAT-SIFAT UNSUR DAN SENYAWA GOLONGAN IA, IIA DAN VIIA DALM SISTEM BERKALA UNSUR<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 1<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 18 Desember 2008<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />SIFAT REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI PADA BEBERPA SENYAWA ORGANIK<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 2<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis,18 Desember 2008<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />PENENTUAN TETAPAN REAKSI ANTARA IOD DENGAN PEROKSIDA<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 3<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 1 Januari 2009<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />TITRASI REDOKS MENGGUNAKAN KMnO4<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 4<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 1 Januari 2009<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />TITRASI REDOKS PADA PENENTUAN FERRO (Fe2+) <br />DAN FERRI (Fe3+)<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 5<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 1 Januari 2009<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />ANALISIS GRAVIMETRI SENG (Zn) SEBAGAI OKSIDANYA DAALM SENYAWA YANG TIDAK DIKETAHUI<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 6<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 1 Januari 2009<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN RESMI PRAKTIKUM<br />KIMIA ANORGANIK II<br />PEMBAUATAN DAN KAREKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS SODIUM HEKSANITRIKOBALTAT (III) ; Na3[CO(NO2)6]<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 7<br />Kelompok : 2<br />Hari/Tanggal : Kamis, 1 Januari 2009<br />Asisten : Anggi Eka Putra (A1F005025)<br /> Indah Rolita Ratna (A1F005009)<br /> Reni Purwasih (A1F005016)<br /> Yepi Puspita (A1F0050056)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br />LAPORAN PRAKTIKUM <br />KIMIA ORGANIK 1<br />REAKSI GUGUS KARBONIL PADA ALDEHID DAN KETON<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 3<br />Kelompok : 4<br />Hari/Tanggal : Jumat, 19 Desember 2008<br />Asisten : Ary Yoga Purnama (A1F006003)<br /> Henderi Irawan (A1F006006)<br /> Ice Dwi Karlisa (A1F006007)<br /> Khoeriyah (A1F006028)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008<br /> LAPORAN PRAKTIKUM <br />KIMIA ORGANIK 1<br />REAKSI PADA SENYAWA KARBOKSILAT<br /> <br /><br />Nama : Yoza Fitriadi<br />NPM : A1F007010<br />Acara ke : 3<br />Kelompok : 4<br />Hari/Tanggal : Jumat, 19 Desember 2008<br />Asisten : Ary Yoga Purnama (A1F006003)<br /> Henderi Irawan (A1F006006)<br /> Ice Dwi Karlisa (A1F006007)<br /> Khoeriyah (A1F006028)<br /><br />PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2008Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-65119729756928646672011-01-24T02:09:00.000-08:002011-01-24T02:10:41.347-08:00E-LEARNING By Yoza FitriadiE-LEARNING<br /><br />By Yoza Fitriadi<br /><br />A. Definisi<br />E-learning didefinisikan sebagai instruksi yang disampaikan pada komputer via internet atau CD-ROM yang dapat berjalan sendiri atau instruktur berupa media dalam bentuk teks, streaming video dan audio. E-learning umumnya mengacu pada pelatihan disampaikan dalam kerangka sistematis dengan menggunakan media elelktronik sedangkan Belajar Online digunakan untuk membedakan program yang disampaikan melalui internet di lingkungan pendidikan.<br />B. Manfaat <br />E-Learning dapat memberikan manfaat bagi kelompok dan individu yang terlibat, diantaranya: <br />1. Peningkatan kinerja<br />Penelitian di Amerika menemukan bahwa belajar online di perguruan tinggi umumnya lebih baik dibandingkan dengan tatap muka<br />2. Peningkatan akses<br />Para Ahli dapat berbagi pengetahuan pada siswa pada berbagai bidang dengan biaya yang relatif murah dan dapat mencapai daerah yang jauh.<br />3. Kemudahan dan fleksibilitas untuk pelajar<br />Pembalajaran dengan cara ini dapat dilakukan pada waktu yang tidak terikat dan dapat dilakukan dalam banyak konteks, dapat dilakukan di berbagai temapt dan berbagai kondisi.<br />4. Pengembangan keterampilan dan skill<br />E-learning ini memungkinkan pelajar untuk mengembangkan keterampilan yang penting bagi pengalaman mereka berbasis pengetahuan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kurikulum. E-learning ini juga memiliki implikasi besar untuk desain program dan penilaian peserta didik. <br />Kenuntungan lain dari pelatihan berbasis komputer pada pengajaran tradisional diantaranya adalah: <br />1. Biaya tiap pertemuan lebih murah <br />2. Mengurangi waktu pelatihan secara keseluruhan <br />3. Pelatihan tersebar sepanjang periode yang lama <br />4. Bookmark kemajuan (komputer mengingat di mana mahasiswa kiri dimatikan sehingga mereka dapat melanjutkan program dari sana) <br />5. Tetap berada di satu lokasi (misalnya, rumah, kantor, bandara, kedai kopi, dll) tanpa perlu perjalanan (juga mengurangi biaya transportasi ke ruang kelas fisik dan lingkungan manfaat). <br />6. Berpartisipasi dalam kegiatan kelas ketika nyaman (tidak terikat ke pertemuan kelas kali) <br />7. Akses publik konten seperti webcast atau konten program lainnya <br />8. Akses program dari berbagai lokasi <br />C. Pemasaran E-learning<br />Industri e-learning di seluruh dunia diperkirakan bernilai lebih dari tiga puluh delapan miliar euro menurut perkiraan konservatif, walaupun di Uni Eropa hanya sekitar 20% dari e-learning produk yang dihasilkan di pasar umum. Perkembangan di internet dan teknologi multimedia adalah enabler dasar e-learning, dengan konsultasi, konten, teknologi, layanan dan dukungan yang diidentifikasi sebagai lima sektor kunci industri e-learning.<br />D. Penggunaan E-learning di perguruan tinggi <br />Pada tahun 2006, 3.5 juta siswa yang berpartisipasi dalam on-line belajar di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat Menurut laporan Sloan Foundation, telah terjadi peningkatan. Sekitar 12-14 per persen per tahun rata-rata di mahasiswa, untuk sepenuhnya online belajar selama lima tahun 2004-2009 dalam sistem AS pasca-sekolah menengah, dibandingkan dengan rata-rata sekitar 2 persen peningkatan per tahun dalam Pendaftaran masuk secara keseluruhan. Hampir seperempat dari seluruh siswa dalam pendidikan pasca-sekunder mengambil program sepenuhnya online pada tahun 2008, dan laporan oleh ambient. Penelitian Insight menunjukkan bahwa pada tahun 2009, 44 persen pasca siswa-sekolah menengah di Amerika Serikat telah mengambil beberapa atau semua program mereka secara online, dan diproyeksikan bahwa angka ini akan naik menjadi 81 persen pada tahun 2014. Dengan demikian dapat dilihat bahwa e-learning bergerak cepat dari margin untuk menjadi bentuk dominan dari pendidikan pasca-sekolah menengah, setidaknya di Amerika Serikat. <br />Banyak pendidikan tinggi, untuk lembaga nirlaba, sekarang menawarkan kelas on-line. Sebaliknya, hanya sekitar setengah dari swasta, nirlaba sekolah menawarkan mereka. Laporan Sloan, berdasarkan jajak pendapat dari para pemimpin akademis, mengatakan bahwa siswa umumnya tampak setidaknya sama puas dengan kelas mereka on-line seperti mereka dengan yang tradisional. lembaga-lembaga swasta mungkin menjadi lebih terlibat dengan presentasi on-line sebagai biaya melembagakan seperti sistem menurun. staf yang terlatih Benar juga harus direkrut untuk bekerja dengan siswa on-line. Anggota-anggota staf perlu memahami area konten, dan juga sangat terlatih dalam penggunaan komputer dan internet. pendidikan Online meningkat dengan pesat, dan program doktor online bahkan dikembangkan di universitas-universitas riset terkemuka.<br />E. Sejarah perkembangan E-learning <br />Sistem E-Learning terdahulu berdasarkan Komputer-Based Learning / Pelatihan sering mencoba untuk meniru gaya otokratis mengajar dimana peran sistem e-learning itu diasumsikan untuk mentransfer pengetahuan, karena bertentangan dengan sistem yang dikembangkan kemudian berdasarkan pembelajaran kolaborasi didukung komputer yang mendorong pengembangan berbagi pengetahuan. <br />Pada a wal 1993, William D. Graziadei telah menjelaskan kuliah komputer-disampaikan online, tutorial dan penilaian proyek menggunakan Mail elektronik, dua VAX Catatan konferensi dan / Gopher Lynx bersama-sama dengan beberapa program perangkat lunak yang memungkinkan siswa dan instruktur untuk membuat Virtual Classroom Instructional Ilmu Lingkungan di (kejahatan) dalam Penelitian, Pendidikan, Jasa & Pengajaran (REST) Pada tahun 1997 Graziadei, WD, et al.. menerbitkan sebuah artikel berjudul "Membangun Asynchronous dan Synchronous Pengajaran- Lingkungan belajar: Exploring sekedar Kursus / Sistem Manajemen Kelas Solusi ". Mereka menggambarkan proses di Universitas Negara Bagian New York (SUNY) mengevaluasi produk dan mengembangkan strategi keseluruhan untuk program pembangunan berbasis teknologi dan manajemen dalam belajar mengajar . Produk harus mudah digunakan dan memelihara, portabel, ditiru, terukur, dan segera terjangkau, dan mereka harus memiliki probabilitas keberhasilan yang tinggi dengan jangka panjang-efektivitas biaya. Saat ini banyak teknologi bisa, dan yang, digunakan dalam e-Learning, dari blog untuk perangkat lunak kolaboratif, ePortfolios, dan ruang kelas virtual. Sebagian besar situasi eLearning menggunakan kombinasi teknik-teknik.<br /><br /><br />F. E-Learning 2,0 <br />Istilah E-Learning 2,0 adalah kata baru untuk sistem pembelajaran yang didukung komputer yang muncul selama munculnya Web 2.0 .Dari perspektif E-Learning 2,0, e-learning konvensional sistem didasarkan pada paket pembelajaran, yang disampaikan kepada siswa menggunakan teknologi internet. Peran mahasiswa terdiri dari belajar dari bacaan dan mempersiapkan tugas. Tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning baru tempat peningkatan penekanan pada pembelajaran sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial seperti blog, wiki, podcast dan dunia virtual seperti Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail Belajar.<br />Namun, perlu dicatat bahwa banyak program online awal, seperti yang dikembangkan oleh Murray Turoff dan Roxanne Hiltz pada 1970-an dan 80-an di New Jersey Institute of Technology, program di University of Guelph di Kanada, British Open University, dan program-program studi jarak jauh online di University of British Columbia (di mana Web CT, sekarang dimasukkan ke Blackboard Inc pertama kali dikembangkan), selalu memanfaatkan berat diskusi online antara mahasiswa. Juga, dari awal, praktisi seperti Harasim (1995) memiliki berat menekankan pada penggunaan pembelajaran jaringan untuk konstruksi pengetahuan, jauh sebelum istilah e-learning, apalagi e-learning 2.0, bahkan dianggap. <br />Ada juga peningkatan penggunaan ruang kelas virtual (presentasi online disampaikan hidup) sebagai platform belajar online dan kelas untuk satu set beragam penyedia pendidikan seperti Minnesota Negara Sekolah Tinggi dan Universitas dan kepala suku School District.<br />Selain lingkungan kelas virtual, jaringan sosial telah menjadi bagian penting dari E-learning 2.0. Jaringan sosial telah digunakan untuk mendorong komunitas belajar online di seluruh subyek berbeda seperti persiapan ujian dan bahasa pendidikan. Mobile Assisted Language Learning (Mall) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan menggunakan komputer genggam atau telepon seluler untuk membantu dalam belajar. <br />G. Pendekatan E-Learning Layanan <br />Jasa E-learning telah berevolusi sejak komputer pertama kali digunakan dalam pendidikan. Ada kecenderungan untuk bergerak ke arah layanan blended learning, di mana aktivitas komputer berbasis terintegrasi dengan situasi praktis atau kelas berbasis.<br />Hal ini dapat dilihat kemudian bahwa e-learning dapat menggambarkan suatu rentang aplikasi yang luas, dan sering tidak berarti yang jelas bahkan dalam peer review publikasi penelitian yang berupa e-learning sedang dibahas. Namun, Bates dan Poole berpendapat bahwa ketika instruktur mengatakan mereka menggunakan e-learning, ini yang paling sering mengacu pada penggunaan teknologi sebagai alat bantu kelas, meskipun dari waktu ke waktu, telah terjadi peningkatan secara bertahap dalam belajar sepenuhnya online <br />a. Pembelajaran Berbasis Komputer <br />Pembelajaran berbasis komputer, mengacu pada penggunaan komputer sebagai komponen kunci dari lingkungan pendidikan. Meskipun hal ini dapat mengacu pada penggunaan komputer di kelas, istilah yang lebih luas mengacu pada lingkungan terstruktur di mana komputer digunakan untuk tujuan pengajaran. Konsep ini umumnya dianggap sebagai berbeda dari penggunaan komputer dengan cara dimana pembelajaran setidaknya elemen perangkat pengalaman (misalnya permainan komputer dan web browsing). <br />b. Pelatihan Berbasis Komputer <br />Pelatihan Berbasis Komputer adalah kegiatan belajar diakses melalui komputer atau perangkat genggam. Pelatihan ini biasanya menyajikan konten secara linear, seperti membaca sebuah buku online atau manual. Untuk alasan ini mereka sering digunakan untuk mengajarkan proses statis, seperti menggunakan perangkat lunak atau menyelesaikan persamaan matematika. Computer-Based Training istilah ini sering digunakan bergantian dengan pelatihan berbasis Web (WBT) dengan perbedaan utama adalah metode pengiriman. Dimana biasanya disampaikan melalui CD-ROM, WBTs dikirim lewat internet menggunakan web browser. <br />Cara ini memberikan rangsangan belajar di luar metodologi pembelajaran tradisional dari buku teks, manual, atau instruksi ruang kelas berbasis. Sebagai contoh, menawarkan solusi pengguna untuk memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan. Alih-alih membatasi siswa untuk mengikuti program atau membaca manual pencetakan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui metode yang lebih kondusif untuk preferensi pembelajaran individu. <br />Sebagai contoh, cara ini menawarkan manfaat belajar visual melalui animasi atau video, tidak biasanya ditawarkan dengan cara lain. Cara ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk bahan pembelajaran cetak sejak media yang kaya, termasuk video atau animasi, dengan mudah dapat ditanamkan untuk meningkatkan pembelajaran. Keuntungan lainnya adalah bahwa mereka dapat dengan mudah didistribusikan ke khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah sekali pengembangan awal selesai.<br />c. Pembelajaran Kolaborasi Didukung Komputer<br />Pembelajaran kolaborasi didukung Komputer merupakan salah satu inovasi yang paling menjanjikan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dengan bantuan informasi modern dan teknologi komunikasi. Kebanyakan perkembangan terbaru dalam cara ini telah disebut E-Learning 2.0, tetapi konsep kolaboratif atau kelompok belajar dimana metode pembelajaran yang dirancang untuk mendorong atau mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam tugas-tugas belajar telah ada lebih lama lagi. Hal ini secara luas menyetujui untuk membedakan belajar kolaboratif dari tradisional 'transfer langsung' model instruktur yang diasumsikan untuk menjadi distributor pengetahuan dan keterampilan, yang sering diberi kata baru E-Learning 1.0, meskipun metode langsung transfer yang paling akurat mencerminkan Pembelajran berbasis komputer. <br />Dalam Datacloud, Johnson-Eilola menegaskan bahwa "w] [e sedang berusaha untuk memahami bagaimana pengguna bergerak di dalam ruang informasi, bagaimana pengguna dapat berada di dalam ruang informasi daripada hanya memandang mereka, dan bagaimana ruang informasi harus dibagi dengan orang lain bukannya swasta, tinggal di dalam bukan sekedar mengunjungi "(82). Dia menjelaskan bagaimana sistem Smart Dewan menawarkan sebuah ruang informasi yang memungkinkan siswa untuk terlibat dalam kolaborasi aktif. Dia membuat tiga klaim yang berbeda tentang fungsi teknologi: 1) Dewan Smart memungkinkan pengguna untuk bekerja dengan sejumlah besar informasi, 2) ini menawarkan ruang informasi yang mengundang kolaborasi aktif, 3) Karya yang dihasilkan sering "dinamis dan kontinjensi "(82).<br />d. Teknologi- Enhanced Belajar <br />Teknologi pembelajaran yang disempurnakan memiliki tujuan untuk memberikan inovasi sosial-teknis (juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya) untuk e-learning praktek, tentang individu dan organisasi, independen dari waktu, tempat dan kecepatan. Oleh karena itu berlaku untuk mendukung kegiatan belajar melalui teknologi.<br />E-learning secara alami cocok untuk belajar dan belajar jarak jauh yang fleksibel, tetapi juga dapat digunakan bersama dengan pengajaran tatap muka, dalam hal ini belajar Blended istilah umum digunakan. E-Learning pelopor Luskin Bernard berpendapat bahwa "E" harus dipahami memiliki makna yang luas jika e-Learning adalah menjadi efektif. Luskin mengatakan bahwa "e" harus diartikan menarik, energik, antusias, emosional, diperpanjang, bagus, dan pendidikan di samping "elektronik" adalah bahwa interpretasi nasional tradisional. Hal ini memungkinkan interpretasi yang lebih luas untuk aplikasi abad ke-21 dan membawa pembelajaran dan psikologi media ke dalam persamaan. <br />Komunikasi teknologi umumnya dikategorikan sebagai asinkron atau sinkron. Asynchronous kegiatan menggunakan teknologi seperti blog, wiki, dan papan diskusi. Ide di sini adalah bahwa peserta dapat terlibat dalam pertukaran ide atau informasi tanpa ketergantungan keterlibatan peserta lainnya pada saat yang sama. Surat elektronik (Email) juga asynchronous dalam bahwa email dapat dikirim atau diterima tanpa keterlibatan kedua peserta 'pada saat yang sama. <br />Dalam banyak model, komunitas menulis dan saluran komunikasi yang berhubungan dengan E-learning dan M-belajar masyarakat. Baik masyarakat memberikan gambaran umum model pembelajaran dasar dan kegiatan yang diperlukan untuk para peserta untuk bergabung dengan sesi belajar di kelas virtual atau bahkan di ruang kelas standar diaktifkan oleh teknologi. Banyak kegiatan, penting bagi pelajar dalam lingkungan, memerlukan sesi chat sering dalam bentuk kelas virtual dan / atau blog rapat.. <br />e. Belajar Manajemen Sistem (LMS) dan Belajar Sistem Manajemen Konten (LCM)<br />Sebuah sistem manajemen pembelajaran (LMS) adalah perangkat lunak untuk pengiriman, pelacakan dan mengelola pelatihan / pendidikan. LMSs berkisar dari sistem untuk mengelola pelatihan / catatan pendidikan untuk perangkat lunak untuk mendistribusikan program melalui Internet dan menawarkan fitur kolaborasi online. <br />Sebuah sistem manajemen konten pembelajaran (LCMS) merupakan perangkat lunak untuk authoring, editing dan mengindeks konten e-learning (kursus, obyek konten dapat digunakan kembali). Sebuah LCMS mungkin hanya didedikasikan untuk memproduksi dan mempublikasikan konten yang di-host pada sebuah LMS, atau bisa host isi itu sendiri (remote AICC konten hosting model). <br />Penilaian-dibantu Komputer (juga tapi kurang biasa disebut sebagai E-assessment), mulai dari tes pilihan ganda otomatis ke sistem yang lebih canggih menjadi semakin umum. Dengan beberapa sistem, umpan balik dapat diarahkan pada kesalahan-kesalahan tertentu siswa atau komputer dapat menavigasi siswa melalui serangkaian pertanyaan beradaptasi dengan apa yang tampaknya siswa sudah belajar atau tidak belajar. <br />f. Elektronik Mendukung Kinerja (EPSS) <br />Sebuah sistem elektronik mendukung kinerja (EPSS) adalah sistem "berbasis komputer yang meningkatkan produktivitas pekerja dengan menyediakan on-pekerjaan-akses ke informasi yang terintegrasi, saran, dan pengalaman belajar". 1991, Barry Raybould <br />Ketika mulai membuat konten e-Learning, pendekatan-pendekatan pedagogis perlu dievaluasi. pendekatan pedagogis sederhana membuatnya mudah untuk membuat konten, tetapi tidak memiliki fleksibilitas, kekayaan dan fungsionalitas hilir. Di sisi lain, pendekatan pedagogis kompleks bisa sulit untuk mengatur dan lambat untuk mengembangkan, meskipun mereka memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa. Di suatu tempat antara ekstrem adalah pedagogi ideal yang memungkinkan seorang pendidik khusus untuk secara efektif menciptakan materi pendidikan sekaligus menyediakan pengalaman pendidikan yang paling menarik bagi siswa. Hal ini dimungkinkan untuk menggunakan berbagai pendekatan pedagogis untuk eLearning yang meliputi: <br />1. instruksional desain - pedagogi tradisional kurikulum instruksi yang terfokus, dan dikembangkan oleh kelompok mendidik terpusat atau guru tunggal. <br />2. sosial-konstruktivis - pedagogi ini sangat baik diberikan oleh penggunaan forum diskusi, blog, wiki dan on-line kegiatan kolaboratif. Ini adalah pendekatan kolaboratif yang membuka pembuatan konten pendidikan untuk kelompok yang lebih luas termasuk siswa sendiri. The One Laptop Per Child Foundation mencoba untuk menggunakan pendekatan konstruktivis dalam proyek <br />3. Laurillard's Percakapan Model juga sangat relevan dengan eLearning, dan Lima-Tahap Gilly Salmon's Model merupakan pendekatan pedagogis untuk menggunakan papan diskusi<br />4. perspektif kognitif berfokus pada proses kognitif yang terlibat dalam pembelajaran serta bagaimana otak bekerja. <br />5. perspektif emosional berfokus pada aspek emosional dari belajar, seperti motivasi, keterlibatan, menyenangkan dll <br />6. perspektif Perilaku berfokus pada keterampilan dan hasil perilaku dari proses belajar. Peran-bermain dan aplikasi untuk pengaturan on-the-job. <br />7. perspektif kontekstual berfokus pada aspek-aspek lingkungan dan sosial yang dapat merangsang pembelajaran. Interaksi dengan orang lain, penemuan kolaboratif dan pentingnya dukungan sebaya serta tekanan <br />Di AS pK12 ruang ada sejumlah standar konten yang kritis serta-the NCES data standar adalah contoh utama. standar konten Setiap pemerintah negara bagian dan tolok ukur prestasi adalah metadata penting untuk menghubungkan e-learning objek dalam ruang itu. <br />Sebuah contoh yang bagus dari e-learning yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan dan usabilitas adalah E-Learning Angkatan Laut, yang tersedia ke Aktif Tugas, Pensiunan, atau anggota militer Nonaktifkan. Alat on-line menyediakan program sertifikat untuk memperkaya pengguna dalam berbagai mata pelajaran berkaitan dengan pelatihan militer dan keahlian sipil. E-learning tidak hanya menyediakan sistem tujuan belajar, tetapi juga mengevaluasi kemajuan siswa dan kredit dapat diterima ke perguruan tinggi. reuse ini adalah contoh yang sangat baik dari retensi pengetahuan dan proses siklus transfer pengetahuan dan penggunaan data dan catatan.Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-40553312929632152452011-01-24T02:08:00.000-08:002011-01-24T02:09:45.771-08:00Pembelajaran Elektronik Yoza FitriadiPembelajaran Elektronik<br /><br />Yoza Fitriadi<br /><br /><br />Kasus :<br />Sugiri seorang guru kimia di Bengkulu. Dia ditugaskan untuk pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis ICT Selama lima hari di Yogyakarta. Pada hari ke enam, Sugiri belum bisa kembali ke sekolah padahal Ia seharusnya mengajar di kelas XI IPA dengan pokok bahasan pengukuran pH. Dia memberi tahu ke sekolah agar kelas dia masuk multimedia. Analisis masalah yang ada, tentukan masalah, dan tentukan hipotesis.<br /><br />Pembahasan <br />1. Latar belakang<br />Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses<br />Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang susunan, transformasi, reaksi dan energi yang menyertai suatu unsur atau zat. Ilmu kimia tidak hanya mempelajari tentang teori tetapi juga mempelajari tentang perhitungan kimia. Kebanyakan siswa berpendapat bahwa ilmu kimia ialah salah satu pelajaran tersulit karena karakteristik dari ilmu kimia itu sendiri yang sebagian besar bersifat abstrak.<br />Penggunaan dan pemilihan strategi belajar yang dipilih guru merupakan faktor dalam keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Stategi yang dipilih guru diantaranya pemilihan media dan metode yang tepat, karena hal tersebut merupakan program yang sistematis untuk menyajikan informasi agar dapat diterima siswa sesuai tujuan pembelajaran yang di harapkan.<br />Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta di gunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi.<br />Perkembangan teknoloagi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainnya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan multi media diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaiamana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata- mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi multi media yang telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diharapkan. <br />Proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari- hari, sehingga materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio). <br />Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. ICT dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Walhasil komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang ada dalam pikiran siswa. Dan iklim inilah yang membuat tingkat retensisiswa pengguna komputer multimedia lebih tinggi daripadabukan pengguna. Sebuah pepatah menyebutkan I hear I forget,I see I Know, I do I Understand.<br />Penelitian De Porter mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Berdasarkan ini semua, maka kegiatan hands on dalam PBM harus tetap diutamakan. Kadang kala PBM dihadapkan pada materi yang tidak dapat dilakukan secara hands on. Misalnya suatu percobaan membutuhkan waktu lama, sedangkan waktu PBM terbatas atau benda sebenarnya sulit untuk diperlihatkan dan dieksplorasi oleh siswa. Pada saat seperti inilah diperlukan alat bantu pengajaran, salah satunya adalah pembelajaran berbasis ICT (komputer multimedia). <br />Dari kasus tersebut dapat dianalisis bahwa pembelajaran berbasis ICT sangat penting diera teknologi dan informasi. Selain itu juga, hipotesis yang dapat kita tarik yaitu apakah pembelajaran berbasis ICT melalui pembelajaran jarak jauh (distance learning ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perhitungan pH? Berikut akan kita bahas......<br /><br />2. Pengunaan Multimedia Dalam Pendidikan <br /><br />Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu memberi kesan yang besar dalam bidang komunikasi dan pendidikan karena bisa mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih dinamik. Namun yang lebih penting ialah pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan idea - idea untuk pengajaran dan pembelajaran. Pada masa kini, guru perlu mempunyai kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara yang paling berkesan. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan komunikasi aktif antara berbagai hal. Penggunaan komputer multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah dengan tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran. <br />Dengan berkembangnya teknologi multimedia, unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Sekarang ini, materi PBM telah banyak ditemukan dipasaran yang disediakan dalam bentuk CVD atau DVD. Contoh-contoh yang dapat kita temukan seperti ensiklopedia, kamus elektronik, buku cerita elektronik, materi pembelajaran yang telah dikemas dalam bentuk CD atau DVD dan masih banyak lagi yang dapat kita temui. Konsep permainan dalam pembelajaran digabung untukmenghasilkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan.Model – model ini dapat digunakan dalam pembelajara n didalam kelas atau pembelajaran sendiri. Bisa juga digunakanuntuk pembelajaran di rumah dan di sekolah. Sesipembelajaran bisa disesuaikan dengan tahap penerimaan danpemahaman pelajar. Pencapaian dan keberhasilan pelajar akandiuji. Jika pelajar tidak mencapai tahap yang memuaskan,maka sesi pemulihan pula akan dilaksanakan. Rekordpencapaian pelajar akan disimpan supaya prestasi pelajarbisa diawasi. Konsep pembelajaran sendiri dapat dilaksanakanbila informasi tersebut menarik dan memotivasikan pelajar untuk terus belajar. Ini dapat dicapai jika materi atau informasi direkabentuk dengan baik menggunakan multimedia. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif akan menggalakkan komunikasi berbagai hal ( pelajar-guru, pelajar-pelajar, pelajar-komputer ). Gabungan berbagai media yang memanfaatkan sepenuhnya indra penglihatan dan pendengaran mampu menarik minat belajar. Namun yang lebih utama ialah pencapaian objektif pengajaran dan pembelajaran dengan berkesan. Harus diingat bahawa teknologi multimedia hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru. Multimedia adalah sebagai saluran pilihan dalam menyampaikan informasi dengan cara yang lebih berkesan. Komputer hanya digunakan jika dipandang perlu dan merupakan pilihan yang terbaik. Jikalau terdapat pilihan lain yang lebih berkesan untuk menyampaikan informasi, gunakanlah pilihan itu. Di samping itu juga guru harus menyadari betapa pentingnya memanfaatkan teknologi terkini untuk membiasakan generasi yang akan datang dengan cara hidup canggih abad ke 21 nanti.<br />Penggunaan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pada pengalaman pribadi, yaitu dalam pemanfaatan perangkat komputer, hardware, software dengan berbagai asessoriss lainnya. Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dalam pembelajaran multimedia : <br />1. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa. <br />2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru itu sendiri maupun siswa. <br />3. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar anak lebih meningkat. <br />4. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan. <br />5. Mengikuti perkembangan Iptek.<br /><br />3. Kelebihan Penggunaan TI dan Multimedia Dalam Pendidikan <br />Kelebihan penggunaan TI dan multimedia dalam proses pembelajaran di antaranya yaitu<br />1. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif . <br />2. Pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran <br />3. Mampu mengabungkan antara text, gambar, audio ,musik, animasi gambar atau vidio dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran<br />4. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama proses PBM hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal <br />5. Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional <br />6. Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel <br /><br />4. Syarat Yang Harus Dipenuhi Dalam Multimedia Pendidikan <br /><br />Dalam penerapan multimedia haruslah memenuhi syarat yang dipenuhi di entaranya yaitu;<br />1. Pengoperasian yang mudah dan familer (user frendly)<br />2. Mudah untuk installke komputer yang akan digunakan oleh pengguna<br />3. Media pembelajaran yang interaktif dan komunikatif <br />4. Sistem pembelajaran yang madiri. Artinya siswa dapat belajar dengan mandiri baik disekolah maupun dirumah tanpa harus ada bimbingan dari guru <br />5. Sedapat mungkin dengan biaya yang ringan dan terjangkau <br /><br />5. Multimedia Dalam Internet<br /><br />Pemanfaatan internet dalam dunia pengajaran akan membantu dunia pengajaran meningkatkan kuantitas peserta didik. Akan semakin banyak peserta didik yang dapat direngkuh melalui internet. Selain peningkatan kuantitas, hal yang sama pun berlaku pada pada sisi kualitas. Seperti disinggung diatas, peningkatan kuantitas peserta didik dapat mendegradasi kualitas pengajaran yang diperolehnya. Pengadaan teknologi internet, dapat menjadi salah satu antisipator terhadap kemungkinan tersebut.<br />Titik sentral pengajaran adalah hubungan antara pengajar dan peserta didik. Pada metode pengajaran konvensional, hubungan antara pengajar dengan peserta didik sangat erat, yang erat ini melibatkan fitrah manusia sebagai manusia yang butuh sentuhan perasaan (empati) dari pengajar dalam transfer pengetahuan. Oleh karena itu kualitas pengajaran konfensional dikenal sangat baik dan mampu menghasilkan manusia yang bukan hanya pandai, melainkan juga terdidik. Kita mengenal hubungan ‘santri –kiai’, lalu sistem ‘usrah’ (seperti pada Universitas Islam Antar Bangsa) dimana profesor duduk melingkar bersama pera peserta didik dan asisten, dan juga sistem, ‘talk and chalk’ pada universitas – universitas terkemuka di dunia. Sistem pengajaran semacam itu memang sangat baik. Akan tetapi, seiring peningkatan jumlah peserta didik, haruskah kita tetap bertahan pada pola lama tanpa melibatkan teknologi di dalamnya?<br />Teknologi internet mengemuka sebagai media yang multirupa. Komunikasi melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara massa, dikenal one to many communition (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seterti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference.<br />Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu mengadakan karakteristik yang khas, yaitu <br />1. Sebagai media interpersonal dan massa; <br />2. Bersifat interaktif;<br />3. Memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun ansinkron {tunda}. Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media konfensional.<br /><br />TI menunjang peserta didik yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap bisa meninkmati pengajaran. Metode talk and chalk, nyantri, usrah dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, (mailing list). Metode ini mampu menghilangkan gap antara pakar dan peserta didiknya. Suasana yang hangat dan nonformal pada mailing list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif seperti peda metode usrah.<br />Berdasarkan uraian diatas, bisa dikatakan bahwa internet bukanlah pengganti sistim pengajaran. Kehadiran internet lebih bersifat suprementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja bisa dimodifikasi kebentuk lain. Metode talk and chalk mengalami modifikasi menjadi online conference. Metode nyantri dan usrah mengalami modifikasi menjadi diskusi melalui mailling list.<br /><br />5.1. Web Portal Belajar dan Distance Laing<br /><br />Tahap awal pemanfaatan internet dalam pengajaran berbentuk model Web Portal Belajar. Model ini menggunakan internet sebagai penunjang peningkatan kegiatan belajar mengajar dikelas.Jadi, peningkatan kualitas pengajaran masih sangat mengutamakan tatap muka dikelas.<br />Model Web Portal Belajar menjadikan internet sebagai penyedia sumber belajar yang bisa diakses secara online. Internet juga menjadi sarana bagi peserta didik untuk meningkatkan komunikasi, baik sesama peserta didik,peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan kelompok lain diluar institusi sekolah. Model ini meningkatkatkan kualitas pengajaran yang diberikan diruang kelas karena terdapat pengayaan materi, baik yang berasal dari kegiatan tatap muka dikelas maupun yang ada di internet.<br />Apabila pihak institusi pengajaran telah mampu menerapkan model Web Portal Belajar maka institusi bisa mengembangkan ke tahap selanjutnya yang disebut pembelajaran jarak jauh / distance learning, pengajar dan peserta didik terpisah oleh waktu dan ruang.Walau demikian, diskusi masih bisa dilaksanakan, baik secara sinkron maupun asinkron. Seluruh kegiatan pengajaran dilakukan melalui internet sehingga kegiatan tatap muka secara fisik tidak diperlukan. Dalam distance learning, internet bukan hanya berperan sebagai pendukung kegiatan pengajaran,melainkan juga faktor utama yang menentukan jalannya pengajaran. Bagaimana tidak ? Tanpa koneksi internet maka pengajaran tidak akan dapat berjalan.<br />Pembelajaran jarak jauh (distance learning) melalui internet harus tetap melibatkan empati para pengajar sehingga terjadi hubungan erat antara pengajar dan peserta didik. Tanpa empati, pengajaran dalam arti sesungguhnya tidak terjadi dan yang berlangsung hanyalah proses transfer informasi. Untuk itu, institusi yang mengadakan distance learning harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:<br /><br />1. Pusat kegiatan peserta didik . <br />Sebagai community web distance learning maka ia harus bisa menjadi sarana bagi pusat kegiatan peserta didik,diantaranya menambah kemampuan, membaca materi kuliah,mencari informasi, dan sebagainya. Untuk itu , institusi perlu merancang sebaik mungkin web yang disajikan sehingga bisa menampung semua kebutuhan peserta didik. Institusi juga harus membuka diri kepada para peserta didik sehingga penjaringan ide bagi pengembangan aplikasi yang ada bisa berjalan lebih cepat.<br /><br />2. Interaksi dalam grup. <br />Para peserta didik harus bisa saling berinteraksi satu sama lain walaupun tidak berada pada satu tempat /ruangan yang sama. Mereka bisa saling berdiskusi tentang materi yang diberikan oleh para pengajar. Dosen bisa hadir dalam diskusi ini dengan memberikan ulasan awal sebelum diskusi dimulai. Oleh karena itu, instusi yang benar-benar terjun dalam pola distance learning harus pula mempersiapkan aplikasi yang bisa menjalin interaksi antara semua komponen yang terlibat dalam pengajaran.<br /><br />3. Sistem administrasi peserta didik . <br />Unsur ini tidak boleh diabaikan .Karena dalam distance learning peserta didik tidak hadir secara fisik pada institusi yang ada maka format administrasi yang perlu dibangun akan lebih komplek bila dibandingkan pola pengajaran konvensial. Perlu dikembangkan juga aplikasiyang memungkinkan peserta didikuntuk mengetahui statusnya (prestasi), jumlah SKS (Sistem Kredit Semester) yang telah ditemouh, mata kuliah yang akan diambil pada semester selanjutnya, cara pembayaran biaya pengajatran, dan sebagainya. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh institusi pengajaran adalah jaminan keamanan terhadap data pribadi para peserta didik. Kerahasiaan data ini mutlak dan institusai tidak berhak menjualnya kepada pihak lain. Institusi pengajaran perlu melengkapi diri dengan aplikasi pengamanan jaringan internet (seperti firewall, enkripsi data dan sebagainya). Aplikasi keamanan jaringan akan mengurangi peluang kebocoran data peserta didik yang beresiko tinggi apabila berhadapan dengan pihak-pihak tak bertanggung jawab.<br /><br />4. Evaluasi materi. <br />Evaluasi sangat perlu dilakukan agar peserta didik maupun institusi pengajaran bisa mengetahui sejauh mana efektifitas pengajaran yang dilakukan. Evaluasi ini juga membantu peserta didik dalam mengetahui tingkat pemahaman materi yang disajikan.<br /><br />5. Perpustakaan digital. <br />Dalam distance learning, perpustakaan digital merupakan hal yang wajib. Tanpa adanya perpustakaan digital maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam mencari literarut yang dibutuhkan dalam proses pengajaran. Ketidakhadiran perpustakaan digital akan sangat menurunkan kualitas pengajaran yang ada karena peserta didik tidak mampu hadir secara fisik untuk memperoleh sumber informasi pengajaran yang dimiliki perpustakaan digital hendaknya tidak hanya berupa buku, tetapi juga literasi berbentuk video, dan image.<br /><br />6. Materi online pendukung lainnya. <br />Selain perpustakaan digital yang menyajikan sumber ilmu yang dimiliki oleh institusi pengajaran, peserta didik juga harus diberi link ke sumber informasi lannya. Situs-situs pendukung yang sekiranya mampu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang adaperlu disajikan dalam aplikasi distance learning, peserta didik juga harus diberikan kesempatan untuk bisa mengisikan link pada aplikasi distance learning sehingga peserta didik lain bisa memperoleh manfaat yang lebih progresif. Dengan keterlibatan peserta didik, diharapkan tumbuh loyalitas untuk saling berbagi informasi sehingga bisa membantu peserta didik lain dalam memperoleh manfaat dari distance learning ini.<br /><br />5.2. Hakikat pembelajaran jarak jauh<br />Sistem pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik utama keterpisahaan fisik antara Pengajar dan pebelajar yang pada umumnya mengurangi interaksi langsung antara pebelajar dengan Pengajar atau instruktur. Sejumlah institusi pendidikan jarak jauh di dunia berupaya untuk menciptakan komunikasi yang interaktif melalui berbagai cara, misalnya dengan mendesain bahan ajar (learning materials) sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran interaktif. Upaya lain yaitu menyediakan sarana tutorial bagi pebelajar dan memanfaatkan media tertentu yang dapat menjadi sarana interaksi antara Pengajar dan pebelajar.<br />Interaksi antara Pengajar dan pebelajar memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pendidikan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua arah (two ways communication) berlangsung antara Pengajar dan pebelajar. Pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan pebelajar memberikan tanggapan (respon) terhadap materi pembelajaran yang diterimanya. Dalam pembelajaran interaktif Pengajar tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga menerima umpan balik dari pebelajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang telah mereka tempuh.<br />Dalam sistem pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Interaksi memungkinkan pebelajar mengatasi masalah yang dihadapi dalam upaya memahami materi. Interaksi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar. Selain itu, interaksi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan (remedial) pada waktu mengikuti proses pembelajaranInteraksi dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi yang perlu dipelajari secara mendalam oleh pebelajar (elaborasi).<br />Heinich dkk. (1986) mengemukakan enam bentuk interaksi pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran interaktif untuk sistem pendidikan jarak jauh. Bentuk-bentuk interaksi tersebut antara lain berupa praktik dan latihan (drill and practice), tutorial, permainan (games), simulasi (simulation), penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving). Praktik dan Latihan Bentuk interaksi ini digunakan untuk melatih pebelajar menggunakan konsep, aturan (rules) atau prosedur yang telah diajarkan sebelumnya. Melalui serangkaian contoh dari konsep dan pengetahuan yang dipelajari, pebelajar diberi kesempatan untuk berlatih agar terampil dalam menerapkan konsep dan pengetahuan tersebut. Hal penting yang perlu diperhatikan agar dapat memanfaatkan bentuk interaksi ini dalam merancang media pembelajaran adalah pemberian ganjaran (reward) yang kontinyu. Ganjaran diberikan setiap kali pebelajar berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Pemberian ganjaran yang positif (positive reward) terhadap prestasi belajar akan memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi pebelajar untuk mengulangi keberhasilan yang telah dicapai. Hal ini dikenal dengan istilah reinforcement atau pengukuhan terhadap hasil belajar. Konsep pemberian ganjaran dan pengukuhan perlu dipertimbangkan dalam merancang media interaktif berbentuk praktik dan latihan. Sebenarnya ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam merancang medium pembelajaran interaktif yaitu konsep mastery learning. Dalam konsep ini pebelajar dapat mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi hanya apabila ia telah berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan sebelumnya yang tentunya lebih rendah tingkatannya.Interaksi yang berbentuk praktik dan latihan pada umumnya digunakan untuk proses pembelajaran yang memerlukan latihan keterampilan yang terus menerus (drill). Pebelajar diharapkan dapat menguasai suatu keterampilan tertentu apabila ia melakukan latihan terus menerus. Konsep-konsep dalam mata pelajaran matematika merupakan salah satu contoh topik yang sesuai untuk ditampilkan dalam bentuk interaksi praktik dan latihan. Contoh lain yaitu mata pelajaran bahasa. Penguasaan perbendaharaan kata asing (vocabulary) dan keterampilan dalam menyusun kalimat efektif pada bidang studi bahasa dapat diajarkan melalui bentuk interaksi praktik dan latihan.Program interaktif yang bertujuan memberi kesempatan kepada pebelajar untuk melakukan praktik dan latihan dapat dirancang dalam bentuk permainan (game).<br />Dalam program interaktif seperti ini pebelajar harus mempelajari aturan yang ada (repetitive) dan terlibat dalam sebuah permainan yang berisi latihan yang berulang-ulang untuk menguasai keterampilan atau kecakapan tertentu.Biasanya interaksi yang berbentuk praktik dan latihan menampilkan sejumlah pertanyaan atau soal yang bervariasi yang harus dijawab oleh pebelajar. Pebelajar biasanya diberi kesempatan untuk mencoba beberapa alternatif jawaban sebelum tiba pada jawaban yang benar. Interaksi dalam bentuk ini biasanya berisi pertanyaan dan soal-soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Dalam interaksi berbentuk praktik dan latihan disediakan umpan balik dan pengukuhan (reinforcement) baik yang bersifat positif maupun negatif.<br />a. Tutorial<br />Interaksi yang berbentuk tutorial pengetahuan dan informasi ditayangkan dalam unit-unit kecil yang kemudian diikuti dengan serangkaian pertanyaan. Pola pembelajaran pada interaksi berbentuk tutorial biasanya dirancang secara bercabang (branching). Pebelajar dapat diberi kesempatan untuk memilih topik-topik pembelajaran yang ingin dipelajari dalam suatu mata pelajaran. Semakin banyak topik-topik pembelajaran yang dapat dipilih, akan semakin mudah program tersebut diterima oleh pebelajar. Dalam interaksi pembelajaran berbentuk tutorial, informasi dan pengetahuan dikomunikasikan sedemikian rupa seperti situasi pada waktu Pengajar yang memberi bimbingan akademik kepada pebelajar. <br />b. Permainan<br />Interaksi berbentuk permainan (games) akan bersifat instruksional apabila pengetahuan dan keterampilan yang terdapat di dalamnya bersifat akademik dan mengandung unsur pelatihan (training). Sebuah bentuk permainan disebut instruksional apabila di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran (instructional objective) yang harus dicapai. Saat ini banyak beredar permainan komputer (computer games) yang hanya menekankan pada unsur rekreasi semata. walaupun demikian permainan komputer tersebut paling tidak mengandung unsur positif yaitu membantu pemakainya mengetahui cara kerja komputer yang kemudian dapat memancing timbulnya minat untuk memahami komputer (computer literacy).<br />Contoh permainan yang bersifat instruksional yaitu permainan dalam membuat keputusan (decision making game) pada bidang studi manajemen. Dalam permainan ini orang yang paling banyak membuat keputusan yang dapat menguntungkan perusahaan adalah pemenangnya. Sama halnya dengan program interaktif lain, permainan harus mengandung tingkat kesulitan tertentu dan memberikan umpan balik terhadap tanggapan yang dikemukakan oleh pebelajar. Dalam program pembelajaran berbentuk permainan, umpan balik diberikan dalam bentuk skor atau nilai standar yang dicapai setelah melakukan serangkaian permainan. Dalam program berbentuk permainan harus ada aturan (rule) yang dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan orang yang keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang dalam permainan ditentukan berdasarkan skor yang dicapai kemudian dibandingkan dengan prestasi belajar standar yang harus dicapai.<br /><br /><br />c. Simulasi<br />Dalam interaksi berbentuk simulasi pebelajar dihadapkan pada suatu situasi buatan (artifisial) yang menyerupai kondisi dan situasi yang sesungguhnya. Program-program pembelajaran interaktif berbentuk simulasi memberi kemungkinan bagi pemakainya untuk melakukan latihan nyata tanpa harus menghadapi risiko yang sebenarnya. Sebuah program simulasi komputer untuk penerbang (pilot) dirancang sama seperti ruang kemudi (cockpit) yang sesungguhnya. Semua instrumen yang tersedia sama seperti yang ada di dalam ruang kemudi pesawat terbang. Dalam program simulasi ini pilot seolah-olah dapat menaikkan atau menurunkan pesawat tanpa harus menghadapi resiko jatuhnya pesawat. <br />Sejumlah program komputer telah berhasil menciptakan simulasi dalam mata pelajaran kimia, matematika dan fisika. Simulasi pada mata pelajaran kimia telah memungkinkan pebelajar melakukan percobaan kimia tanpa menghadapi risiko terkena langsung bahan kimia yang beracun.Beberapa program simulasi dilengkapi dengan petunjuk tentang cara penggunannya dalam bentuk bahan penyerta (learning guides). Namun, banyak juga program lain yang tidak dilengkapi dengan bahan penyerta. Interaksi dalam bentuk simulasi dapat dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Hal penting yang harus diperhatikan adalah pemberian umpan balik untuk memberi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar pebelajar setelah mengikuti program simulasi.<br />d. Penemuan<br />Penemuan atau discovery adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah pendekatan induktif dalam proses belajar. Dalam interaksi ini pebelajar diminta untuk melakukan percobaan yang bersifat trial dan error dalam memecahkan suatu permasalahan. Sama halnya dengan interaksi tutorial, bentuk interaksi penemuan berisi banyak alternatif solusi untuk memecahkan suatu permasalahan.<br />Dalam program yang berbentuk penemuan, pebelajar dapat mencari informasi dan membuat kesimpulan dari sejumlah informasi yang telah dipelajarinya. Dari proses belajar yang dilakukannya pebelajar dapat menemukan konsep dan pengetahuan baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya.<br />e. Pemecahan Masalah<br />Bentuk interaksi seperti ini memberi kemungkinan terhadap pebelajar untuk melatih kemampuan dalam memecahkan suatu masalah. Pebelajar dituntut untuk berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan. Program-program interaktif berbentuk pemecahan masalah memberi kesempatan kepada pebelajar untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada didalamnya. Umpan balik tetap merupakan faktor yang sangat penting dalam program-program pembelajaran yang berbentuk interaktif. Umpan balik dapat dipergunaan oleh pebelajar untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam me-mecahkan soal atau masalah. Program-program berbentuk pemecahan masalah biasanya berisi bebe-rapa soal atau masa-lah yang di- klasifika-sikan berdasarkan tingkat kesulitan yang dikandung di dalamnya. Pebelajar dapat mencoba memecahkan masalah yang lebih tinggi tingkatannya setelah berhasil memecahkan masalah dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Program interaktif berbentuk pemecahan masalah sangat tepat digunakan dalam mata pelajaran sains dan teknologi, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk dapat diterapkan pada mata pelajaran non eksakta (ilmu sosial). <br />Dalam media pembelajaran seperti komputer dan video interaktif, bentuk-bentuk interaksi yang telah dikemukakan tadi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, program komputer berbentuk permainan (games) pasti memuat soal-soal atau permasalahan yang harus dipecahkan (drill and practice) oleh pebelajar. Demikian pula halnya dengan program interaktif berbentuk tutorial yang memuat latihan untuk memperkuat pemahaman pebelajar terhadap materi pembelajaran. Perlunya Media Pembelajaran Interaktif dalam Sistem Belajar Jarak Jauh Sistem pendidikan jarak jauh mempunyai karakteristik yang berbeda dengan praktik pendidikan konvensional. Menurut Keegan (1980) sistem pendidikan jarak jauh memiliki enam elemen kunci yang sekaligus merupakan karakteristik dari sistem tersebut , yaitu <br />1. Pemisahan antara guru dan pebelajar;<br />2. pengaruh institusi/organisasi pendidikan; <br />3. penggunaan media yang menghubungkan guru dan pebelajar; <br />4. berlangsungnya komunikasi dua arah; <br />5. memperhatikan pebelajar sebagai individu yang belajar; dan <br />6. pendidikan sebagai suatu industri.<br />Penggunaan media dalam lembaga pendidikan tinggi jarak jauh berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan antara Pengajar dengan pebelajar. Hal ini disebabkan adanya pemisahan secara fisik antara Pengajar dan pebelajar dalam melakukan aktivitas belajar-mengajar. Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam sistem belajar jarak jauh. Secara umum media yang sering digunakan sebagai delivery mode dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah media cetak, siaran radio, siaran televisi, konferensi komputer, surat elektronik (e-mail), video interaktif, telekomunikasi melalui satelit, dan teknologi komputer multimedia. Riset yang dilakukan terhadap penggunaan media dan metode pembelajaran memperlihatkan hasil yang konsisten, yaitu penggunaan media dan metode tertentu akan memberikan hasil yang efektif pada karakteristik pebelajar dan kondisi tertentu pula. Tidak ada suatu media maupun metode yang dapat berperan sebagai obat mujarab (panacea) untuk mengatasi seluruh permasalahan pembelajaran (Heinich, dkk. 1986, h. 331). Dalam memilih media pembelajaran, Kemp, dkk. (1985) mengemukakan bahwa pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada karakteristik dan kontribusi yang spesifik terhadap proses komunikasi dan belajar. Media cetak, siaran radio, dan siaran televisi telah banyak digunakan sebagai sarana penyampai materi pada sejumlah institusi pendidikan jarak jauh, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Media cetak memiliki tingkat keluwesan yang tinggi untuk digunakan baik pada kegiatan belajar secara individu maupun kelompok. Sedangkan kelebihan utama siaran radio dan siaran televisi adalah pada kemampuannya menjangkau khalayak dalam wilayah geografis yang luas. Media ini mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam meng-komunikasikan informasi dan ilmu pengetahuan (Heinich, dkk. 1996). Demikian pula, UT memanfaatkan media cetak sebagai sarana utama untuk menyampaikan materi. Siaran radio dan siaran televisi hanya digunakan sebagai sarana pembelajaran penunjang media cetak.<br />Semua media yang digunakan dalam sistem pendidikan tinggi jarak jauh pada dasarnya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi pembelajaran antara Pengajar dengan pebelajar dan pemberian umpan balik terhadap hasil belajar yang telah ditempuh oleh pebelajar (Mc.Isaac dan Gunawardena, 1996). Umpan balik memegang peranan penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh. Rendahnya intensitas pemberian umpan balik sering menimbulkan masalah dalam proses belajar. Pebelajar yang tidak mengetahui hasil belajar yang telah mereka tem-puh dapat mengalami penurunan motivasi belajar yang pada akhir-nya dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar. Menurut Hannafin dan Peck (1998) umpan balik dalam media pembelajaran interaktif dapat berbentuk: “…. informasi kepada pebelajar tentang prestasi belajar yang telah ditempuh, baik berupa keberhasilan belajar atau informasi tentang hasil belajar yang perlu diperbaiki”. Lebih jauh, Coldevin dkk. (1993) mengemuka-kan bahwa “Pengetahu-an tentang hasil belajar yang telah mereka tem-puh dan ha- rapan untuk berprestasi akan me-nentukan minat siswa untuk mengikuti proses belajar selanjutnya”<br />6. Penerapan pengajaran jarak jauh (distance learning ) pada materi kimia sub-pokok bahasan perhitungan kimia <br />Dalam pelajaran kimia siswa dituntut untuk terampil dalam rumus atau operasi matematis. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumus tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika yang baik, siswa tak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika dalam perhitungan kimia salah satunya yaitu perhitungan pH ini. Terkadang siswa di buat binggung dengan banyaknya rumus yang di gunakan dalam perhitungan pH, misalnya pH larutan asam-basa, larutan penyangga, hidrolisis garam, dan hasil kali kelarutan. Dengan penerapan pembelajaran jarak jauh (distance learning) di sekolah bagi guru yang tidak dapat masuk karena ada urusan yang sangat mendesak diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut, yang tentunya seorang guru harus memahami enam bentuk interaksi pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran interaktif untuk sistem pendidikan jarak jauh. Bentuk-bentuk interaksi tersebut antara lain berupa praktik dan latihan (drill and practice), tutorial, permainan (games), simulasi (simulation), penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving). Sehingga siswa akan lebih tertarik dan memahami apa yang di berikan oleh guru. Terlebih tentang perhitungan pH. Namun, penerapan pembelajaran jarak jauh bagi guru yang tidak dapat masuk karena ada tugas yaitu dengan menggunakan internet bukanlah pengganti sistim pengajaran. Kehadiran internet lebih bersifat suprementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja bisa dimodifikasi kebentuk lain.Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-9363757092972099292011-01-24T02:06:00.000-08:002011-01-24T02:07:28.497-08:00UJI PENGARUH PENGGUNAAN INSTRUKSI PEMBELAJARAN GAGNE DALAM LINGKUNGAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA BERPUSAT PADA SISWA Oleh YOZA FITRIADI A1F007010 BasePaper<br /><br />UJI PENGARUH PENGGUNAAN INSTRUKSI PEMBELAJARAN GAGNE DALAM LINGKUNGAN PEMBELAJARAN MULTIMEDIA BERPUSAT PADA SISWA<br /><br />Oleh <br />YOZA FITRIADI<br />A1F007010<br /><br />Based on:<br />ASSESSING THE EFFECTS OF USING GAGNE’S EVENTS OF INSTRUCTIONS IN A MULTIMEDIA STUDENT-CENTRED ENVIRONMENT: A Malaysian Experience<br /><br />Oleh:<br />Dr. Tse-Kian Neo, Dr. Mai Neo & Belinda Soo-Phing Teoh<br /><br />Diajukan sebagai tugas mata kuliah Seminar<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2010<br /><br /><br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa. Banyak orang berpendapat bahwa suatu negara yang memilki pendidikan yang baik akan bisa tergolong negara yang maju. Sebaliknya negara yang memiliki ketertinggalan pendidikannya biasanya akan sulit untuk menjadikan negaranya dapat berkembang dengan pesat. Kualitas sumber daya manusia menjadi alasan utama dari hal ini. <br />Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini. Mulai dari variasi dalam belajar, media yang digunakan serta manajemen pembelajaran pun terus digalakkan. Berbagai pendekatan, metode bahkan model pembelajaran juga terus diperbaharui demi menuntaskan masalah ini. <br />Para ahli dan pakar pendidikan terus mengembangkan penelitian dan mengeluarkan teori untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai jurnal pendidikan selalu bermunculan tiap harinya. Penelitian dan obseravasi juga menjadi upaya komprehensif untuk meningkatkan mutu dan kualitas suatu pendidikan.<br />Salah satu dari tokoh tersebut adalah Gagne. Gagne merupakan salah satu tokoh yang mengeluarkan teori yang mengkorelasikan sembilan instruksi pembelajaran yang kemudian dikenal dengan Gagne’s event dengan proses mental dan dirumuskan sebagai elemen pelajaran yang baik dalam menyajikan pembelajaran yang baik.<br /> Di sisi lain paradigma pendidikan saat ini telah bergeser dan berubah. Pembelajaran telah berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Saat ini guru tidak lagi diharuskan untuk menjadi aktor utama dalam setiap pertemuan dalam pembelajaran di kelas. Namun siswa lah yang dituntut serba aktif dalam belajar. Kurikulum yang dirancang di beberapa negara telah diarahkan untuk menyelesaikan metode ini. Di Indonesia mislanya, setelah sebelumnya menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, maka saat ini telah diubah menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pada intinya kurikulum ini dirancang untuk menguatkan peran aktif siswa lebih yang berorientasi pada berbagai media yang ada.<br /> Moron-García (2002) menjelaskan bahwa metode yang menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa akan berkaitan dengan hasil belajar yang lebih baik. Gibbs (1992, p.23) mendefinisikan pembelajaran berpusat pada siswa sebagai suatu kondisi dimana peserta didik diberikan otonomi yang lebih besar dan kontrol atas pilihan materi pelajaran, metode pembelajaran dan kecepatan belajar. Edward (2001) memperoleh konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa berdasarkan pilihan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik dapat mendikte belajar mereka sendiri yang relevan dengan pendekatan mereka sendiri. Pembelajaran berpusat pada siswa memberikan peran aktif para siswa dan "bahan-bahan kursus berkomunikasi tidak hanya bertumpu pada bahu guru" (Kurhila, Miettinen, Nokelainen, & Tirri 2007). Jika informasi penjaga guru di kelas tradisional, dalam konsep berpusat pada siswa, siswa pencari informasi aktif.<br /> Sehingga jelas sudah bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa sasat ini telah menjelma sebagai suatu dasar pendidikan yang kerap diterapkan dan menggeser pembelajaran terdahulu yang dianggap sebagai pembelajaran trasisional. Peran aktif seorang guru tidaklah sebanyak pada pembelajaran terdahulu lagi.<br /> Di sisi lain pula pembelajaran ini juga telah menggunakan beragam media pembelajaran yang dimaksudkan untuk mempermudah proses pembelajaran. Dengan adanya media ini maka siswa diharapkan dapat lebih mudah mencerna pembelajaran yang ada dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai media terus ditumbuhkembangkan. Mulai dari media elektronik hingga media inovatif yang bersumber dari alam. Hal inilah yang dinamakan multimedia. <br /> Penyertaan multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran telah mengubah strategi pengajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru tadi sekarang telah bergeser ke arah peningkatan fokus dan peran siswa dan partisipasi aktif mereka dalam proses belajar. Ini adalah fakta tak terbantahkan bahwa banyak lembaga-lembaga pembelajaran menemukan metode-metode dan cara baru dalam rangka menjembatani efisiensi dengan teknologi pembelajaran. Franklin dan Gambut (2001) menyatakan bahwa "Universitas saat ini berada dalam masa transisi. Sebagian besar perubahan yang kita lihat adalah dorongan tekanan ekonomi dan tuntutan bagi para lulusan yang akan dapat berfungsi dalam masyarakat pengetahuan. "<br />Meningkatnya kesadaran di antara pendidik telah mengakibatkan diversifikasi belajar yang lebih besar dan metode pengajaran dalam perubahan zaman ini. Instruksi-instruksi yang diambil oleh pendidik untuk menjauh dari ajaran tradisional dan belajar ke tempat yang lebih berpusat pada siswa melalui penggunaan teknologi (Damoense, 2003). Sementara banyak yang masih menerapkan metode pengajaran tradisional, dengan ketersediaan peralatan multimedia dan lebih cepat PC, pendidik yang berkeliaran keluar untuk mengubah kelas menjadi teknologi yang lebih berorientasi lingkungan (Siaw, 2000).<br />Ketersediaan media elektronik telah mendorong perkembangan yang membaik. Berbagai media seperti OHP dan LCD, komputer bukanlah hal yang asing lagi bagi pendidikan dewasa ini. Powerpoint, publisher hingga macromedia flash menjadi menu utama bagi sebagian kelas. Berbagai tempat bahkan telah menggunakan media internet sebagai hal penunjang dalam tiap instruksi pembelajarannya. Sehingga muncullah konsep pembelajaran elektronik yang lebih dikenal dengan sebutan e-learning. Dengan hanya mengklik suatu website tertentu maka para siswa akan diajak melanglang buana menelusuri segala penjuru dunai untuk menemukan hal yang mereka inginkan. <br />Media yang lain juga terus bermunculan. Ketertidaksediaan akses internet dan komputer tadi telah memacu bertumbuhnya media inovatif. Puzle kimia, tabel SPU, kebun biologi mini, molimut sederhana hingga puisi ala kertas meenjadi karya anak bangsa ini. Media ini terus dikembangkan untuk menyongsong pendidikan ke arah yang lebih baik. Jelas bahwa apappun kondisinya, pendidikan akan terus berjalan dan terus digalakkan.<br />Dari berbagai keadaan ini maka muncullah berbagai ide untuk menggabungkan dan mensinergiskan kondisi ini ke dalam kesatuan pembelajaran demi menciptakan pembelajaran yang lebih efektif. Sehingga para peneliti yang terdiri dari Dr Tse-Neo Kian, Dr Mai Neo & Belinda Soo-Phing Teoh dari Malysya merasa perlu untuk menguji bagaimana pengaruh penggunaan instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa.<br /><br />1.2 Rumusan Masalah<br />Dari latar Belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahannya yaitu: <br />1. Bagaimana penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa<br />2. Bagaimana pengaruh penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa pada pengajaran di kelas<br /><br />1.3 Tujuan Penelitian<br />Tujuan penelitian karya tulis ini adalah :<br />1. Mengetahui bagaimana penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa<br />2. Mengetahui pengaruh penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa dalam pengajaran di kelas<br /><br />1.4 Manfaat Penelitian<br />1. Memberikan gambaran penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa dalam pengajaran di kelas<br />2. Memberikan metode pembelajaran efektif yang dapat digunakan pada pembelajaran di kelas dan menjadi referensi bagi kemajuan pendidikan di Malaysya khususnya dan dunia pada umumnya<br />3. Memberikan masukan dan dasar penelitian yang baru untuk kemudian dikembangkan oleh para peneliti lainnya<br />4. Memberikan bukti yang bermanfaat bagi mereka yang ingin beralih dari kelas tradisional yang lebih berorientasi pada teknologi dan multimedia pembelajaran yang berpusat pada siswa-lingkungan hidup sebagai lingkungan belajar ini membuktikan menjadi alternatif metode belajar mengajar prinsip-prinsip animasi.<br /> <br />BAB II<br />METODE PENULISAN<br />2.1 Waktu dan Tempat Penelitian<br />MMF film and animation international school, Malaysya selama 14 minggu <br /><br />2.2 Subjek Penelitian<br />41 orang siswa dari MMF Film and animation international scholl kelas ke dua<br /><br />2.3 Desain Penelitian<br />Penelitian dilakukan selama empat belas minggu. Awal pertemuan kelas dilakukan terstruktur yang terkandung mingguan, masing-masing tutor diskusi serta kritik dan saran. Lingkungan belajar yang terintegrasi sebagai pengganti pembelajaran mingguan. Meskipun implementasinya setelah empat belas minggu, ada periode waktu yang signifikan yang dialokasikan untuk penilaian dan belajar mandiri dalam pembelajaran ini. Siswa dipaparkan pembelajaran mandiri, jikalau tidak tersedia dalam metode yang ada belajar dan mengajar. Konten pada Prinsip Arc dimulai pada minggu keempat dari trimester. Siswa berpartisipasi dalam strategi belajar mandiri di laboratorium komputer. Siswa diarahkan untuk mempelajari konten secara mandiri. Siswa ini telah pra-syarat dalam mata pelajaran komputer yang diperoleh dari pelajaran sebelumnya. <br />Sebelumnya dirancang dan dibuat terlebih dahulu suatu lingkungan pembelajaran tersendiri. Dalam lingkungan belajar ini, para guru mengembangkan lingkungan multimedia pada mata pelajaran yang berisi elemen-elemen multimedia untuk mewakili konsep-konsep dan ide serta fungsi interaktif yang menyediakan pelajar dengan kemampuan untuk menelusuri dan menggali sendiri dan dengan instruksi mereka sendiri (Neo, 2004). Lingkungan belajar yang dirancang dan dikembangkan dengan menggunakan kerangka teoretis Gagne yang didasarkan pada perspektif kognitif menekankan belajar dan terutama pada efektivitas desain instruksional. Oleh karena itu, pengembangan dan penciptaan lingkungan belajar dalam penelitian ini digabungkan dengan 9 instruksi pembelajaran Gagne yang ditunjukkan pada Tabel 1: <br /><br />Tabel: 1 <br />9 instruksi pembelajaran Gagne sebagaimana tercermin dalam lingkungan belajar <br />Instruksi-instruksi Pembelajaran Fitur dari lingkungan belajar multimedia<br />Instruksi 1: <br />Mendapatkan perhatian <br /><br /><br /> Gambar, informasi tekstual, suara dan warna-warna kontras sebagai latar belakang yang digunakan untuk menggambar dan menarik perhatian pembelajar. Animasi ini ditambahkan sebagai bagian tak terpisahkan dari kursus dan juga untuk merangsang peserta didik perhatian (lihat Gambar 1 (a) dan 1 (b)). <br />Instruksi 2: <br />Memberikan tujuan pada siswa<br /> Sebuah halaman yang menyatakan dan menjelaskan tujuan dari penelitian ini dimasukkan. Para siswa diberitahu mengenai tujuan sebelum diberikan lingkungan. Judul pelajaran menyatakan masukan untuk konten yang, dalam hal ini, adalah topik "Arc." (Lihat Gambar 2 (a) & (b)). A pre-test juga diberikan kepada para siswa sebelum menggunakan multimedia lingkungan belajar. <br />Instruksi 3:<br />Merangsang mengingat prasyarat pembelajaran <br /><br /> Untuk mempelajari isi, siswa harus mempunyai pengetahuan dalam multimedia dan animasi pada umumnya. Mereka perlu tahu apa multimedia dan animasi itu dalam rangka memahami topik-topik yang diberikan dalam lingkungan belajar (lihat Gambar 3). <br />Instruksi 4: <br />Mempresentasikan konten Sederhana dan bahasa yang jelas digunakan untuk menyajikan konten. Ditempatkan penjelasan singkat dan to the point. Selain itu, lingkungan belajar yang disajikan media lingkungan yang kaya dengan menggunakan gambar, suara, video dan animasi untuk menggambarkan unsur-unsur ide-ide dan menunjukkan isi (lihat Gambar 4 (a) & (b)). <br />Instruksi 5: <br />Menyediakan bimbingan belajar <br /><br /> Contoh, dipandu petunjuk, konsep, analogi, representasi grafis dan studi kasus yang diberikan dalam program pembelajaran untuk memberikan petunjuk tambahan untuk membantu belajar. Foto, video, suara, dan animasi juga tersedia bagi para siswa untuk menggunakan dan memahami materi yang sedang disajikan. Instruksi yang jelas diberikan kepada siswa serta petunjuk untuk membantu siswa untuk mengeksplorasi dan belajar pada mereka sendiri (lihat Gambar 4 (a) dan (b)).<br />Instruksi 6: <br />Memunculkan kinerja Sebuah papan gambar diciptakan untuk menyediakan siswa dengan aktivitas belajar. Kegiatan ini dibangun dalam lingkungan belajar bagi para siswa untuk berinteraksi dengan (lihat Gambar 5). Melalui eksplorasi yang berulang-ulang aktivitas pelajar, siswa akan diminta untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang penggunaan "Arc" dalam proses animasi. <br />Instruksi 7: <br />Memberikan umpan Setiap tanggapan dari murid-murid segera dilengkapi dengan umpan balik dan informasi misalnya, para siswa dapat melihat contoh bagaimana prinsip animasi dapat diterapkan (lihat Gambar 6 (a) & (b)). Jika para siswa punya pertanyaan mengenai isi atau penggunaan dari multimedia, para siswa dapat dengan mudah mengakses guru sendiri untuk mendapatkan umpan balik dan bimbingan. <br />Instruksi 8: <br />Menilai kinerja <br /> Para siswa juga diberikan post-test untuk melihat apakah mereka memahami isi yang telah disampaikan kepada mereka. Selain itu, penelitian juga diberikan kepada para siswa sepanjang semester untuk menilai apakah mereka mampu menerapkan apa yang telah mereka pelajari di situasi baru. Selain itu, para siswa kemudian dinilai melalui kritik sesi di depan panel guru dan teman-teman untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip animasi dengan menciptakan sebuah film animasi yang mencerminkan prinsip-prinsip belajar. <br />Instruksi 9: <br />Meningkatkan retensi dan transfer Para siswa harus menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam melakukan akhir proyek independen untuk gelar Animasi. Siswa harus menunjukkan prinsip-prinsip tindakan belajar dalam animasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam tugas-tugas mereka, mereka akan menunjukkan bahwa mereka memahami prinsip dan mampu mentransfer keterampilan belajar untuk situasi baru.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />(a)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />(b)<br />Gambar 1<br />(a) & (b) Unsur multimedia digunakan untuk mendapatkan perhatian siswa<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />(a) (b)<br />Gambar 2<br />(a) & (b) siswa diberitahu mengenai judul dan tujuan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar 3<br />Siswa akan mempelajari prinsip-prinsip animasi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />(a) (b)<br />Gambar 4<br />(a) & (b) Grafik, Gambar dan alat navigasi disediakan dan disajikan kepada siswa <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar 5<br />Aktivitas belajar dan interaksi siswa<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />(a) (b)<br />Gambar 6<br />(a) & (b) Contoh tentang bagaimana prinsip ini diterapkan dalam sebuah animasi objek<br /><br />Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survey pada beberapa siswa dan kemudian menyebarkan kuisioner yang dilakukan secara berkala. Pre test dan post test dilakukan sebelum dan setelah pertemuan di kelas. <br /><br />2.4 Sumber Data dan Metode pengumpulan Data<br />1. Jenis Data <br />a. Data hasil nilai prestasi siswa melalui implementasi metode multimedia berpusat pada siswa dengan instruksi pembelajaran Gagne<br />b. Data tentang pandangan siswa mengenai penerapan metode multimedia berpusat pada siswa dengan instruksi pembelajaran Gagne<br />c. Data tentang feedback siswa dalam setiap instruksi pembelajaran yang diterapkan di kelas<br /><br />2. Alat Pengumpul Data<br />a. Pre test dan Post test <br />b. Survey yang dilakukan pada sampel siswa <br />c. Satu set Kuisioner <br /><br /><br />3. Metode Pengumpulan Data<br />a. Data hasil nilai prestasi siswa diambil melalui pre test dan post test yang diambil pada awal pertemuan dan akhir pertemuan<br />b. Data tentang pandangan siswa diambil melalui survey yang dilakukan pada sampel siswa pada awal pertemuan. Lima titik skala Likert-jenis dan pertanyaan tertutup digunakan sebagai alat untuk penilaian survei. Survei yang mengandung 19-item ini diadaptasi dari CAL Evaluasi, Gregor Kennedy, University of Melbourne (1998).<br />c. Data tentang feedback siswa dalam setiap instruksi pembelajaran yang diterapkan di kelas dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Kuesioner adalah salah satu yang ditulis untuk mencapai informasi terhadap pembelajaran yang efektif dari lingkungan belajar. Pertanyaan terbuka memungkinkan siswa untuk mengekspresikan pandangan mereka dalam pernyataan yang lebih penuh dan pada saat yang sama menambahkan komentar yang tidak sebelum ditahbiskan oleh peneliti. Kuisioner yang terstruktur dalam prioritas berikut: <br /> Motivasi dan Tujuan Belajar <br /> Konten Organisasi <br /> Navigasi dan GUI <br /> Multimedia dan interaktivitas<br /><br />2.5 Teknik Analisis Data<br />1. Analisis Data Kuantitatif<br />2. Analisis Data Kualitatif<br /><br />2.6 Indikator Keberhasilan<br />Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ≥85 % dari jumlah siswa tersebut berkategori tuntas belajar dengan kriteria nilai hasil evaluasi siswa pada setiap tahap penelitian ≥ 65.<br /> <br />BAB III<br />HASIL DAN PEMBAHASAN<br />3.1 Hasil Penelitian<br />Berdasarkan survey yang tekah dilakukan maka didapat hasil yang dapat terlihat pada tabel 2 berikut:<br />Tabel: 2<br />Hasil survei yang diberikan kepada siswa <br /> Hasil Std Dev %<br /> MOTIVASI DAN TUJUAN BELAJAR <br />1 Saya merasa belajar sangat menarik 4,07 0,721 82,9<br />2 Saya menemukan lingkungan yang berguna untuk belajar. 4,2 0,593 92,6<br />3 Saya sejak awal sudah jelas apa yang akan saya lakukan di lingkungan 4,02 <br /> 0,821 78,1<br />4 Sejak awal sudah jelas apa yang menjadi tujuan dari lingkungan pembelajaran 4,20 <br /> 0,511 95,1 <br /><br />5 Saya tahu lebih baik tentang subjek setelah menggunakan lingkungan pemebelajaran ini 4,05 0,740 <br /> 85,4<br /> KONTEN <br />6 Umumnya ada tepat jumlah informasi pada setiap layar. 3,90 0,700 <br /> 80,5<br />7 Informasi penting atau konsep-konsep kunci yang mudah untuk mengidentifikasi 4,22 <br /> 0,652 <br /> 87,8 <br /><br />8 Secara umum konten jelas dan logis terorganisir 4,27 0,501 <br /> 97,6 <br /><br /> NAVIGASI & GUI <br />9 Saya merasa mudah untuk menemukan potongan-potongan informasi yang saya gunakan sebelumnya 4,05 0,669 85,4 <br /><br />10 Aku menemukan antarmuka yang jelas, terstruktur dan menarik 4,12 <br /> 0,678 87,8 <br /><br />11 Aku selalu tahu ke mana harus pergi berikutnya 4,15 0,727 85,4 <br /><br />12 Saya merasa mudah untuk menavigasi jalan di lingkungan sekitar 4,29 0,642 <br /> 90,2 <br /><br />13 Tombol dan link yang mudah dimengerti 4,34 0,728 90,2<br /> MULTIMEDIA & interaktivitas <br />14 Saya menemukan grafis dan multimedia berguna dalam memvisualisasikan konsep-konsep 4,37 <br /> 0,623 <br /> 92,7<br />15 Lingkungan yang disediakan merupakan tanggapan yang berarti bagi saya 4,15 <br /> 0,691 <br /> 87,8 <br /><br /><br />Tabel 2 menyatakan rata-rata (m) dari hasil pernyataan serta sebuah persentase siswa yang setuju dan sangat setuju dengan pernyataan (%). Item dalam hasil dibagi dalam konstruksi seperti yang dinyatakan di atas. <br />Mengenai keandalan dari survei, menurut Lim, Khine, menebang, Wong, Shanti, & Lim (2003), yang keandalan di atas 0,6 dianggap telah memenuhi keandalan dari survei. Keseluruhan keandalan dari survei kuesioner atau Cronbach's Alpha adalah 0,928. Jadi, survei ini dianggap dapat diandalkan. Dengan melihat item survei, hasilnya sangat positif. Yang berarti berkisar 3,78 - 4,68 dengan respondant berkisar antara 78,1% hingga 97,5% setuju dengan survei item. <br />Dari hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2, semua item di bawah motivasi dan tujuan belajar menunjukkan bahwa murid-murid sangat termotivasi saat belajar di lingkungan ini dan memahami tujuan belajar lingkungan belajar ini. Mereka menemukan strategi pembelajaran ini menjadi menarik dan berguna. <br />Mereka jelas tentang apa yang mereka belajar dan tahu apa yang menjadi tujuan pokok itu. Mereka menemukan pembelajaran dengan cara ini meningkatkan pemahaman mereka tentang materi subjek. <br />Temuan ini selanjutnya divalidasi dari umpan balik mereka diambil dari survei berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka. Perasaan keseluruhan dari para siswa 'umpan balik adalah bahwa mereka menikmati belajar dengan cara ini dan termotivasi dalam lingkungan ini. Seperti komentar dari para siswa yang ditunjukkan pada Tabel 3 memberikan jaminan yang lebih besar bahwa mereka termotivasi dalam pembelajaran mereka: <br /><br />Tabel: 3<br />Umpan balik motivasi siswa<br /> Termotivasi karena membimbing saya melalui tanpa subyek mata pelajaran lain yang tidak relevan. <br /> Saya pikir ini adalah cara yang lebih baik daripada cara konvensional menyampaikan pelajaran. <br /> Menyenangkan karena bisa bermain-main dengan multimedia interaktif. <br /> Interaktif dan menyenangkan, mudah dibaca dan grafis contoh yang mudah diingat. <br /> Saya termotivasi. Jika ada lebih banyak contoh, akan lebih baik! <br /> Para lingkungan belajar menyediakan informasi instan ditambah beban indah dan antarmuka interaktif. <br /><br /> Ketika melihat konten yang ada di lingkungan belajar, hasil-hasil dalam Tabel 2 memperlihatkan bahwa para siswa sangat setuju ada jumlah yang tepat pada layar informasi yang mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi konsep-konsep kunci dan organisasi mereka menemukan informasi yang jelas dan terorganisir dengan baik. <br />Untuk lebih memperkuat temuan ini, umpan balik para siswa yang dicatat. Menurut umpan balik para siswa yang ditunjukkan pada Tabel 4, mereka menemukan informasi yang ditulis dalam bahasa yang mudah mudah mengerti bahasa Inggris, memfokuskan pada poin utama sekaligus mempertahankan konsep yang jelas dan concised. Ini membantu dalam pemahaman dan pembacaan dari konten. <br />Tabel: 4<br />Umpan balik Konten Siswa<br /> Perjalanan yang keren. Pengetahuan itu diserap ke pikiran berkat bahasa yang sederhana, singkat tapi ringkas. <br /> Membuat sesuatu atau belajar lebih mudah karena konten sudah diringkas dan disorot.<br /> Wikipedia Inggris dan poin pendek dan langsung ke titik. <br /> Ya aku mengerti penyebab informasi yang jelas dan grafik dari info. <br /> Mudah dimengerti karena sudah meringkas dan hanya fokus pada titik kunci. <br /> Semua faktor-faktor kunci dan titik-titik utama di sana. Visualisasi melalui film membantu banyak. <br /> Sangat jelas. Terfokus dan terperinci. <br /><br />Adapun struktur navigasi serta antarmuka pengguna grafis (GUI) dari lingkungan belajar, hasil-hasil dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa siswa tidak punya masalah menavigasi melalui lingkungan sendiri dan menjelajahi konten dengan sendirinya. Mereka juga menyukai antarmuka dan tahu ke mana mereka pergi atau di mana mereka telah. Umpan siswa yang ditunjukkan pada Tabel 5 juga memperkuat temuan ini. Mereka juga menyatakan bahwa pembelajaran pada instruksi mereka sendiri yang efektif karena mereka bisa relook pada konten selama mereka inginkan. Namun, struktur navigasi sudah cukup dan mereka tidak akan tersesat dalam lingkungan belajar. Juga, seorang siswa berkomentar bahwa mereka menemukan barang-barang navigasi menyenangkan dan memotivasi. Seperti untuk desain GUI dari lingkungan belajar, hasilnya menunjukkan bahwa siswa menyukai desain antarmuka dan menemukan grafis yang digunakan "eye-catching". <br /><br /><br />Tabel: 5<br />Umpan balik Navigasi dan GUI Siswa<br /> Mampu memahami, disebabkan konten ditampilkan dengan navigasi sederhana dan desain. <br /> Navigasi sangat cocok dan mudah diikuti. Itu cukup jelas di mana segala sesuatunya. <br /> Saya suka teks diatur dengan baik, navigasi dan user interface tampak sederhana. Senang bertemu. <br /> Navigasi yang cocok. Karena faktor utama di dalamnya adalah sangat berhubungan dan tidak terhubung tanpa henti. Karena belajar tak henti-hentinya membuat saya hilang. Tetapi cara ini menghubungkan ketat. <br /> Tombol berikutnya memotivasi saya; itu tampak menyenangkan diklik. Mendorong ada di sana untuk melihat apa yang selanjutnya. <br /> Grafis menangkap perhatian saya dan navigasi harus saya tempel dan menjelajahi apa yang ada di dalamnya. <br /> Saya bisa belajar karena interaktif, penuh informasi dan aku bisa bolak-balik kapan pun aku mau. Ini memberi saya mengendalikan pembelajaran saya sendiri <br /> Ini memberi saya waktu untuk membaca dan mengerti karena tidak semua orang bisa pickup cepat. Kadang-kadang dia harus membaca lagi untuk memahami dengan jelas. <br /><br />Ketika sampai pada penggunaan multimedia dan interaktifitas dalam lingkungan belajar, hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sangat meningkatkan proses pembelajaran siswa dan membuat proses belajar menyenangkan. Penggunaan grafik, video dan teks memungkinkan siswa untuk membayangkan konten khususnya di bidang animasi. Elemen media seperti klip video dan animasi yang disediakan siswa dengan pembelajaran bermakna karena mereka bisa melihat contoh. <br />Dengan penggunaan interaktivitas dan interaksi pengguna, siswa mampu berinteraksi dengan konten serta memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran mereka melalui kegiatan belajar yang dibangun ke dalam lingkungan belajar bagi para siswa untuk melatih keterampilan mereka dan untuk memperkuat apa yang mereka pelajari. Fitur ini ditemukan ini sangat kondusif untuk pembelajaran mereka isi khususnya, animasi, karena memberikan mereka suatu kegiatan di mana para siswa dapat berlatih untuk menggambar apa yang mereka pahami tentang prinsip-prinsip dengan menggunakan "Arc" di animasi. <br />Selain itu, umpan balik siswa dalam Tabel 6 memberikan pemahaman yang lebih besar mengapa mereka merasa seperti itu. Para siswa berulang kali menyatakan bahwa aspek visualisasi multimedia sangat membantu dalam proses belajar mereka karena memberi mereka lebih memahami konsep-konsep yang disajikan kepada mereka <br /><br />Tabel: 6<br />Umpan balik Multimedia & interaktifitas siswa<br /> Saya pribadi suka bagian di mana aku bisa menggambar di atasnya. Ini menarik dan mudah diingat. <br /> MM pasti membuat belajar lebih mudah, mempraktikkan apa yang kami pelajari di tempat (action line) membantu untuk mengingat informasi yang diberikan. <br /> MM elemen benar-benar berarti bagi saya. Karena membayangkan gerakan aksi.Ide menggunakan elemen MM sangat luar biasa! Alih-alih hanya menampilkan teks biasa, visualisasi contoh dan benar-benar membuat lebih mudah bagi saya untuk mengerti.<br /> Sangat membantu. Video dan sketsa membuat saya mengerti lebih seperti visualises teks. <br /> Fitur interaktif memberikan rasa partisipasi bagi pengguna. <br /> Menggunakan unsur-unsur multimedia yang menarik dan menyenangkan. <br /> Aku menikmatinya. Dengan semua tombol interaktif disertai dengan alat bantu visual saya tidak dapat menemukan metode yang lebih baik belajar. <br /> Fun interaktif, mudah dibaca dan grafis contoh yang mudah diingat. <br /> Animasi poin dan contoh-contoh membuat belajar menyenangkan. <br /> Unsur multimedia dapat membantu penonton untuk memvisualisasikan baik daripada memvisualisasikan diri. <br /> Saya sangat terhibur terutama dengan gambar interaktif <br /><br />3.2 Pembahasan<br />Selain meminta para siswa sikap dan umpan balik pada lingkungan belajar, para siswa diuji pada isi. Pra-dan pasca-tes diberikan untuk menilai belajar siswa dari konten yang ada.<br />Pre-tes yang diambil pada trimester awal sebelum dimulainya kuliah pertama. Ini diikuti dengan a post-test yang diberikan setelah setiap perawatan untuk menilai pengetahuan dan transfer pengetahuan efektivitas retensi. Setiap ujian berisi 15 pertanyaan pilihan ganda. Hasil mentah pra dan pasca tes ditunjukkan dalam Tabel: 7. <br /><br />Tabel: 7<br />Hasil pra-dan pasca-tes siswa <br />Jumlah Hasil pre test Hasil Pot test Hasil Perbedaan % Perubahan<br />41 6,29 11,15 4,86 77,26 <br /><br />Para siswa diperoleh rata-rata 11,15 di post-test yang diberikan setelah penggunaan lingkungan multimedia. Dalam pra-nilai tes, rata-rata rata-rata tercatat 6,29. <br />Setelah pelaksanaan, hasilnya menunjukkan peningkatan 4,86 pasca-tes yang menghasilkan nilai 77,26% dari perubahan dalam skor tes. Analisis lebih lanjut dilakukan pada hasil pra-dan pasca-tes. A dipasangkan t-tes ini dilakukan untuk memastikan pentingnya hasil. Hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 8. <br /><br />Tabel: 8 <br />Hasil dari pasangan sampel t-test<br /> Hasil Std. Deviasi Tingkat Kesalahan 95% Interval Perbedaan t df Sig. (2-tailed)<br /> Rendah Tinggi <br />Bagian 1<br />Pre test<br />Pot test 4.854 4.854 4.854 4.854 4.854 4.854 4.854 4.854<br /><br />Perbedaan post-test dan pre-test sangat penting sebagai p = 0,000 pada tingkat kepercayaan 95% (p <0,05), menunjukkan bahwa siswa mempelajari materi yang disampaikan. Hal ini semakin memperkuat hasil survei mereka dan umpan balik mereka yang berkaitan dengan lingkungan belajar ini. Selain itu, efek ukuran temukan adalah 1,53 yang merupakan indikasi sangat kuat bahwa para siswa belajar materi dalam lingkungan belajar.<br />Dengan demikian, hasil-hasil ini sangat didukung oleh siswa survei, komentar dan pembelajaran skor di atas. <br />Dari temuan-temuan studi ini, ada beberapa efek yang jelas dapat diamati ketika siswa dihadapkan pada lingkungan belajar. Diskusi berikut menyajikan beberapa aspek penting yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa: <br />1. Dalam modus pembelajaran ini, siswa secara aktif mengejar belajar mereka sendiri, sementara guru bertindak sebagai panduan untuk memfasilitasi pembelajaran mereka. Mereka mampu mengeksplorasi dan berinteraksi dengan konten dalam lingkungan multimedia. Mereka mengatur instruksi mereka sendiri dalam proses belajar mereka dan mayoritas dari mereka menyatakan bahwa mereka menemukan modus ini belajar menyenangkan dan menyenangkan. Mereka tidak memiliki masalah dengan navigations dan menikmati menggunakan alat navigasi yang disediakan dalam lingkungan belajar. <br />2. Dalam lingkungan belajar ini, para siswa merasa bahwa gambar multimedia seperti grafik, animasi dan video yang digunakan untuk menyajikan isi pengajaran membantu mereka memvisualisasikan konsep dan ide. Dengan animasi dan video termasuk, siswa dapat melihat contoh bagaimana prinsip busur diterapkan dalam urutan animasi. Hasilnya sangat didukung dalam survei serta umpan balik siswa. Visualisasi konsep meningkatkan pemahaman mereka terhadap konten. Mereka menyatakan bahwa mereka kuat multimedia foto dalam lingkungan belajar meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan membuat mereka aktif terlibat dalam pembelajaran mereka. Melihat survei, penggunaan video dan animasi dinilai berarti tertinggi oleh hampir semua siswa yang berpartisipasi dalam studi ini.<br />3. Kehadiran interaktivitas diberikan siswa dengan sistem navigasi yang memungkinkan siswa untuk menentukan kecepatan belajar serta mengontrol arus informasi dengan menggunakan fitur interaktif yang disediakan oleh petunjuk dalam belajar komputer. Dengan kata lain, ini memungkinkan siswa untuk menikmati pembelajaran diri sendiri mondar-mandir. Interaktivitas ini fitur yang disediakan para siswa kesempatan untuk berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran mereka tentang konsep "Arc". Hal ini meningkatkan pemahaman dan pembelajaran mereka dan melibatkan mereka dalam proses belajar mereka. <br />4. Dari survei siswa, wawancara, dan umpan balik, terbukti bahwa siswa menyukai kebebasan mereka dalam proses belajar mereka dan menemukan bahwa proses pembelajaran ini menarik dan menarik, berguna dan meningkatkan pemahaman materi subjek. <br /> <br />BAB IV<br />PENUTUP<br />4.1 Kesimpulan <br />1. Penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa dapat dilakukan dengan mengkombinasikan 9 instruksi pembelajaran Gagne dalam pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia yang ada.<br />2. Penggunaan instruksi-instruksi pembelajaran Gagne dalam lingkungan pembelajaran multimedia berpusat pada siswa pada pengajaran di kelas dapat meningkatkan pemahaman siswa dan melibatkan mereka secara aktif dalam proses belajar mereka. Dengan demikian, teknologi yang disempurnakan dengan modus belajar ini memiliki dampak positif pada pembelajaran siswa dan dapat berfungsi sebagai metode yang efektif untuk menyampaikan instruksi kepada peserta didik.<br /><br />4.2 Rekomendasi dan Saran<br />1. Perlu adanya kehati-hatian dalam setiap instruksi pembelajaran yang melibatkan metode ini<br />2. Perlu adanya perhatian dari pemerintah dalam upaya pensosialisasian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode ini<br />3. Diharapkan pada para peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendukung dan mengembangkan metode ini agar lebih baik lagi di kemudian hari<br /> <br />DAFTAR PUSTAKA<br />Brown R. (2001). Berpikir dalam pesan multimedia; Penelitian berbasis tips tentang merancang dan menggunakan kurikulum multimedia interaktif. Extension Journal, Volume 39 (3). <br />Damoense, M.Y. (2003). Online learning: Implikasi terhadap pembelajaran yang efektif bagi pendidikan tinggi di Afrika Selatan. Australian Journal of Educational Technology Vol. 19 Nomor 1, 25-45. <br />Edwards, R. (2001). Rapat kebutuhan belajar individu: kekuasaan, subjek, penaklukan. Di C. Paechte, M. Preedy, D. Scott, dan J. Soler (ed.), Pengetahuan, kekuasaan dan belajar. London: SAGE. <br />Franklin, S., & Peat, M. (2001). Mengelola perubahan: Penggunaan campuran mode pengiriman untuk meningkatkan kesempatan belajar. Australian Journal of Educational Technology Vol. 17 Nomor 1, 37-49. <br />Gagne, R., Briggs, L. & Taruhan, W. (1992). Prinsip-prinsip desain instruksional. Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich.<br />Gibbs, G. (1992). Menilai lebih banyak siswa. Oxford: Oxford Brookes University<br />Kurhila, J., Miettinen, M., Nokelainen, P. & Tirri, H. (2007). EDUCO: Sosial Navigasi dan Pembentukan Kelompok di Student-Centred E-Learning. Journal of Interactive Learning Penelitian. 18 (1), 65-83. <br />Kennedy, G.E. (1998). Dibantu komputer belajar: Formative evaluasi kuesioner. Biomedis Multimedia Unit, University of Melbourne<br />Lim CP, Khine MS, menebang, T., Wong, P., Shanti, D. & Lim, B. (2003). Menjelajahi aspek kritis integrasi teknologi informasi di Singapura sekolah. Australian Journal of Educational Technology, 19 (1), 1-24<br />Moron-Garcia, S. (2002). Penggunaan Virtual Lingkungan Belajar di Inggris Pendidikan Tinggi - Apakah VLEs mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa? Dalam G. Richards (Ed.), Proceedings Konferensi Dunia di E-Learning in Corporate, Government, Kesehatan, dan Pendidikan Tinggi 2002, 1952-1955.<br />Neo, T.K. (2004). Guru sebagai pengembang multimedia: multimedia authoring menggunakan alat untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di kelas.Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-55003911230690029122011-01-24T02:05:00.000-08:002011-01-24T02:06:05.648-08:00FOURIER-TRANSFORM INFRARED (FTIR), UV-VIS, Gas Cromathography dan X-Ray Diffraction Spektrofotometry Oleh: YOZA FITRIADI A1F007010TUGAS MATA KULIAH SEMINAR<br />FOURIER-TRANSFORM INFRARED (FTIR), UV-VIS, <br />Gas Cromathography dan X-Ray Diffraction Spektrofotometry<br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Oleh:<br /><br />YOZA FITRIADI<br />A1F007010<br /><br /><br />PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA<br />FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN <br />UNIVERSITAS BENGKULU<br />2010<br /><br />1. FOURIER-TRANSFORM INFRARED SPECTROSCOPY (FTIR)<br />A. Definisi FTIR <br />Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) atau spektoskopi infra merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.<br />B. Karakteristik sampel yang Dapat Diidentifikasi <br />Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang (Tabel 1), sinar inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:<br />1. Daerah infra merah dekat<br />2. Daerah infra merah pertengahan<br />3. Daerah infra merah jauh<br />Tabel 1. Daerah panjang gelombang<br />Jenis Panjang gelombang Interaksi Bilangan gelombang<br />Sinar gamma < 10 nm Emisi Inti <br />sinar-X 0,01 - 100 A Ionisasi Atomik <br />Ultra ungu (UV) jauh 10-200 nm Transisi Elektronik <br />Ultra ungu (UV) dekat 200-400 nm Transisi Elektronik <br />sinar tampak <br />(spektrum optik) 400-750 nm Transisi Elektronik 25.000 – 13.000 cm-1<br />Inframerah dekat 0,75 - 2,5 µm Interaksi Ikatan 13.000 - 4.000 cm-1<br />Inframerah pertengahan 2,5 - 50 µm Interaksi Ikatan 4.000 - 200 cm-1<br />Inframerah jauh 50 - 1.000 µm Interaksi Ikatan 200 - 10 cm-1<br />Gelombang mikro 0,1 - 100 cm serapan inti 10 - 0,01 cm-1<br />Gelombang radio 1 - 1.000 meter Serapan Inti <br />Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektroskopi inframerah adalah pada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1 . Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam molekul. Daerah inframerah yang jauh (400-10cm-1, berguna untuk molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan.<br />Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:<br />• Cepat dan relatif murah<br />• Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul (Tabel 2)<br />• Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.<br />Tabel 2. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi<br />Gugus Jenis senyawa Daerah serapan (cm-1)<br />C-H Alkana 2850-2960, 1350-1470<br />C-H Alkena 3020-3080, 675-870<br />C-H Aromatik 3000-3100, 675-870<br />C-H Alkuna 3300<br />C=C Alkena 1640-1680<br />C=C Aromatik (cincin) 1500-1600<br />C-O Alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300<br />C=O Aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760<br />O-H Alkohol, fenol(monomer) 3610-3640<br />O-H Alkohol, fenol (ikatan h) 2000-3600 (lebar)<br />O-H Asam karboksilat 3000-3600 (lebar)<br />N-H Amina 3310-3500<br />C-N Amina 1180-1360<br /><br />C. Penggunaan Spektrometer FTIR<br />1. Prinsip Kerja Spektometer FTIR<br />Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret persamaan gelombang elektronik sebagai :<br /> <br />dimana :<br /> a dan b merupakan suatu tetapan<br /> t adalah waktu<br /> ω adalah frekwensi sudut (radian per detik) <br />( ω = 2 Π f dan f adalah frekwensi dalam Hertz)<br />Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier Transform).<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Spektrofotometer FTIR<br />Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen FTIR dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). <br /><br /> <br /> <br />2. Daerah Identifikasi <br />Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi tekuk, khususnya vibrasi rocking (goyangan), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit. Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000 – 400 cm-1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua senyawa adalah sama.<br />3. Cara Kerja spektrofotometer FTIR<br />Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.<br /> <br />sistim optik Fourier Transform Infra Red.<br />Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.<br />Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.<br />4. Penafsiran Spektrum Inframerah<br />Penafsiran spektrum inframerah tidak ada aturan kaku, namun syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk menafsirkan suatu spektrum adalah:<br /> Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai<br /> Spektrum diperoleh dari senyawa murni<br /> Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan frekuensi atau panjang gelombangnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar yang dapat diandalkan, seperti polistirena film.<br /> Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, maka konsentrasi larutan dan ketebalan sel harus ditunjukkan<br />D. Keunggulan Spektrofotometer FTIR<br />Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :<br />1. Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning. <br />2. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless). <br />2. ULTRAVIOLET AND VISIBLE ABSORPTION SPECTROSCOPY (UV VIS)<br />A. Definisi<br />Ultraviolet and visible absorption spectroscopy atau UV-Vis merupakan suatu cara pengukuran untuk penipisan atau pelemasan sinar dari suatu cahaya baik setelah sampel itu terlewatkan ataupun setelah refleksi dari permukaan sampel. Spektroskopi UV-Vis ini pada umumnya berguna untuk analisis kuantitatif langsung (kromofor, nitrat, nitrit, kromat) dan tak langsung (ion logam transisi).<br />B. Macam-macam UV VIS Spektrofotometer<br />Berdasarkan konfigurasi optiknya terdapat 3 jenis spektrofotometer:<br />a. Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)<br />Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui cuvet. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian.<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />b. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)<br />Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2 berkas oleh cermin yang berputar (chopper).<br />- Berkas pertama melalui cuvet berisi blanko<br />- Berkas kedua melalui cuvet berisi standar atau contoh<br />Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan seperti terlihat pada gambar. Blanko berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase atau Io dari sumber cahaya. Dengan adanya blanko dalam alat kita tidak lagi mengontrol titik nolnya pada waktu-waktu tertentu, hal ini berbeda jika pada single beam. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />c. Multi Channel<br /> Terdapat beberapa ciri dari spektroskopi ini, diantaranya: <br />• Tanpa monokromator <br />• Mendispersikan cahaya dengan panjang gelombang yang sama <br />• Mahal <br />• Resolusi terbatas <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />C. Penggunaan Spektrofotometer UV-Vis<br />Pada spektroskopi UV-Vis, energi cahayanya yang terserap digunakan untuk transisi elektron dan senyawa dengan gugus tertentu bisa menyerap sinar dalam panjang gelombang cahaya tertentu. Hal ini yang selanjutnya digunakan dalam uji analisa, baik kualitatif maupun kuantitatif.<br />1. perhitungan kuantitatif bisa diketahui dari harga absorbansinya<br />2. mungkin yang dimaksud adalah titik isobestik, yaitu panjang gelombang di mana dua zat atau lebih memiliki absorbtivitas molar yang sama<br /> Spektrofotometer UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Untuk analisis kualitatif yang diperhatikan adalah :<br /> Membandingkan λ maksimum.<br /> Membandingkan serapan (A), daya serap (a)<br /> Membandingkan spektrum serapannya.<br /><br /><br />D. Penyerapan Sinar UV & Visibel Oleh Molekul<br />Penyerapan (absorbsi) sinar UV dan Visibel pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron ikatan. Jenis penyerapan energi UV dan Visibel :<br />a. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan<br />Perpindahan/lompatan elektron yang mungkin terjadi akibat adanya sinar adalah:<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pada tiap kemungkinan, suatu elektron tereksitasi dari orbital yang terisi penuh ke orbital anti-ikatan yang kosong. Tiap lompatan elektron memerlukan energi dari sinar, dan lompatan yang besar pasti membutuhkan energi yang lebih besar dari pada lompatan yang kecil.<br />Suatu spektrometer serapan bekerja pada daerah panjang gelombang sekitar 200 nm (pada ultra-violet dekat) sampai sekitar 800 nm (pada infra-merah sangat dekat). Lompatan elektron yang mungkin menyerap sinar pada daerah itu jumlahnya terbatas.<br />Lompatan yang penting ditunjukan dengan panah hitam, dan yang tidak mungkin dengan warna abu-abu. Panah dengan titik-titik abu-abu menunjukan lompatan yang menyerap sinar di luar daerah spektrum yang kita amati.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ingat bahwa lompatan yang lebih besar membutuhkan energi yang lebih besar dan menyerap sinar dengan panjang gelombang yang lebih pendek. Lompatan yang ditunjukan dengan tanda panah abu-abu menyerap sinar UV dengan panjang gelombang yang lebih rendah dari 200 nm. <br />Lompatan yang penting diantaranya:<br />• Dari orbital pi ikatan ke orbital pi anti-ikatan;<br />• Dari orbital non-ikatan ke orbital pi anti-ikatan;<br />• Dari orbital non-ikatan ke orbital sigma anti-ikatan.<br />Artinya untuk menyerap sinar pada daerah antara 200 – 800 nm (pada daerah dimana spektra diukur), molekul harus mengandung ikatan pi atau terdapat atom dengan orbital non-ikatan. Ingat bahwa orbital non-ikatan adalah pasangan elektron bebas, misalnya pada oksigen, nitrogen, atau halogen. Bagian molekul yang dapat menyerap sinar disebut sebagai gugus kromofor.<br />Absorbsi Anion Anorganik<br />Sejumlah anion anorganik memperlihatkan puncak absorbsi ultraviolet sebagai akibat transisi electron nàp*. Contoh meliputi yaitu anion nàp* nitrate (313 nm), karbonat (217 nm), nitrit (360 dan 280 nm), azido (239 nm) dan tritiokarbonat (500 nm).<br />Diagram berikut menunjukkan spektrum serapan sederhana carbonate. Absorbansi (pada sumbu tegak) adalah ukuran banyaknya sinar yang diserap. Nilai yang lebih tinggi, berarti lebih banyak panjang gelombang khas yang diserap.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Terlihat puncak serapan pada 217 nm. Ini berada pada daerah ultra-violet dan tidak ada tanda yang menunjukan penyerapan pada daerah sinar tampak berarti carbonate tidak berwarna. Pada carbonate, ada elektron non-ikatan (pasangan electron bebas) dan electron pi sebagai bagian dari ikatan rangkap dua. Artinya bahwa dimungkinkan terjadi dua penyerapan yang penting dari diagram energi terakhir.<br />Akan didapatkan satu elektron tereksitasi dari orbital pi ikatan ke orbital pi anti-ikatan, atau eksitasi elektron pasangan bebas pada oksigen (orbital non-ikatan) ke orbital pi anti-ikatan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Orbital non-ikatan memiliki energi yang lebih tinggi daripada orbital pi ikatan. Artinya, lompatan elektron dari pasangan bebas pada atom oksigen ke orbital pi anti-ikatan memerlukan energi yang lebih rendah. Dapat diartikan juga elektron dari pasangan bebas pada atom oksigen menyerap sinar dengan frekuensi yang lebih rendah dan karena itu panjang gelombangnya lebih tinggi.<br />Karena itu carbonate menyerap sinar dari dua panjang gelombang yang berbeda:<br />• pi ikatan ke pi anti-ikatan puncak serapannya pada 180 nm;<br />• non-ikatan ke pi anti-ikatan puncak serapannya pada kisaran 200-800 nm.<br />Kedua serapan ini berada pada daerah ultra-violet, tetapi sebagian besar spektrometer tidak dapat membaca serapan pada 180 nm karena spektrometer tersebut bekerja pada kisaran 200-800 nm.<br /><br /><br /><br />b. Penyerapan oleh transisi elektron d dan f dari molekul kompleks<br />Ion logam transisi (golongan B) menyerap pada daerah UV-Vis, proses absorpsi berasal dari transisi elektronik pada orbital 3d dan 4d.<br />Ion-ion dan komplek-komplek dari 18 unsur transisi deret pertama dan kedua cenderung mengabsorbsi sinar tampak. Berbeda dengan unsur-unsur aktinida dan laktinida, unsur-unsur transisi ini sering mempunyai pita absobsi yang melebar dan sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan. Contoh pengaruh lingkungan ditemukan di dalam ion aquo-tembaga(11)yang berwarna biru muda dan biru tua untuk komplek tembaga dengan ammonia.<br />Seri lanthanide dan actinide : proses absorpsi terjadi sebagai hasil dari transisi elektronik pada orbital 4f dan 5f. Berbeda dengan sifat kebanyakan pengabsorbsi anorganik dan pengabsorbsi organic, spectra ino-ino lantanida dan aktinida meruncing, jelas dan has, yang sedikit dipengaruhi oleh jenis ligan yang bergabung dengan ion logam tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena orbital-orbital dalam dihalangi boleh pengaruh luar electron-elektron yang menempati bilangan kuantum utama yang lebih tinggi.<br />c. Penyerapan oleh perpindahan muatan<br />Untuk maksud analitik, zat-zat yang menunjukkan absorbsi perpindahan muatan sangat penting,karena absorbsibvitas molarnya sangat besar(εmak >10.000). Hal ini meningkatkan kesensitipan pendekatan dan penentuan zat-zat pengabsorbsi. Beberapa kompleks anorganik memperlihatkan absorbsi perpindahan muatan dan karenanya disebut komplek perpindahan muatan (Change-transfer complexes). Contoh yang umum dari komplek tersebut adalah komplek-komplek besi(III) tiosinat dan fenolat. Besi (II) o-penantrolina komplek molekul yodium yodida dan komplek fero-feri sianida yang berwarna biru prussia.<br />Suatu komplek memperlihatkan spectrum perpindahan muatan, kalau salah satu komponennya mempunyai sifat penunjang electron(electron donor), maka komponen lain yang bersifat penerima electron (elektron acceptor).<br />Absorbsi radiasi menyebabkan perpindahan electron dari donor ke akseptor. Akibatnya, bentuk tereksitasi merupakan hasil proses oksidasi-reduksi internal. Sifat ini berbeda dengan sifat kromofor organic, dimana electron dalam keadaan tereksitasi berada dalam orbital molekul yang di bentuk oleh dua ataom atau lebih.<br />Contoh absorbsi perpindahan electron yang terkenal ditemukan di dalam komplek besi(III) tiosianat. Pengabsorbsian foton menghasilkan perpindahan suatu elektrondari ion tiosianat ke orbital ion besi (III). Hasilnya adalah bentuk tereksitasi yang terdiri dari besi (II) dan radikal netral tiosianat SCN. Seperti jenis eksitasi electron lainnya, electron tersebut kembali ke keadaan semulanya setelah waktu tertentu. Kadang-kadang, disosiasi komplek tereksitasi dapat terjadi menghasilkan produk oksidasi-reduksi fotokimia. Semakin besar kecenderungan perpindahan electron, semakin kecil energi diperlukan pada proses perpindahan electron dan menyebabkan komplek mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang yang lebih besar. Contoh, ion tiosianat adalah donor electron yang lebih baik daripada ion klorida. Jadi absorbsi komplek besi (III) klorida terjadi di daerah ultra violet.<br />Umumnya, di dalam Change-transfer komplek yang melibatkan ion logam-logam bertindak sebagai aseptor electron. Kecuali di dalam kompleks besi (II)o-fenantrolina atau tembaga(I)o-fenantrolina, ligan merupakan akseptor elektrondari ion logam sebagai donor electron.<br />Senyawa-senyawa organic dapat membentuk charge transfer komplek. Contoh, quinhidron (Quinhydrone), komplek quinine dan hydroquinone dengan perbandingan1:1, memperlihatkan absorbsi yang kuat pada daerah sinar tampak. Contoh lain meliputi komplek-komplek yodium dengan amina, aromatic dan sulfide<br /> <br />3. GAS CHROMATOGRAPHY (GC)<br />A. Definisi<br />Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan zat kimia yang bergantung pada perbedaan perilaku partisi antara fase gerak mengalir dan fase diam untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.<br />Kromatografi Gas (GC jenis u) ini merupakan jenis umum dari kromatografi yang digunakan dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa dekomposisi. Khas menggunakan GC termasuk pengujian kemurnian suatu zat tertentu, atau memisahkan berbagai komponen campuran (jumlah relatif dari komponen tersebut juga dapat ditentukan). Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi senyawa. Dalam kromatografi preparatif, GC dapat digunakan untuk mempersiapkan senyawa murni dari campuran.<br />B. Aspek-aspek Penting dalam Kromatografi Gas<br />Terdapat beberapa aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan kromatografi gas ini, diantaranya adalah: <br /> Gas pembawa<br />Gas pembawa berfungsi sebagai fasa bergerak. Kebiasaannya helium dan nitrogen digunakan sebagai gas pembawa. Tekanan gas yang berada dalam tangki gas dengan sendirinya membantu menggerakkan gas tersebut melalui komponen-komponen GC.<br /> Sistem penyuntikan sampel<br />Tujuan penyuntik sampel dalam kromatografi gas untuk memasukkan sampel ke dalam turus. Secara umum, sistem penyuntikan sampel terdiri daripada septa, pemanas dan liner. Sampel disuntik menggunakan picagari ke dalam sistem penyuntikan sampel. Sampel disuntik melalui septum yang segera tertutup semula setelah picagari tersebut dicabut. Sampel yang disuntik akan masuk ke dalam liner dan dipanaskan serta merta hingga meruap. Sampel yang telah meruap kemudiannya akan digerak masuk ke dalam turus.<br /><br /><br /><br /> Ketuhar<br />Ketuhar yang digunakan dalam GC menggerakkan udara panas di sekeliling turus supaya suhu turus dalam keadaan sekata. Suhu turus GC memainkan peranan dalam mempengaruhi masa penahanan dan pemisahan analit. <br /> Turus<br />Turus digunakan untuk memisahkan sampel kepada komponen-komponennya. Turus yang digunakan untuk gc biasanya turus kapilari dengan kebiasaannya panjang melebihi 10 meter malah ada yang mencecah 30 dan 50 meter, bergantung kepada keperluan analisis. Turus GC boleh dibezakan mengikut jenis padatannya. Ada yang dari jenis polar, non polar dan intermediate. Komponen-komponen yang telah terpisah di dalam turus kapilari tersebut, akan bergerak masuk ke dalam pengesan.<br /> Pengesan<br />Pengesan mengukur kepekatan sesuatu komponen yang telah keluar dari turus. Pengesan kemudiannya akan menghantar isyarat kepada sistem pengendalian data. Terdapat pelbagai jenis pengesan untuk GC contohnya, TCD dan FID. <br /> Sistem pengendalian data<br />Sistem pengendalian data berfungsi untuk menterjemahkan isyarat yang diterima dari pengesan, kepada bentuk lakaran atau data. Lakaran biasanya berbentuk puncak. Data yang diperolehi pula biasanya berkenaan keluasan atau ketinggian puncak. Dari lakaran dan data tersebut maklumat-maklumat seperti kepekatan sampel dan profail sampel yang dianalisis boleh diketahui. Alat perakam (chromatopac) dan komputer yang dilengkapi perisian menganalisis data adalah dua contoh sistem pengendalian data.<br /><br /><br /><br />C. Prinsip-prinsip Kerja dalam Kromatografi Gas<br />Kromatografi gas lebih serius daripada pembatasan kelarutan pada kromatografi cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi, jika kita ingat bahwa suhu sampai 4000C dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa kromatografi dilakukan secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan itu menjadi tidak begitu perlu. Disamping itu, pada GC, senyawa yang tak atsiri sering dapat dibah menjadi turunan yang lebih atsiri dan lebih stabil sebelum kromatografi.<br />Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangn. Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gs dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah tehnik ini terbatas unruk zat yang mudah menguap.<br />Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik utnuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat ialah waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom.waktu tambat diukur dari jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat dalam KLT. Dengan kalibrasi yang patut, banyaknya (kuantitas) komponen campuran dapat pula diukur secara teliti. Kekurangan utama CG adalah bahwa ia tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan campuran pada tingkat g mungkin dilakukan; tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika tidak ada metode lain. Pada CG, kolom dapat dipakai kembali dan jika dirawat dengan baik dapat tahan lama. Perawatan harus dilakukan karena kolom dapat sangat mahal.<br />Fase diam pada CG biasanya berupa cairan yang disaputkan pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi sebagai permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat). Sistem gas-padat telah dipakai secara luas dalam pemurnian gas dan penghilangan asap, tetapi kurang kegunaannya dalam kromatografi.<br />Satu-satunya pembatas pada pemilihan cairan yang demikian ialah bahwa zat cair itu harus stabil dan tidak atsiri pada kondisi kromatografi. Akan tetapi, keadaan ini berubah akibat pengembangan fase terikat dan pemakaian kolo kapiler atau kolom tabung terbuka yang sangat efisien. Pada fase terikat, cairan sebenarnya terikat pada penyangga padat atau pada dinding koplom kapiler, tidak hanya disaputkan begitu saja. Pemakaian detector untuk menganalisis efluen kromatograf secara sinambung telah memungkinkan adanya CG. Pada CG, tersedianya berbagai detector, pemakaiannya yang umum untuk banyak jenis senyawa, dan tingkat kepekaannya yang tinggi telah memungkinkan penentuan secara teliti berbagai jenis komponen dalam kisaran yang besar, kadang-kadang dalam jumlah yang sangat kecil. Tersedianya detector selektif, misalnya detector yang hanya mendeteksi senyawa yang mengandung P, N, atau S merupakan hal yang sangat penting pula. <br />D. Metode Penggunaan Kromtografi Gas<br />Metode ini adalah kumpulan kondisi di mana GC beroperasi untuk analisis tertentu. Metode pembangunan adalah proses penentuan kondisi apakah memadai dan atau ideal untuk analisis diperlukan.<br />Kondisi yang dapat bervariasi untuk mengakomodasi analisis diperlukan adalah suhu inlet, temperatur detektor, kolom suhu dan program suhu, gas pembawa dan tingkat gas pembawa aliran, fase diam kolom itu, diameter dan panjang, jenis inlet dan laju aliran, ukuran sampel dan injeksi teknik. Tergantung pada detektor (s) (lihat di bawah) diinstal pada GC, mungkin ada sejumlah kondisi detektor yang juga dapat bervariasi. Beberapa GCS juga termasuk katup yang dapat mengubah rute sampel dan arus carrier. Waktu pembukaan dan penutupan katup-katup ini bisa menjadi penting untuk pengembangan metode. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar di atas menunjukkan interior sebuah GeoStrata Technologies Eclipse Kromatografi Gas yang berjalan terus menerus dalam tiga siklus menit. Dua katup digunakan untuk beralih gas uji ke dalam loop sampel. Setelah mengisi loop uji sampel dengan gas, katup-katup akan diaktifkan kembali memberi tekanan gas pembawa ke loop sampel dan memaksa sampel melalui kolom untuk pemisahan.<br />1. Seleksi Gas Pembawa dan Tingkat Aliran <br />Gas pembawa yang khas termasuk helium, nitrogen, argon, hidrogen dan udara. Yang menggunakan gas biasanya ditentukan oleh detektor yang digunakan, misalnya, DID membutuhkan helium sebagai gas pembawa. Ketika menganalisis sampel gas, namun, pembawa ini kadang-kadang dipilih berdasarkan matriks sampel, misalnya, ketika menganalisis campuran di argon, sebuah kapal argon lebih disukai, karena argon dalam sampel tidak muncul pada KL. Keselamatan dan ketersediaan juga dapat mempengaruhi pemilihan operator, misalnya, hidrogen yang mudah terbakar, dan tinggi kemurnian helium bisa sulit diperoleh di beberapa wilayah di dunia. (Lihat: Helium - kejadian dan produksi.) <br />Kemurnian gas pembawa juga sering ditentukan oleh detektor, meskipun tingkat sensitivitas yang diperlukan juga dapat memainkan peran penting. Biasanya, kemurnian 99,995% atau lebih tinggi digunakan. Perdagangan nama untuk kemurnian khas termasuk "Zero Grade," "Ultra-High Purity (UHP) Grade," "4,5 Grade" dan "5,0 Grade." <br />Gas pembawa mempengaruhi laju alir analisis dengan cara yang sama bahwa suhu (lihat di atas). Semakin tinggi laju alir analisis lebih cepat, tetapi semakin rendah pemisahan antara analit. Memilih laju aliran sehingga kompromi sama antara tingkat pemisahan dan analisis sebagai panjang memilih temperatur kolom. <br />Dengan GCS dibuat sebelum tahun 1990-an, laju alir pembawa dikontrol secara tidak langsung dengan mengontrol tekanan carrier inlet, atau "tekanan kepala kolom." Tingkat aliran aktual diukur di outlet kolom atau detektor dengan flow meter elektronik, atau gelembung flow meter, dan dapat menjadi terlibat, memakan waktu, dan proses frustrasi. Pengaturan tekanan tidak dapat bervariasi selama menjalankan, dan dengan demikian aliran pada dasarnya konstan selama analisis. Hubungan antara laju aliran dan tekanan inlet dihitung dengan persamaan Poiseuille untuk cairan kompresif. <br />GCS modern Namun, banyak elektronik mengukur laju alir, dan elektronik mengontrol tekanan gas pembawa untuk mengatur laju aliran. Akibatnya, pembawa tekanan dan laju aliran dapat disesuaikan selama menjalankan, tekanan membuat program aliran / mirip dengan program suhu. <br />2. Seleksi Kolom Senyawa<br />Polaritas [[)) dari zat terlarut sangat penting untuk pilihan senyawa stasioner, yang dalam kasus yang optimal akan memiliki polaritas yang sama daripada zat terlarut. fase stasioner umum dalam kolom tabung terbuka dimetil Polisiloksan cyanopropylphenyl, polietilen carbowax, Polisiloksan cyanopropylphenyl biscyanopropyl dan Polisiloksan dimetil difenil. Untuk kolom dikemas ada lebih banyak pilihan yang tersedia <br />3. Jenis dan Tingkat Aliran Inlet <br />Pemilihan jenis inlet tergantung pada teknik dan injeksi sampel apakah dalam bentuk cair, gas, terserap, atau bentuk padat, dan apakah matriks pelarut hadir yang harus menguap. sampel terlarut dapat diperkenalkan langsung ke kolom melalui injektor COC, jika kondisi sangat terkenal, jika sebuah matriks pelarut harus menguap dan sebagian dihapus, S / SL injector digunakan (teknik injeksi yang paling umum); sampel gas ( misalnya, silinder udara) biasanya disuntikkan dengan menggunakan sistem katup gas switching; teradsorpsi sampel (misalnya, pada tabung adsorben) diperkenalkan baik menggunakan eksternal (on-line atau off-line) desorpsi aparat seperti sistem pembersihan-dan-perangkap , atau desorbed di S / SL injektor (SPME aplikasi). <br />4. Ukuran Sampel Dan Teknik Injeksi <br />Analisis kromatografi nyata dimulai dengan pengenalan sampel ke kolom. Pengembangan kromatografi gas kapiler mengakibatkan masalah praktis dengan teknik injeksi. Teknik injeksi on-kolom, sering digunakan dengan kolom dikemas, biasanya tidak mungkin dengan kolom kapiler. Sistem injeksi, dalam kromatografi gas kapiler, harus memenuhi dua persyaratan berikut: <br />1. Jumlah yang disuntikkan tidak harus membebani kolom. <br />2. Lebar dari plug disuntikkan harus kecil dibandingkan dengan penyebaran karena proses kromatografi. Kegagalan untuk mematuhi persyaratan ini yang akan mengurangi kemampuan pemisahan kolom. Sebagai aturan umum, volume injeksi, Vinj, dan volume sel detektor, Vdet, harus sekitar 1 / 10 dari volume yang ditempati oleh sebagian sampel mengandung molekul bunga (analit) ketika mereka keluar kolom. <br />Beberapa persyaratan umum, teknik injeksi yang baik harus memenuhi, adalah: <br />1. Injeksi ini untuk mendapatkan efisiensi yang optimal pemisahan kolom itu. <br />2. Injeksi ini harus memungkinkan suntikan akurat dan direproduksi dalam jumlah kecil sampel yang representatif. <br />3. Injeksi ini harus mendorong tidak ada perubahan dalam komposisi sampel. Seharusnya tidak menunjukkan diskriminasi berdasarkan perbedaan titik didih, polaritas, konsentrasi atau termal / stabilitas katalis. <br />4. Harus berlaku untuk melacak analisis serta untuk sampel murni. <br /><br />5. Seleksi Kolom<br />Temperatur suhu Kolom dan program Sebuah kromatografi gas oven, terbuka untuk menunjukkan kolom kapiler. Kolom (s) dalam GC yang terkandung dalam oven, suhu yang justru dikontrol secara elektronik. (Ketika membicarakan suhu "dari kolom," seorang analis secara teknis mengacu pada suhu oven kolom. Tingkat di mana sampel melewati kolom berbanding lurus dengan suhu kolom. Semakin tinggi suhu kolom, sampel bergerak lebih cepat melalui kolom. Namun, sampel bergerak lebih cepat melalui kolom, semakin sedikit berinteraksi dengan fase diam, dan kurang analit dipisahkan. <br />Secara umum, suhu kolom dipilih untuk kompromi antara panjang analisis dan tingkat pemisahan. Sebuah metode yang memegang kolom pada temperatur yang sama untuk seluruh analisis disebut "isotermal." Sebagian besar metode, peningkatan suhu kolom selama analisis, temperatur awal, tingkat kenaikan suhu (suhu "ramp") dan suhu akhir disebut program "suhu." <br />Sebuah program suhu memungkinkan analit yang elute awal analisis untuk memisahkan secara memadai, sementara memperpendek waktu yang diperlukan untuk analit akhir-eluting melewati kolom. <br />6. Analisis dan Reduksi data <br />a. Analisis kualitatif: <br />Secara umum data kromatografi disajikan sebagai grafik respons detektor (y-axis) terhadap waktu retensi (x-axis), yang disebut suatu kromatogram. Spektrum ini memberikan puncak untuk sampel yang mewakili hadir analit dalam suatu sampel eluting dari kolom pada waktu yang berbeda. Retensi waktu dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi analit jika metode yang konstan. Selain itu, pola puncak akan konstan untuk sampel dalam kondisi konstan dan dapat mengidentifikasi campuran analit kompleks. Dalam aplikasi paling modern namun GC terhubung ke detektor spektrometer massa atau serupa yang mampu mengidentifikasi analit diwakili oleh puncak. <br />b. Analisis kuantitatif<br />Luas di bawah puncak adalah sebanding dengan jumlah yang hadir analit dalam kromatogram itu. Dengan memperhitungkan daerah puncak menggunakan fungsi matematika integrasi, konsentrasi dari analit dalam sampel asli dapat ditentukan. Konsentrasi dapat dihitung menggunakan kurva kalibrasi dibuat dengan menemukan jawaban untuk serangkaian konsentrasi analit, atau dengan menentukan faktor respons relatif dari suatu analit. Faktor respons relatif adalah rasio diharapkan dari suatu analit ke standar internal (atau standar eksternal) dan dihitung dengan mencari respon diketahui jumlah analit dan jumlah konstan standar internal (bahan kimia yang ditambahkan ke sampel di sebuah konstanta konsentrasi, dengan waktu retensi yang berbeda untuk analit tersebut). <br /> <br />4. X-RAY DIFFRACTION (XRD)<br />A. Definisi<br />X-ray difraction/XRD atau spektroskopi difraksi sinar-X merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel.<br />Difraksi sinar-X ini terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut memberikan interferensi yang konstruktif. Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg : <br />n.λ = 2.d.sin θ ; n = 1,2,... <br />Dengan λ adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah bilangan bulat yang disebut sebagai orde pembiasan. <br />Keuntungan utama penggunaan sinar-X dalam karakterisasi material adalah kemampuan penetrasinya, sebab sinar-X memiliki energi sangat tinggi akibat panjang gelombangnya yang pendek. Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,5-2,0 mikron. Sinar ini dihasilkan dari penembakan logam dengan elektron berenergi tinggi. Elektron itu mengalami perlambatan saat masuk ke dalam logam dan menyebabkan elektron pada kulit atom logam tersebut terpental membentuk kekosongan. Elektron dengan energi yang lebih tinggi masuk ke tempat kosong dengan memancarkan kelebihan energinya sebagai foton sinar-X. <br />B. Sumber dan Sifat Sinar X <br />Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV sampai 1 MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron pada kulit atom. Spektrum Sinar X memilki panjang gelombang 10-5 – 10 nm, berfrekuensi 1017 -1020 Hz dan memiliki energi 103 -106 eV. Panjang gelombang sinar X memiliki orde yang sama dengan jarak antar atom sehingga dapat digunakan sebagai sumber difraksi kristal. <br />Difraksi Sinar X merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik material untuk mendapatkan informasi tentang ukuran atom dari material kristal maupun nonkristal. Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombangnya. Jika panjang gelombang jauh lebih dari pada ukuran atom atau konstanta kisi kristal maka tidak akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan dipantulkan sedangkan jika panjang gelombangnya mendekati atau lebih kecil dari ukuran atom atau kristal maka akan terjadi peristiwa difraksi. <br />Skema Tabung Sinar X <br />Sinar X dihasilkan dari tumbukan antara elektron kecepatan tinggi dengan logam target. Dari prinsip dasar ini, maka alat untuk menghasilkan sinar X harus terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : <br />a. Sumber elektron (katoda) <br />b. Tegangan tinggi untuk mempercepat elektron <br />c. Logam target (anoda) <br />Ketiga komponen tersebut merupakan komponen utama suatu tabung sinar X. Skema tabung sinar X dapat dilihat pada Gambar <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />C. Komponen dalam XRD <br />Komponen XRD ada 2 macam yaitu: <br />1. Slit dan film <br />2. Monokromator <br />Sinar-X dihasilkan di suatu tabung sinar katode dengan pemanasan kawat pijar untuk menghasilkan elektron-elektron, kemudian electron-elektron tersebut dipercepat terhadap suatu target dengan memberikan suatu voltase, dan menembak target dengan elektron. Ketika elektron-elektron mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron-elektron dalam target, karakteristik spektrum sinar-X dihasilkan. <br />Spektrum ini terdiri atas beberapa komponen-komponen, yang paling umum adalah Kα dan Kβ. Ka berisi, pada sebagian, dari Kα1 dan Kα2. Kα1 mempunyai panjang gelombang sedikit lebih pendek dan dua kali lebih intensitas dari Kα2. Panjang gelombang yang spesifik merupakan karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr). Disaring, oleh kertas perak atau kristal monochrometers, yang akan menghasilkan sinar-X monokromatik yang diperlukan untuk difraksi. Tembaga adalah bahan sasaran yang paling umum untuk diffraction kristal tunggal, dengan radiasi Cu Kα =05418Å. Sinar-X ini bersifat collimated dan mengarahkan ke sampel. Saat sampel dan detektor diputar, intensitas Sinar X pantul itu direkam. Detektor akan merekam dan memproses isyarat penyinaran ini dan mengkonversi isyarat itu menjadi suatu arus yang akan dikeluarkan pada printer atau layar komputer. <br />D. Cara Kerja Difraksi Sinar X <br />Percobaan dengan menggunakan difraksi sinar X kebanyakan terbatas pada zat padat saja. Hasil yang paling baik akan diperoleh apabila digunakan satu kristal tunggal. Tetapi, percobaan difraksi sinar ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan padatan dalam bentuk serbuk yang sebenarnya terdiri dari kristal-kristal yang sangat kecil. Atau dapat juga menggunakan padatan dalam bentuk kumparan yang biasa digunakan untuk menentukan struktur molekul yang mempunyai ukuran yang sangat besar, seperti DNA, protein, dan sebagainya. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Alat yang digunakan untuk mengukur dan mempelajari difraksi sinar X dinamakan Goniometer. Pada metoda kristal tunggal, sebuah kristal yang berkualitas baik diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat berotasi pada salah satu sumbu kristalnya. Ketika kristal itu diputar pada salah satu sumbu putar, seberkas sinar X monokromatik dipancarkan ke arah kristal. Ketika kristal berputar, perangkat-perangkat bidang yang ada dalam kristal berurutan akan memantulkan berkas sinar X. berkas sinar X yang dipantulkan ini kemudian direkam pada sebuah piringan fotografik. Jika yang digunakan piringan datar, akan diperoleh suatu pola seperti terlihan pada gambar dibawah ini. tetapi apabila yang digunakan adalah film fotografik yang lengkung berbentuk silinder dengan kristal yang diuji terletak ditengah silinder, maka akan diperoleh suatu deretan spot yang berbentuk garis lurus sehingga pengukuran akan menjadi semakin mudah. <br />Masalah utama dalam metoda difraksi sinar X ini adalah bagaimana menghubungkan pola spot yang diperoleh dengan posisi ion atau atom dalam unit sel. Memang dari jarak antar spot, kita dapat mengetahui dimensi unit sel, tetapi letak atom atau ion dalan unit sel sangat sulit ditentukan . Salah satu cara untuk mengatasi hal diatas adalah dengan jalan mula-mula kita menduga struktur molekul dan kemudian memperkirakan difraksi sinar X yang mungkin diperoleh. Difraksi sinar X yang kita perkirakan kemudian kita bandingkan dengan hasil percobaan. Adanya perbedaan antara pola difraksi hasil perkiraan dan hasil percobaan menunjukkan struktur molekul yang kita perkirakan masih salah dengan membandingkan kedua pola difraksi, kita dapat membuat perbaikan-perbaikan sehingga hasilnya diperoleh struktur molekul yang tepat, tetapi dalam beberapa kasus, misalnya apabila jumlah atom dalam unit sel sangat banyak, metode diatas menjadi tidak parktis lagi. Dalam kasus seperti ini biasanya posisi atom atau ion ditentukan berdasarkan intensitas relatif dari spot yang diasilkan. <br />Ketika sinar X menumbuk kristal, sebenarnya elektron yang terdapat di sekeliling atom atau ionlah yang menyebabkan terjadinya pemantulan. Makin banyak jumlah elektron yang terdapat disekeliling atom pada suatu bidang, makin besar intensitas pemantuklan yang disebabkan oleh bidang tersebut dan akan mengakibatkan makin jelasnya spot yang terekam dalam film. Dengan menggunakan metode sintesis fourier, kita dapat menghubungkan intensitas spot dengan kepekatan distribusi elektron dalam unit sel. Dengan mengamati kepekatan dalam unit sel, kita dapat menduga letak atom dalam unit sel tersebut. Atom akan terletak pada daerah-daerah yang mempunyai kepekatan distribusi elektron maksimum. <br />Dengan menggunakan metode difraksi sinar X, struktur molekul yang sangat kompleks dapat ditentukan. Misalnya struktur DNA yang sangat kompleks dapat ditentukan dengan metode sinar X seperti yang telah dilakukan oleh Crick, Wilkins dan Watson <br />E. Kegunaan dan Aplikasi <br />Kegunaan dan aplikasi XRD antara lain adalah: <br /> Membedakan antara material yang bersifat kristal dengan amorf <br /> Membedakan antara material yang bersifat kristal dengan amorf. <br /> Mengukur macam-macam keacakan dan penyimpangan kristal. <br /> Karakterisasi material kristal <br /> Identifikasi mineral-mineral yang berbutir halus seperti tanah liat <br /> Penentuan dimensi-dimensi sel satuan <br />Dengan teknik-teknik yang khusus, XRD dapat digunakan pula untuk: <br /> Menentukan struktur kristal dengan menggunakan Rietveld refinement <br /> Analisis kuantitatif dari mineral <br /> Karakteristik sampel filmYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-90872993926969548242011-01-24T02:03:00.001-08:002011-01-24T02:03:53.069-08:00MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA Oleh: yoza FitriadiMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA<br /><br />Oleh: yoza Fitriadi<br /><br />Media pembelajaran kimia merupakan suatu unsur penunjang yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar pada mata pelajaran kimia berupa media visusal maupun audiovisual, dua dimensi ataupun tiga dimensi yang digunakan untuk memudahkan guru dalam penyampaian materi tertentu di kelas.<br />Media yang kami buat dapat digunakan pada mata pelajaran kimia yang melibatkan system periodik unsur. Dapat pula digunakan untuk materi yang menggunakan bilangan kuantum sebagai pokok materinya, teori orbital dan teori hibridisasi serta konfigurasi elektron.<br />Media ini menggunakan alat dan bahan yang mudah, praktis dan ekonomis. Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:<br /> Papan Gabus<br /> Kertas Asturo<br /> Jarum Pentul<br /> Double Tip<br /> Tangkai Tusuk Gigi<br /> Hiasan, dll<br />Adapun penggunannya sangat mudah, alat dan bahan dirangkai sedemikian rupa hingga terbentuk suatu media yang dapat dilihat pada gambar. Kertas asturo yang ada dibentuk menjadi suatu kotak berbentuk persegi panjang yang kemudian dilekatkan pada papan gabus dengan menggunakan jarum pentul. Jumlah kotak yang dibuat tergantung dengan jumlah yang dibutuhkan, di sini kami membuat hanya 9 kotak yang mewakili 3 orbital, yakni orbital s, orbital p dan orbital d. Setelah itu masing-masing kotak ditempelkan beberapa potongan doble tip yang berguna untuk melekatkan tangkai tusuk gigi yang berperan sebagai elektron pengisi orbital yang dianalogikan sebagai kotak kertas asturo.<br />Dalam teknis penggunaan selanjutnya, setelah media telah tersusun maka dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran kimia. Seorang guru dapat langsung menggunakannya ketika menerangkan materi yang berhubungan dengan konfigurasi elektron, aturan Aufbau atau teori hibridisasi. Guru tidak perlu menggambarkan kotak-kotak sebagai orbital namun langsung saja menempelkan tangkai tusuk gigi yang ada pada kotak yang tersedia. Hal ini menganalogikan diletakkannya elektron pada orbital yang jumlahnya tergantung dengan kebutuhan, seberapa banyak nomor atom yang ada atau elektron valensi unsur yang ingin ditentukan.<br />Media ini dalam penerapannya tidak begitu sulit, sehingga juga dapat langsung dipraktikkan langsung oleh siswa. Hal ini akan memudahkan terjadinya interaksi antar guru dan murid yang baik sehingga diharapkan dapat terwujudnya pembelajaran yang efektif.<br />Demikianlah media ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan dapat berguna dalam proses belajar mengajar mata pelajaran kimia di kelas. Sehingga generasi Indonesia yang cerdas secara spiritual, emosional dan intelektual dapat terwujud. AminYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-38486969670162128652011-01-24T02:02:00.000-08:002011-01-24T02:03:06.268-08:00Metode dan pendekatan pembelajarnMetode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Kimia<br /><br /><br />Yoza Fitriadi<br /><br /><br /><br />No Materi Pendekatan Metode Deskripsi<br />1 Sisitem Periodik dan Struktur Atom Ekspositori • Ceramah <br />• Jigsaw berbasis ICT<br />• Latihan Pada materi ini guru bisa menggunakan pendekatan Ekspositori Dimana guru mengolah secara tuntas pesan atau materi sebelum disampaikan dikelas sehingga peserta didik tinggal menerima saja. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang baru mengenal mata pelajaran kimia dapat mudah menerima dan mengerti tentang materi yang baru saja dipelajari. <br />Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu dapat berupa metode ceramah, dimana guru dapat memaparkan dan menjelaskan secara rinci materi yang akan disampaikan, sehingga siswa dapat mudah untuk memahami materi yang menjadi dasar dalam pembelajaran kimia ke depannya. Metode lain yang dapat huga diterapkan adalah metode Jigsaw yang menggunakan ICT sebagai penunjangnya. Diharapkan dengan adanya kombinasi ini, maka setelah mendengarkan pemaparan panjang dari guru siswa dapat menghasilkan ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman pesertadengan menggunakan media pendukung seperti bahan serahan (handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dll. Dengan metode latihan (Drill) juga dapat digunakan bersamaan metode ceramah agar siswa lebih mudah mengerti dan meningkatkan kemampuan siswa.<br /><br /><br />2 Ikatan Kimia Inquiri<br />STS Jigsaw berbasis ICT<br />Penugasan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah, guru dapat memberikan penjelasan terperinci mengenai materi yang akan disampaikan, dan dengan dilanjutkan diskusi kelompok dan memberikan latihan, dimaksudkan siswa dapat lebih menerima dan memahami pelajaran. Selain itu dengan pendekatan STS dapat memberikan banyak pengetahuan dan kerterampilan bagi siswa.<br />3 Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia Discovery<br />CBSA<br /> Group Investigation<br />Latihan Pada materi ini guru dapat menngunakan pendekatan discovery dan inquri untuk melatih siswa mengolah pesan dan aktif belajar. Metode yang dapat digunakan yaitu diskusi kelompok dan melakukan tanya jawab baik kepada guru maupun siswa dan memecahkan suatu masalah/kasus yang bersifat ilmiah.<br />4 Hukum-hukum Dasar dan Perhitungan Kimia Ekspositori<br />pertanyaan Ceramah<br />Pemecahan masalah Pada materi ini guru dapat melakukan pendekatan Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Metode yang dapat digunakan yaitu metode ceramah dimana pada materi ini banyak melakukan perhitungan, untuk itu peran guru sangat besar disini dan mengerjakan latihan agar siswa lebih mudah mengerti dan terbiasa, serta memecahkan masalah yang bersifat ilmiah bersama-sama.<br />5 Daya Hantar Listrik Larutan Inquiri<br />discovery Eksperiment<br />Example and non example<br /> Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab.<br />6 Reaksi Reduksi-Oksidasi CBSA<br />konsep Eksperiment<br />STAD Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab. Dan dengan metode latihan siswa dapat melatih keterampilan berfikirnya. <br />7 Senyawa Hidrokarbon Konsep<br />Ekspositori<br /> Ceramah<br />Problem Based instruction<br />Tanya jawab<br /> Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang.<br />8 Minyak Bumi Inquri<br />Pengolahan info Jigsaw berbasis ICT<br />Tanya jawab<br /> Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang dan mendapatkan timbal balik.<br />9 Kimia dalam Kehidupan sehari-hari Discovery<br />Sosial Diskusi kelompok<br />Praktik Lapangan<br />karyawisata Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang dan mendapatkan timbal balik. Selain itu pada materi ini juga dapat digunakan metode karyawisata dimana siswa dapat mengunjungi tempat/daerah yang berhubungan dengan materi ini sehingga siswa dapat menambah pengetahuannya dan tidak merasa jenuh/bosan.<br />10 Struktur atom dan Sistem Periodik Unsur STS<br />Pengolahan info Diskusi kelas<br />Bermain peran<br />Penugasan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dimana pada materi ini peranan guru sangat besar untuk memberikan pengetahuannya secara terperinci dengan metode ceramah. Selain itu guru juga dapat menggunakan metode diskusi kelas agar siswa tidak merasa bosan dan melatih kemampuan berfikir dan dengan adanya tanya jawab diharapkan siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan.<br />11 Termokimia Inquiri<br />STS<br /> Eksperiment<br />Latihan<br /> Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan pembagian tugas serta resitasi, siswa dapat lebih giat belajar dan bertanggung jawab serta disiplin. Selain itu dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />12 Laju dan Orde Reaksi CBSA <br />Pertanyaaan<br /> Eksperiment<br />Jigsaw<br />latihan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya dan dengan metode pemecahan masalah siswa dapat memecahkan masalah yang bersifat ilmiah bersama-sama.<br />13 Kesetimbangan Kimia Discovery<br />CBSA Eksperiment<br />Example dan non example Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />14 Larutan Asam-Basa Iquiri<br />Pengolahan pesan Eksperiment<br />STAD<br /><br />Group Investigation berbasis ICT<br /><br />Eksperiment <br />Numbered Heads Together Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang dan mendapatkan timbal balik. Pada materi ini guru juga bisa menggunakan metode eksperimen, karena materi ini terdapat bagian/sub bab mengenai materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham pada materi yang sedang dipelajari.<br />15 Stoikiometri Larutan dan titrasi Asam-Basa Kontrustivisme<br />CBSA Eksperiment<br />STAD<br />latihan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />16 Larutan Penyangga Inquiri<br />STS Eksperiment<br />Problem based instruction<br />penugasan Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab.<br />17 Hidrolisis Garam Discovery<br />Inquiri<br /> Demonstrasi<br />Diskusi kelompok<br />Tanya jawab<br /> Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />18 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Ekspositori<br />pertanyaan<br /> Ceramah<br />Latihan<br />penugasan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />19 Koloid CBSA<br />sosial Experiment<br />Problem Based Instruction Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang dan mendapatkan timbal balik.<br />20 Sifat-sifat Koligatif Larutan Konsep<br />CBSA Eksperiment<br />Example and non example Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab.<br />21 Reaksi Redoks dan Elektrokimia Inquiri<br />STS Demonstrasi<br />Diskusi kelompok Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />22 Kimia Unsur Konsep<br />Pengolahan info<br /> Demonstration<br /><br />Experiment<br />Jigsaw berbbasis ICT Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang an mendapatkan timbal balik.<br />23 Senyawa Turunan Alkana Discovery<br />STS<br /> Group investigation<br />latihan Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab.<br />24 Benzena dan Turunannya Ekspositori<br />inquiri<br /> Ceramah<br />penugasan Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori dengan menggunakan metode ceramah. Pada materi ini guru dapat menggunakan metode eksperimen pada materi yang dapat dilakukan percobaan agar siswa lebih mudah mengerti dan paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan latihan soal, siswa dapat lebih mengasah keterampilannya.<br />25 Makromolekul (Polimer) Konsep<br />CBSA<br /> Example dan non example<br />Pemecahan masalah Pada materi ini guru dapat melakukan metode Discovery dan Inquiry agar siswa lebih aktif belajar dan meningkatkan kemampuan berpikirnya pada saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dalam membahas hasil percobaan dan tanya jawab. Selain itu dengan metode STS siswa dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.<br /><br />26 Aspek Biokimia CBSA<br />sosial Number Heads Together<br />Curah Pendapat Pada materi ini guru dapat menggunakan pendekatan CBSA dengan kadar keterlibatan siswa tinggi agar siswa terbiasa mengolah pesan dan melatih berfikir agar siswa lebih mandiri dan belajar bermakna selain itu dengan ditambah dengan pendekatan STS maka siswa dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui metode diskusi berbasis ITC siswa dapat lebih mengeksplor kemampuannya, menambah wawasan pengetahuannya, dan dengan tanya jawab keterampilan siswa dapat lebih berkembang dan mendapatkan timbal balik.Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-31753461326273990722011-01-24T02:01:00.000-08:002011-01-24T02:02:12.368-08:00Silabus Kimia LembangSILABUS <br />Nama Sekolah : SMA <br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : X/1<br />Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia<br />Alokasi Waktu : 16 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)<br />Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron<br /> Perkembangan tabel periodik unsur.<br /><br /> • Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok.<br />• Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokkan unsur-unsur.<br /> • Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.<br />• Menjelaskan dasar pengelom-pokan unsur-unsur. • Jenis tagihan:<br /> Tugas kelompok<br /> Kuis<br /> Ulangan <br />• Bentuk instrumen <br /> Laporan tertulis<br /> Penilaian sikap<br /> 2 jam • Sumber<br />Buku kimia,<br />Tabel periodik,<br />Kartu unsur<br />• Bahan<br />Lembar<br /> Struktur atom • Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukan partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif.<br />• Mengidentifikasi unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton melalui kerja kelompok. • Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)<br />• Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi<br />• Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik<br />• Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton) 2 jam <br /> Sifat fisik dan sifat kimia unsur<br /> Sifat keperiodikan unsur<br /> • Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid.<br />• Mengkaji keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasarkan data atau grafik dan nnomor atom melalui diskusi kelompok.<br />• Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan. • Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.<br />• Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, affinitas elektron dan keelektronegatifan<br /> 2 jam <br /> Perkembangan teori atom mulai dari Dalton sampai dengan teori Atom Modern.<br /> • Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuam sebelumnya).<br />• Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian.<br />• Menyimpulkan hasil pembelajaran • Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen.<br /> 2 jam <br />1.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk<br /> Ikatan Kimia<br /> Kestabilan unsur<br /><br /><br /> Struktur Lewis<br /><br /> Ikatan ion dan ikatan kovalen • Menentukan unsur yang dapat melepaskan elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan dalam diskusi kelompok<br />• Menggambarkan susunan elektron valensi Lewis melalui diskusi kelas.<br />• Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen dalam diskusi kelas<br /><br /> Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. <br /> Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).<br /> Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.<br /> Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. • Jenis tagihan <br /> Kuis <br /> Tugas individu, Tugas kelompok,<br /> Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br />Laporan tertulis,<br />Performans (kinerja dan sikap), tes tertulis<br /> 3 jam • Sumber<br />Buku kimia<br /><br />• Bahan <br />Lembar kerja, <br />Larutan yang berifat polar dan non polar<br />• Alat<br />Standar, Buret, corong, gelas kimia, <br /><br /> Ikatan kovalen koordinat<br /> Senyawa kovalen volar dan non volar.<br /> Ikatan logam<br /> • Mendikusikan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinat dari beberapa contoh senyawa sederhana.<br />• Merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki kepolaran senyawa di laboratorium.<br />• Mengidentifikasi sifat fisik logam dan menghubungkannya dengan proses pembentukan ikatan logam dalam diskusi kelompok di laboratorium Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa.<br /> Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui percobaan.<br /> Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam.<br /> Menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis ikatannya.<br /> 3 jam <br /><br /><br />SILABUS <br /><br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : X/1<br />Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)<br />Alokasi Waktu : 20 jam (untuk UH 4 jam)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />2.1 Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.<br /> Tata nama senyawa <br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menentukan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama) dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.<br /> Menentukan nama senyawa biner yang terbentuk melalui ikatan kovalen.<br /> Menentukan nama senyawa poliatomik yang terbentuk dari tabel kation (golongan utamadan NH4+) dan anion poliatomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.<br /> Menyimpulkan aturan pemberian nama senyawa biner dan poliatomik.<br /> Menginformasikan nama beberapa senyawa organik sederhana.<br /> Menuliskan nama senyawa biner <br /> Menuliskan nama senyawa poliatomik <br /> Menuliskan nama senyawa organik sederhana Jenis tagihan<br />Tugas individu<br /> kuis<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis<br /> 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br />Lembar kerja siswa<br /> Persamaan reaksi sederhana Mendiskusikan cara menyetarakan reaksi.<br /> Latihan menyetarakan persamaan reaksi. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya 4 jam <br />2.2. Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia. Hukum dasar kimia<br /> Hukum Lavoisier<br /> Hukum Proust<br /> Hukum Dalton<br /> Hukum Gay Lussac<br /> Hukum Avogadro Merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier, dan hukum Proust di laboratorium.<br /> Menarik kesimpulkan dari data hasil percobaan.<br /><br /> Membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan <br /> Membuktikan hukum Proust melalui percobaan <br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis, Performans (kinerja dan sikap)<br /> Laporan tertulis<br /> 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />alat dan bahan untuk percobaan.<br /><br /> Mendiskusikan data percobaan untuk membuktikan hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro dalam diskusi kelompok di kelas.<br /> Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum Gay Lussac.<br /> Menemukan hubungan antara volum gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama (hukum Avogadro). Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) <br /> Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac).<br /> Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis<br /> 2 jam <br /> Perhitungan kimia Diskusi informasi konsep mol.<br /> Menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa dan volum gas, menentukan rumus empiris, rumus molekul, air kristal, kadar zat dalam senyawa, dan pereaksi pembatas.<br /> Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.<br /> Menentukan rumus empiris dan rumus molekul <br /> Menentukan rumus air kristal <br /> Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.<br /> Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi<br /> Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaks 6 jam <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : X/2<br />Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi<br />Alokasi Waktu : 14 jam (2 jam untuk UH )<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajara Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />3.1 Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. <br /> Larutan elektrolit dan non elektrolit<br /> jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik<br /> jenis larutan elektrolit berdasarkan ikatan:<br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit dalam diskusi kelompok dilaboratorium.<br /> Menyimpulkan perbedaan sifat dan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit.<br /> Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan<br /> Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya<br /> Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik<br /> Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br />Responsi (ujian praktik)<br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis, performans (kinerja dan sikap) , <br /> Laporan tertulis 3 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />Alat dan bahan untuk percobaan<br /><br />3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.<br /> Konsep oksidasi dan reduksi<br /> Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion<br /> Demontrasi reaksi pembakaran dan serah terima elektron (misal reaksi antara paku besi dicelupkan ke dalam air aki).<br /> Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas.<br /> Beratih menentukan bilangan oksidasi, oksidator, reduktor, hasiloksidasi, dan hasil reduksi. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.<br /> Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.<br /> Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br />kuis<br /> Bentuk instrumen<br />Tes tertulis, performans (kinerja dan sikap), <br />Laporan tertulis 8 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br /><br /> Tata nama menurut IUPAC<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan Menentukan penamaan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.<br /><br /><br /> Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok dikelas<br /><br /><br /> Memberi nama senyawa menurut IUPAC<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. 2 jam<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />1 jam <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : X/2<br />Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.<br />Alokasi Waktu : 20 jam (untuk UH 3 jam)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon <br /> Identifikasi atom C,H dan O.<br /><br /><br /><br /><br /> Kekhasan atom karbon.<br /><br /><br /> Atom C primer, atom C sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner. Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dalam diskusi kelompok di laboratorium <br /><br /> Dengan menggunakan moolymod mendiskusikan kekhasan atom karbon dalam diskusi kelompok di kelas <br /> Menentukan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner dalam diskusi kelompok dikelas Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.<br /><br /><br /><br /><br /> Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon<br /><br /><br /> Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner. Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis, performans (kinerja dan sikap), <br /> Laporan tertulis 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />alat dan bahan untuk percobaan<br />molymood<br /><br />4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa.<br /> Alkana, alkena dan alkuna<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna<br /><br /><br /> Isomer <br /><br /><br /><br /><br /> Reaksi senyawa karbon Dengan menggunakan molymood (dapat diganti dengan molymood buatan) mendiskusikan jenis ikatan pada atom karbon pada senyawa alkana, alkena dan alkuna.<br /> Latihan tatanama.<br /><br /> Menganalisa data titik didih dan titik leleh senyawa karbon dalam diskusi kelompok.<br /><br /> Dengan menggunakan molymood menentukan isomer senyawa hidrokarbon melalui diskusi kelompok.<br /><br /><br /> Merumuskan reaksi sederhana senyawa alkana, alkena dan alkuna dalam diskusi kelas Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan <br /> Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.<br /><br /><br /><br /> Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya.<br /><br /> Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans)<br /><br /><br /> Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi) <br /> Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis, <br /> <br />7 jam<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />molymood<br /><br />4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya<br /> Minyak bumi<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Fraksi minyak bumi<br /><br /><br /><br /> Mutu bensin<br /><br /><br /> Dampak pembakaran bahan bakar<br /> Dalam kerja kelompok membahas tentang eksplorasi minyak bumi, fraksi minyak bumi, mutu bensin, petrokimia dan dampak hasil pembakaran bahan bakar <br /><br /> Presentasi hasil kerja kelompok. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.<br /> Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.<br /><br /><br /> Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.<br /><br /> Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.<br /><br /> Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan. <br /> Jenis tagihan<br /> Tugas kelompok<br /> kuis<br /> Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis<br /> Laporan tertulis (makalah) 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />LCD, komp<br /><br />4.4 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika<br /> Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi dalam kerja kelompok untuk mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan, sandang , papan dan dalam bidang seni dan estetika (untuk daerah-daerah penghasil minyak bumi atau yang memiliki industri petrokimia bisa diangkat sebagai bahan diskusi). Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan<br /> Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan.<br /> Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika. Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Tes tertulis<br />Laporan tertulis<br /> 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja, <br />LCD, komp<br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XI/1<br /> Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.<br />Alokasi Waktu : 16 jam (2 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pemelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.<br /> Teori atom Bohr dan mekanik kuantum.<br /><br /><br /> Bilangan kuantum dan bentuk orbital.<br /><br /><br /><br /> Mengkaji tentang teori kuantum, prinsip ketidakpastian dan mekanika gelombang melalui diskusi kelompok.<br /><br /> Menentukan bilangan kuantum dan bentuk orbital s, p , d dan f melalui diskusi kelas.<br /><br /><br /> Menjelaskan teori atom mekanika kuantum.<br /><br /><br /> Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)<br /> Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.<br /> Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br /> Kuis <br />Ulangan harian<br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan presentasi<br />LCD, komp<br /> Konfigurasi elektron (prinsip aufbau, aturan Hund dan larangan Pauli) dan hubungannya dengan sistem periodik.<br /> Menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital serta hubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik melalui diskusi kelas.<br /> Berlatih menentukan penulisan konfigurasi elektron dan letak unsur dalam tabel periodik. Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.<br /> Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik 6 jam <br />1.2. Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.<br /><br /><br /> Bentuk molekul Menggambarkan bentuk molekul senyawa melalui diskusi kelas (gunakan visualisasi misalnya menggunakan balon atau dari CD). Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron.<br /> Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan harian<br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja, Bahan presentasi<br />LCD, komp<br />1.3. Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dengan sifatnya.<br /> Gaya antar molekul Diskusi tentang gaya antar molekul. <br /> Menganalisis grafik yang menunjukkan hubungan antara titik didih dengan molekul yang terbebtuk melalui ikatan hidrogen.<br /> Mengidentifikasi sifat-sifat fisis molekul berdasarkan gaya antar molekul melalui diskusi kelas. Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals, gaya london, dan ikatan hidrogen) Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan harian<br /> Bentuk instrumen<br />Tes tertulis 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br /><br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XI/1<br />Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya.<br />Alokasi Waktu : 18 jam (2 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm.<br /> Hukum kekekalan energi <br /> Sistem dan lingkungan<br /><br /> Reaksi eksoterm dan endoterm<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Perubahan entalpi<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> • Mengidentifikasi sistem dan lingkungan melalui diskusi kelompok.<br /><br />• Merancang dan melakukan percobaan tentang reaksi eksoterm dan endoterm dalam kelompok di laboratorium.<br /><br />• Menyimpulkan perbedaan antara reaksi eksoterm dan endoterm dari data percobaan.<br /><br />• Menggambarkan grafik yang menunjukkan reaksi eksoterm dan endoterm.<br /><br />• Melalui diskusi kelas menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.<br /><br /> Menjelaskan hukum/azas kekekalan energi<br /> Membedakan sistem dan lingkungan<br /><br /> Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima kalor (endoterm) melalui percobaan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />2.2 Menentukan H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. Hukum Hess • Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan ∆H reaksi dalam kalorimeter melalui kerja kelompok di laboratorium.<br />• Berlatih menghitung ∆H. <br /> Menghitung harga ∆H reaksi melalui percobaan.<br /> Menghitung harga ∆H reaksi dengan menggunakan:<br />- data entalpi pembentukkan standar (∆Hf)<br />- diagram siklus<br />- energi ikatan Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Responsi <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 12 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br /> Bahan/alat untuk praktek<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XI/1<br />Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan <br /> sehari-hari dan industri.<br />Alokasi Waktu : 38 jam (6 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.<br /> Konsentrasi larutan (Kemolaran)<br /><br /> Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi<br /><br /><br /> Menghitung dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dalam kerja kelompok di laboratorium.<br /> Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kerja kelompok di laboratorium.<br /> Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.<br /> Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan).<br /><br /> Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan , suhu, dan katalis) melalui percobaan.<br /> Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan<br />• Bentuk instrumen<br />Performans(kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis<br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />3.2. Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Teori tumbukan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Orde reaksi<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri. Mengidentifikasi reaksi yang menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator dengan menggunakan teori tumbukan melalui diskusi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menghitung dan menentukan orde dan waktu reaksi berdasarkan data percobaan melalui diskusi.<br /> Berlatih menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi.<br /><br /> Menjelaskan peranan katalis dalam reaksi melalui diskusi. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.<br /> Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.<br /> Menjelaskan pengertian, peranan katalisator dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram.<br /><br /> Menentukan orde dan waktu reaksi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 10 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.<br /> Kesetimbangan dinamis<br /><br /><br /><br /> Faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan Menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan melalui diskusi.<br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan dalam kerja kelompok di laboratorium.<br /> Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan. Menjelaskan kesetimbangan dinamis.<br /> Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.<br /> Menjelaskan tetapan kesetimbangan.<br /><br /> Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier<br /> Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan Menghitung harga Kc, Kp dan derajat disosiasi (penguraian) melalui diskusi.<br /> Latihan menghitung harga Kc, Kp.<br /> Latihan menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya. Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan<br /> Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan<br /> Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang<br /> Menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya.<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 12 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja<br /><br />3.5. Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri<br /> Proses Haber Bosch dan proses kontak Mengkaji kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan melalui diskusi. Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 2 jam <br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XI/2<br />Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.<br />Alokasi Waktu : 56 jam (6 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan. <br /> Teori Asam Basa Menjelaskan pengertian asam basa Arrhenius, Bronsted dan Lowry serta asam basa Lewis melalui diskusi kelas.<br /> Berlatih menentukan pasangan asam-basa Bronsted-Lowry<br /> Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius<br /> Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry<br /> Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya<br /> Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis<br /> Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja.<br /> Sifat larutan asam dan basa.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Derajat Keasaman (pH)<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Derajat ionisasi dan tetapan asam dan tetapan basa<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Aplikasi konsep pH dalam dalam pencemaran<br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi asam dan basa dengan berbagai indikator melalui kerja kelompok di laboratorium.<br /> Menyimpulkan sifat asam atau basa dari suatu larutan.<br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa melalui kerja kelompok laboratorium.<br /> Menyimpulkan trayek pH asam basa.<br /><br /> Melalui diskusi kelas menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama, menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan ( α ) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa ( Kb) <br /><br /> Menghitung pH dan derajat ionisasi larutan dari data konsentrasinya<br /><br /> Meneliti dan menghitung pH air sungai di sekitar sekolah/rumah dalam kerja kelompok (bagi daerah-daerah yang memiliki industri dapat mengukur pH limbah buangannya sebagai bahan penelitian) Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama<br /> Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan ( α ) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) <br /><br /> Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahi konsentrasinya.<br /><br /> Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> 14 jam <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. Stoikiometri larutan<br /> Titrasi asam dan basa Merancang dan melakukan percobaan titrasi untuk menentukan konsentrasi asam atau basa.<br /> Menyimpulkan hasilpercobaan.<br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kadar suatu zat dengan cara titrasi melalui kerja kelompok di laboratorium.<br /> Menghitung kadar zat dari data percobaan.<br /> Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi<br /><br /><br /> Menentukan kadar zat melalui titrasi.<br /> Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam dan basa<br /> Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi <br /> Membuat grafik titrasi dari data hasil percobaan. Jenis tagihan<br />Tugas kelompok <br />Ulangan <br />• Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 8 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.<br /> Larutan penyangga<br /><br /><br /><br /><br /> pH larutan penyangga<br /><br /><br /> Fungsi larutan penyangga Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.<br /> Menyimpulkan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga.<br /><br /> Menghitung pH atau pOH larutan penyangga melalui diskusi.<br /><br /> Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk nidup Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.<br /><br /><br /> Menghitung pH atau pOH larutan penyangga<br /><br /><br /> Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau dengan pengenceran <br /> Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans(kinerja dan sikap) , laporan tertulis, <br /> Tes tertulis 8 jam <br />4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut. Hidrolisis garam<br /> Sifat garam yang terhidrolisis<br /><br /><br /><br /><br /><br /> pH larutan garam yang terhidrolisis Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui kerja kelompok di laboratorium<br /> Menyimpulkan ciri-ciri garam yang terhidrolisis dalam air.<br /><br /> Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis melalui diskusi kelas. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan<br /> Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi<br /><br /><br /><br /> Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok Responsi <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />4.5 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis Grafik titrasi asam dan basa Menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis melalui diskusi. Menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja<br /><br />4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.<br /> Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut melalui diskusi kelas.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut melalui diskusi kelas<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kelarutan garam dan membandingkannya dengan hasil kali kelarutan <br /> Menyimpulkan kelarutan suatu garam. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut<br /> Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya<br /> Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air<br /><br /><br /><br /><br /> Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya<br /> Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan<br /> Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya<br /><br /> Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis 10 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br /><br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XI/2<br />Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.<br />Alokasi Waktu : 12 jam (2 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.<br /> • Pembuatan koloid (cara kondensasi, dispersi, peptisasi) • Merancang dan melakukan percobaan pembuatan koloid dalam kerja kelompok di laboratorium. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.<br /> Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari<br /> Sistem koloid<br /><br /><br /> Sifat koloid<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />• Peranan koloid dalam kehidupan • Melakukan percobaan pengelompokkan berbagai sistem koloid.<br />• Melalui diskusi kelompok mengidentifikasi serta mengklasifikasikan jenis dan sifat koloid dari data percobaan.<br />• Melakukan percobaan sifat-sifat koloid secara kelompok.<br /><br /><br /><br />• Mengidentifikasi peranan koloid di industri kosmetik, makanan, farmasi dan membuatnya dalam bentuk tabel (daftar) secara individu di rumah. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) <br /> Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi<br /> Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi)<br /> Menjelaskan koloid liofob dan liofil<br /><br /> Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />laporan tertulis, Tes tertulis 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br />Internet <br /> Bahan <br />Lembar kerja, brosur, media elektronik<br />LCD, komputer<br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XII/1<br />Standar Kompetensi : 1. Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.<br />Alokasi Waktu : 16 jam ( 2 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan<br /> Konsentrasi larutan<br /> Pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit <br /><br /> Tekanan uap jenuh larutan <br /><br /><br /><br /><br /> Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan, kemolaran dan fraksi mol) dan menghubungkannya dengan sifat koligatif larutan melalui diskusi kelas<br /><br /><br /> Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut dan menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan melalui diskusi kelas<br /><br /> Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)<br /> Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit <br /><br /><br /> Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut<br /> Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan <br /><br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br /><br /> Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Diagram PT<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit<br /> • Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kerja kelompok di laboratorium<br />• Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.<br />• Berlatih menghitung Tf dan Tb larutan <br /><br /><br /><br /><br />• Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan melalui diskusi kelas<br /><br /> Menjelaskan pengertian osmosis , tekanan osmosis dan menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit serta terapannya melalui diskusi kelas<br /> Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan<br /> Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan<br /> Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan <br /> Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan<br /><br /><br /><br /> Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan <br /><br /><br /> Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya<br /><br /> Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br /> Bahan/alat untuk praktek<br />1.2 Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan Perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit melalui diskusi kelompok Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit Jenis tagihan<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br /><br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XII/1<br />Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari<br />Alokasi Waktu : 26 jam ( 2 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajar Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />2.1 Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri Persamaan reaksi redoks<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron) dan perubahan bilangan oksidasi (PBO)<br /> melalui diskusi kelas<br /> Berlatih menyetarakan reaksi redoks <br /><br /><br /> Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron)<br /> Menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO)<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja<br /><br /> Sel Volta<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Aplikasi sel Volta dalam kehidupan<br /> • Merancang dan melakukan percobaan sel volta dalam kerja kelompok di laboratorium<br />• Berlatih menghitung harga E sel<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> Melalui diskusi kelas menjelaskan prinsip sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki dll)<br /> Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui percobaan<br /> Menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya<br /> Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel Volta<br /> Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta<br /> Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar<br /> <br /> Menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki dll)<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />2.2 Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis <br /> Reaksi elektrolisis<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Korosi Merancang dan melakukan percobaan untuk mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui kerja kelompok di laboratorium <br /><br /><br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui kerja kelompok di laboratorium<br /><br /> Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi melalui diskusi kelas Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui percobaan <br /> Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif ataupun elektroda inert<br /><br /> Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaan<br /><br /><br /><br /> Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />2.3 Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit • Hukum Faraday Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis melalui diskusi kelas<br /><br /> Merancang dan melalukan percobaan tentang proses penyepuhan logam dalam kerja kelompok di laboratorium<br /><br /> Menjelaskan aplikasi sel elektrolisis dalam proses penyepuhan dan pemurnian logam di industri melalui diskusi kelas. Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis<br /><br /><br /> Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam<br /> Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /><br />Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis <br /><br /> 8 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS<br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XII/1<br /> Standar Kompetensi : 3. Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam<br />Alokas Waktu : 30 jam ( 4 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />3.1 Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam dan produk yang mengandung unsur tersebut<br /> • Unsur-unsur golongan utama dan transisi Membuat daftar (tabel) keberadaan unsur-unsur dan produk yang mengandung unsur unsur gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen secara individu di rumah dan dipresentasikan<br />(Pembahasan lebih di tekankan pada unsur-unsur atau senyawanya yang di hasilkan oleh daerah bersangkutan)<br /><br /> Mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di Indonesia (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen)<br /> Mengidentifikasi produk-produk yang mengandung zat tersebut Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan harian<br /> Bentuk instrumen<br />laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 2 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />LCD, komputer<br />3.2.Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya)<br /> • Sifat fisik dan sifat kimia unsur Melalui diskusi kelas dan pengamatan mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya)<br /><br /> Demonstrasi reaksi logam Natrium dalam air (dilakukan oleh gurudengan hati-hati)<br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida dalam kerja kelompok di laboratorium <br /><br /> Menyimpulkan daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida<br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) dalam kerja kelompok di laboratorium <br /><br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi keteraturan sifat unsur-unsur periode ke tiga dalam kerja kelompok di laboratorium <br /><br /> Merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki dan menghilangkan kesadahan air dalam kerja kelompok di laboratorium<br /><br /> Menyimpulkan keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur periode ke tiga.<br /> Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus lainnya)<br /><br /><br /><br /> Mengidentifikasi sifat-sifat kimia (kereaktifan, kelarutan) melalui percobaan<br /><br /> Mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida melalui percobaan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) melalui percobaan<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Mengidentifikasi keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode ke tiga melalui percobaan<br /><br /><br /><br /> Menjelaskan cara menghilangkan kesadahan air melalui percobaan Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Tugas kelompok<br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 16 jam Sumber<br />Buku kimia<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />3.3.Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari<br /><br /> Manfaat dan dampak unsur-unsur dalam kehidupan sehari-hari dan industri<br /> Membuat daftar (tabel) tentang manfaat dan dampak unsur unsur seperti gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen secara individu di rumah dan dipresentasikan <br />(bahan presentasi sebaiknya membahas tentang manfaat dan dampak dari unsur-unsur atau senyawa yang diproduksi daerah bersangkutan)<br /><br /> Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawa di laboratorium dan industri (misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3 dan O2) melalui diskusi kelas<br /><br /> Menganalisis dan menentukan komposisi unsur dalam pupuk melalui diskusi kelas Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium dan industri (misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3 dan O2)<br /><br /><br /> Menentukan komposisi unsur dalam pupuk Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja, LCD, komputer<br /><br />3.4.Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya Penemuan sinar radioaktif<br /> Sifat sinar radioaktif<br /> Persamaan reaksi inti<br /> Kegunaan unsur radioaktif<br /> Bahaya sinar radioaktif Mengkaji sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahaya unsur-unsur radioaktif melalui diskusi kelas dan dipresentasikan Mendeskripsikan penemuan sinar radioaktif<br /> Mengidentifikasi sifat-sifat sinar radioaktif<br /> Menentukan pita kestabilan inti<br /> Menuliskan persamaan reaksi inti<br /> Mendeskripsikan kegunaan unsur-unsur radioaktif<br /> Mendeskripsikan bahaya unsur-unsur radioaktif Jenis tagihan<br />Tugas kelompok<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br /> laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 4 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja, LCD, komputer<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS <br />Nama Sekolah : SMA<br />Mata Pelajaran : KIMIA<br />Kelas/Semester : XII/2<br />Standar Kompetensi : 4. Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.<br />Alokasi Waktu : 40 (6 jam untuk UH)<br />Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/<br />bahan/alat<br />4.1. Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi senyawa karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, alkanoat, dan alkil alkanoat) <br /> Struktur dan tata nama senyawa karbon<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Isomer<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Sifat fisis dan sifat kimia senyawa karbon<br /><br /><br /><br />• Kegunaan senyawa karbon • Melakukan percobaan identifikasi untuk mengidentifikasi gugus fungsi.<br />• Membedakan gugus fungsi dan memberi nama senyawa karbon melalui diskusi.<br />• Latiahan memberi nama dari berbagai jenis senyawa.<br /><br />• Membahas jenis-jenis isomer senyawa karbon melalui diskusi.<br />• Latihan menentukan terjadinya isomer dan memberikan nama senyawa yang terbentuk.<br /><br />• Menganalisis data titik didih dan titik leleh senyawa karbon untuk menjelaskan sifat fisik melalui diskusi.<br /><br />• Mencari informasi dari literatur dan media farmasi tentang kegunaan senyawa karbon secara individu. <br /> Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon.<br /> Menuliskan struktur dan nama senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menentukan isomer-isomer senyawa karbon.<br /><br /><br /><br /><br /> Menjelaskan sifat fisik senyawa karbon.<br /><br /><br /><br /><br /> Mendeskripsikan kegunaan senyawa karbon Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Tugas kelompok<br />Responsi <br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 16 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />Bahan/alat untuk praktek<br />LCD, komputer<br />4.2 Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, dan kegunaan benzena dan turunannya.<br /> Struktur dan tata nama benzena dan turunannya<br /><br /><br /> Reaksi benzena<br /><br /><br /><br /><br /> Sifat fisik dan sifat kimia benzen dan turunannya<br /><br /> Kegunaan dan bahaya benzena dan turunannya. • Menentukan struktur dan nama senyawa benzena dan turunannya melalui diskusi.<br /><br /><br /> Membahas reaksi substitusi atom H pada cincin benzeana.<br /> Mendiskusikan pengertian ortho, meta dan para.<br /><br /> Mendeskripsikan sifat fisik dan sifat kimia benzena dan turunannya melalui diskusi.<br /><br />• Melalui diskusi kelas mendeskripsikan kegunaan dan bahayasenyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan sehari-hari. Menuliskan struktur dan nama senyawa benzena dan turunannya.<br /><br /><br /><br /> Menjelaskan reaksi substitusi atom H pada cincin benzena<br /> Menjelaskan pengertian ortho, meta dan para.<br /><br /> Mendeskripsikan sifat fisik dan sifat kimia benzen dan turunannya<br /><br /><br /> Mendeskripsikan kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan sehari-hari seperti fenol, anilin, butil hidroksi toluen (BHT), butil hidroksi anisol (BHA), TNT, aspirin, dan zat warna (azo) dan lain-lain Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan <br />Bentuk instrumen<br />laporan tertulis, Tes tertulis <br /> 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />LCD, komputer<br />4.3 .Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein)<br /> Polimer <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Karbohidrat<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Protein • Mengamati dan menganalisis untuk mengidentifikasi jenis dan sifat polimer sisntetik dan polimer alam dalam kerja kelompok <br />• Menentukan reaksi polimer berdasarkan asal dan jenis monomer pembentuknya (kopolimer dan homopolimer, polimer adisi dan polimer kondensasi) melalui diskusi.<br /> (Sebagai penerapan dari teori yang dipelajari bagi daerah yang terdapat industri penghasil polimer seperti karet sintetis, serat sintetis dan sebagainya agar memanfaatkan industri tersebut sebagai sumber bahan belajar)<br /><br /><br /><br />• Menentukan golongan monosakharida menjadi aldosa dan ketosa dalam diskusi kelas<br /> Menjelaskan reaksi hidrolisis disakharida dan polisakharida dengan bantuan enzim dalam diskusi.<br />• Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi karbohidrat dengan berbagai reagen dalam kerja kelompok<br /><br />• Menentukan rumus struktur asam amino essensial dan gugus peptida pada protein melalui diskusi kelas Mengidentifikasi polimer alam dan polimer sintetik (karet, karbohidrat, protein, plastik)<br /> Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia polimer<br /> Menuliskan reaksi pembentukan polimer (adisi dan kondensasi) dari monomernya<br /> Mendeskripsikan kegunaan polimer dan mewaspadai dampaknya terhadap lingkungan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Menggolongkan monosakharida menjadi aldosa dan ketosa.<br /> Menjelaskan reaksi hidrolisis disakharida dan polisakharida dengan bantuan enzim.<br /> Mengidentifikasi karbohidrat dengan reagen<br /><br /><br /><br /><br /> Menuliskan rumus struktur asam amino esensial.<br /> Menentukan gugus peptida pada protein. Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Tugas kelompok<br />Responsi <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />laporan tertulis,<br />performans(kinerja dan sikap) ,<br />Tes tertulis <br /> 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja, Bahan/alat untuk praktek<br />LCD, komputer<br />4.4. Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak<br /> Rumus struktur dan nama lemak<br /> Penggolongan lemak dan minyak<br /> Sifat fisik dan sifat kimia lemak dan minyak<br /> Fungsi dan peran lemak dan minyak • Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak melalui diskusi. Menuliskan rumus struktur dan nama lemak dan minyak<br /> Menggolongkan lemak berdasarkan kejenuhan ikatannya<br /> Mengamati dan menguraikan sifat fisik dan sifat kimia lemak dan minyak<br /> Mendeskripsikan fungsi dan peran lemak dan minyak dalam kehidupan Jenis tagihan<br />Tugas individu<br />Kuis <br />Ulangan <br /> Bentuk instrumen<br />laporan tertulis,<br />Tes tertulis 6 jam Sumber<br />Buku kimia<br />internet<br /> Bahan <br />Lembar kerja,<br />LCD, komputer<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SILABUS<br /><br /><br /><br />MATA PELAJARAN<br />KIMIA<br /><br /><br /><br /><br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL<br />DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH<br />DIREKTORAT PEMBINAAN SMA<br />2006Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-89874224074313709062011-01-24T01:59:00.000-08:002011-01-24T02:00:59.767-08:00KURIKULUM DI INDONESIA oleh yoza FitriadiKURIKULUM DI INDONESIA<br /><br /> oleh yoza Fitriadi<br /><br />Kurikulum pada hakekatnya adalah alat pendidikan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum akan searah dengan tujuan pendidikan, dan tujuan pendidikan searah dengan perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat(Sanjaya, 2007). Jika berbicara mengenai arah pembangunan masyarakat, maka disini sudah melibatkan sisi politis pendidikan. Karena kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan politis tertentu, maka sangat wajar jika ada istilah ganti materi ganti kurikulum, ganti rezim ganti kurikulum, bahkan Bush Jr. mengucurkan dana milyaran dolar untuk membujuk pesantren-pesantren di Indonesia agar tidak berpresepsi buruk terhadap orang kafir dan mengkerdilkan jihad, lewat perubahan kurikulum pesantren atau yang disebut modernisasi kurikulum pesantren. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kurikulum memang bukan satu-satunyapenentu mutu pendidkan. Ia juga bukan perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan. Meskipun demikian, kurikulum menjadi perangkat yang strategis untuk menyemaikan kepentingan dan membentuk konsepsi dan perilaku individu warga. Dalam sejarah di Indonesia, pada rentang waktu tahun1945-1949 dikeluarkan kurikulum 1947. Tahun 1950-1961, ditetapkan kurikulum 1952. kurikulum terakhir pada masa orde lama adalah kurikulum 1964.<br />Masa orde baru lahir 4 kurikulum. Kurikulum 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun 1975. selanjutnya muncul kurikulum 1975. Pada tahun 1984 dibuat kurikulum baru dengan nama kurikulum 1975 yang disempurnakan dengan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA). Pada tahun 1994 dikeluarkan kurikulum baru, yakni kurikulum 1994. kurikulum itu menjadi kurikulum terakhir yang dikeluarkan pada rezim orde baru.<br />Pada era reformasi muncul kurikulum 2004 yang dikenal dengan nama kurikulum berbasis kompetensi(KBK), yang pada tahun 2006 dilengkapi dengan standar isi dan standar kompetensi (Sisko) yang memandu sekolah menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP). <br />Menurut Bourdieu, setiap tindakan pedagogis yang bertujuan untuk memproduksi kebudayaan dapat disebut kekerasan simbolis yang sah. Kekuatan kekerasan ini berasal dari hubungan kekuasaan sesungguhnya yang disembunyikan oleh kekuatan pedagogis. Kurikulum yang berlaku dalam suatu Negara, termasuk Indonesia, sering digunakan sebagai sarana indoktrinasi dari suatu system kekuasaan. <br />Dunia pendidikan memang seringkali menganggap bahwa kurikulum adalah soal teknis belaka. Namun sebenarnya, berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang sumber-sumber kekuasaan dalam dunia pendidikan. Kurikulum adalah program dan isi dari suatu system pendidikan yang berupaya melakukan proses akumulasi ilmu pengetahuan antar genarasi dalam suatu masyarakat. <br />Dalam sebuah masyarakat yang homogen, masalah kurikulum tidak terlalu merisaukan. Namun dilihat dari konteks masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, kurikulum adalah pertarungan antar kekuasaan yang hidup dalam suatu masyarakat. Kelompok masyarakat yang dominan akan mempertahankan kurikulum untuk mempertahankan dominasinya melalui system persekolahan. <br />Sampai sejauh ini pendidikan di Indonesia menggunakan satu kurikulum, yaitu kurikulum nasional Yang dipakai sebagai acuan tunggal. Semua lembaga pendidikan formal di negeri ini, baik dikota besar, pelosok gunung, maupun dipinggiran pantai, punya kurikulum sama. Dengan demikian, proses pendidikan yang diterapkan adalah dalam upaya membentuk keseragaman berfikir. Melalui proses pendidikan nasional, generasi muda Indonesia dibentuk oleh system pendidikan yang mengacu pada politik Etatisme.<br />Melalui kurikulum nasional, pendidikan di Indonesia telah menjalani proses yang amat berlainan dengan perkembangan kebudayaan sehingga pendidikan di Indonesia bukan lagi menjadi persoalan kebudayaan, melainkan lebih sebagai kepentingan politik disatu sisi, dan kepentingan ekonomi di sisi lain. Dengan demikian, jika orang masuk kelorong pendidikan di Indonesia, ia tidak menemukan proses berfikir kritis, tetapi justru menjadi terasing dari lingkungan sosialnya. <br />Munculnay kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tampaknyan menunjukkan bahwa politik kebijakan pemerintah dalam pengembangan dan operasionalisasi kurikulum mulai desentralistis, akomodatif, dan terbuka. Meskipun demikian, efektivitas perubahn politik kebijakan tersebut dalam menjawab problem fungsional kurikulum masih harus dapat dibuktikan. Melalui kebijakan KTSP, sekolah-sekolah diberi kebebasan menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan konteks local, kemampuan sisiwa, dan ketersediaan sarana dan prasarana.<br />Menurut seorang pakar pendidikan dari Malanag, T Raka Joni, ketersampaian pesan pada kurikulum bukan bergantung pada materi pesan yang ingin disampaikan, melainkan lebih pada cara menyampaikan pesan (the process is the content, the medium is the message). Akan tetapi, ini justru tidak tepat bila disampaikan hanya dalam kerangka piker content transmission model. Sebaliknya, sasaran-sasaran pembentukan seperti kebiasaan bekerja secara sistematis, kepekaan social, dan tanggung jawab harus diwujudkan sebagai dampak pengirim (nurturant effects) dari keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dialami siswa.<br />Berdasarkan dampaknya kepada siswa, kurikulum dibedakan menjadi lima tataran yaitu kurikulum ideal, formal, instruksional, operasional, dan eksperiensial. Kurikulum eksperiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh siswa sementara mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dikelola oleh guru dan sekolah. Oleh karena itu, kurikulum eksperiensial yang membuahkan dampak, dalam bentuk perubahan cara berpikir dan bertindak pada siswa yang bersangkutan.<br />Oleh karena itu, dilihat dari sudut pandang keberdampakan kurikulum terhadap tingkah laku siswa, pada dasarnya yang eksis hanyalah kurikulum local yang bisa dimanifestasikan dalam KTSP yang berupa pengalaman belajar yang digelar oleh guru dari hari ke hari. Ini berarti, kurikulum formal “tidak banyak bicara” tanpa penerjemahan yang setia dilapangan.<br />KTSP sangat berpeluang untuk mewujudkan kurikulum sekolah yang beridentitas kerakyatan, artinya kurikulum yang benar-benar berpihak kepada khalayak-dalam hal ini anak didik-dalam konteks sosial budaya dan kehidupan sehari-hari. Identitas dapat dicapai dengan penyusunan pengalaman belajar yang dikontekstualisasi dengan kebutuhan setempat. <br />Di sini kreatifitas dan keberpihakan guru menjadi sangat penting. Sekolah bisa menjadi arena (field) anak-anak untuk membentuk habitus (kebiasaan) baru tanpa didominasi kepentingan sentralistis yng sebenarnya secara diam-diam masih ditenggarai termuat dalam standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang disusun secara terpusat. Dengan demikian, kebebasan mengembangkan pengalaman belajar itu sungguh terjadi. Tujuan pendidikan yang sesuai kerangka Visi Indonesia 2030-menciptakan masyarakat maju, sejahatera, mandiri, dan berdaya saing tinggi-dapat diarahkan<br /> <br /><br /><br />PENDIDIKAN SEBELUM MASA KOLONIALISME<br /> Pada saat zaman hindu budha, pendidikan hanya dinikmati oleh kelas Brahmana, yang merupakan kelas teratas dalam kasta Hindu. Sejarah mencatat, kerajaan-kerajaan Hindu seperti Kalingga, Kediri, Singosari, dan Majapahit, melahirkan para empu,pujangga, karya sastra, dan seni yang hebat.padepokan adalah model pendidikan zaman hindu yang dikelola oleh seorang guru/bengawan dan murid/cantik mempelajari ilmu bersifat umum, religius, dan juga kesaktian. Murid dipadepokan bisa keluar masuk bila merasa cukup atau tidak puas dengan pengajaran guru. Pada zaman penyebaran islam, pola pendidikan bernapaskan islam menyebar dan mewarnai penyelenggaraan pendidikan.<br /><br />PENDIDIKAN MASA KOLONIALISME<br />Pada masa penjajahan belanda, setidaknya ada tiga system pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu, pertama, sisem pendidikan islam yang diselenggarakan pesantren. Kedua, system pendidikan belanda yang diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai aturan siswa, pengajar, system pengajaran, dan kurikulum.ketiga, sekolah yang dikembangkan tokoh pendidikan nasional seperti KH Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara.<br />Pada masa jepang, pendidikan diarahkan untuk menyediakan pajurit yang siap berperang di perang Asia Timur Raya. Penggolongan sekolah berdasarkan status social yang dibangun belanda dihapuskan. Pendidikan hanya digolongkan pada pendidikan dasar 6 tahun, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah tinggi yang masing-masing 3 tahun, serta pendidikan tinggi.<br />Pada masa peralihan dari Jepang ke sekutu, ketika proklamasi dikumandangkan, dibentuklah Panitia Penyidik Pengajaran RI yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara. Lembaga ini melahirkan rumusan pertama system pendidikan Nasional, yakni pendidikan bertujuan menekankan pada semangat dan jiwa patriotisme. Kemudian disusun pula pembaruan kurikulum pendidikan dan pengajaran. Kurikulum sekolah dasar lebih mengutamakan pendekatan filosofis-ideologis. Proses penyusunan singkat dan tentu saja tanpa disertai data empiris. Penetapan isi kurikulum di masa permulaan kemerdekaan itu berdasarkan asumsi belaka.<br /><br />PENDIDIKAN SETELAH INDONESIA MERDEKA DARI BELANDA CD (SEKUTU)<br />Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984-1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006), serta KTSP.<br />KURIKULUM SEDERHANA (1947-1964)<br />Rencana Pelajaran 1947<br />Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih popular menggunakan leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka rencana pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu revolusi Rencana Pelajaran 1947 sering pula disebut kurikulum 1950.<br />Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhan, bentuknya hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Rencan Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani.<br />Pada perkembangannya, rencana palajaran lebih rinci lagi setiap pelajarannya, yang dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru mengajar satu mata pelajaran”. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah kejenjang SMP, bisa langsung bekerja.<br />Kurikulum 1964<br />Pada akhir era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu di ubah menjadi Rencana Pendidikan 1964. isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving). Rencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima pokok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artistic, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.<br />Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada hari sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegiatan di bidang ebudayaan, kesenian, olahraga, dan permainan sesuai dengan minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pancasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tahun 1960. Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana).<br />PEMBAHARUAN KURIKULUM 1968 DAN 1975<br />Kurikulum 1968<br />Kurikulum 1968 lahir dengan pertimbangan politik ideologis. Tujuan pendidikan pada kurikulum 1964 yang bertujuan menciptakan masyarakat sosialis Indonesia diberangus, pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia pancasila sejati.<br />Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempumyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9, yang memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Mutan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tidak lagi mengkaitkannya dengan permasalahan factual dilingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya adalah teori psikologi unsur.<br />Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.<br />Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan di arahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.<br />Kurikulum 1975<br />Pendekatan kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efesien, yang mempengaruhinya adalah konsep dibidang manajemen, yaitu MBO (Manajemen by Objective). Melalui kurikulum 1968 tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran yang terkandung pada kurikulum 1968 lebih dipertegas lagi.<br />Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan diantaranya sebagai berikut:<br />a. berorientasi pada tujuan<br />b. menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integrative<br />c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalamhal daya dan waktu<br />d. Menganut pendekatan system instruksional yang dikenal sebagai Prosedur<br />e. Pengembangan system Instruksional (PPSI). System yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa<br />f. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill)<br />Kurikulum 1975 didasari konsep SAS (Structural, Analysis, Sintesis). Anak menjadi pintar karena paham dan mampu menganalisis sesuatu yang dihubungkan dengan mata pelajaran di sekolah. Selain memperkuat matematika, pelajaran teoritis IPA juga dipertajam. Sisi positif kurikulum ini adalah, “ilmu-ilmu dasar yang diserap siswa SD pada masa itu menjadi semakin berkembang:. Akan tetapi dampak dari kurikulum 1975 adalah banyak guru menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas administrasi.<br />Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan siding umum MPR 1983 yang produknya tertuang dlam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1983. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.<br />Kurikulum 1984<br />Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 diantaranya adalah sebagai berikut:<br />a. Terdapat beberapa unsure dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah<br />b. Terdapat ketidak serasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik<br />c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaanya disekolah<br />d. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir disetiap jenjang<br />e. Pelaksaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah<br />f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja<br />Kurikulum 1984 tmpil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki cirri-ciri sebagai berikut:<br />a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas disekolah harus benar-benar fungsional dan efektif<br />b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA)<br />c. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral<br />d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajri siswa didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah siswa mengerti<br />e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa<br />f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya<br />Kurikulum 1994<br />Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasana pendidikan di LTPK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut menembangkan kurikulum di sekolah.<br />Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada system pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari system semester ke system caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk menerima materi pelajaran cukup banyak.<br />Terdapat cyang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai berikut:<br />a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan system caturwulan<br />b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)<br />c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu system kurikulum untuk semua siswa di Indonesia<br />d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social<br />e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berfikir siswa<br />f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks<br />g. pengulangan-pengulangan materi yang di anggap sulit perlu di lakukan untuk pemantapan pemahaman siswa<br />Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), diantaranya sebagai berikut:<br />a. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/subtansi setiap mata pelajaran<br />b. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berfikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari<br />Permasalahan diatas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen 1994. penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:<br />a. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat<br />b. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat atara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya<br />c. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran subtansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa<br />d. Penyempurnaan kurikulum mempertimnangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran<br />e. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolahYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-27744592598821305942011-01-24T01:57:00.000-08:002011-01-24T01:59:48.697-08:00SKENARIO PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI : MEMAHAMI KARAKTERISTIK UNSUR-UNSUR PENTING, KEGUNAAN DAN BAHAYANYA SERTA TERDAPATNYA DI ALAMSKENARIO PEMBELAJARAN<br /><br />STANDAR KOMPETENSI : MEMAHAMI KARAKTERISTIK UNSUR-UNSUR PENTING, KEGUNAAN DAN BAHAYANYA SERTA TERDAPATNYA DI ALAM<br />MATA PELAJARAN : KIMIA<br />KELAS/SEMESTER : XII/1<br />KOMPETENSI DASAR : MENDESKRIPSIKAN KECENDRUNGAN SIFAT FISIK DAN KIMIA UNSUR UTAMA DAN UNSUR TRANSISI (TITIK DIIDH, TITIK LELEH, KEKERASAN WARNA, KELARUTAN, KEREAKTIFAN DAN SIFAT KHUSUS LAINNYA)<br /><br />Yoza Ftitriadi<br /> <br />SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS 1<br /><br />No Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Waktu<br />(Menit)<br /> Guru Siswa <br />1 Pendahuluan Memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran siswa<br /> Membuka pelajaran dan mengingatkan siswa pada pelajaran yang lalu Membalas salam guru dan memberikan keterangan siswa yang tidak hadir<br /> Berusaha mengingat pelajaran yang lalu 2 x 45 menit<br />2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pelajaran yang inigin dicapai<br /> Memusatkan perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan prasyarat Mendengarkan tujuan pelajaran yang isampaikan oleh guru<br /> Memperhatikan pertanyaan dari guru dan menjawabnya <br />3 Menyajikan informasi Menjelaskan materi pelajaran tentang sifat-sifat sifat fisik dan kimia unsur utama dan unsur transisi (titik diidh, titik leleh, kekerasan warna, kelarutan, kereaktifan dan sifat khusus lainnya) Mendengarkan dan mencoba memahami penjelasan dari guru mengenai materi yang diajarkan <br />4 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang<br /> Memberikan objek yang akan diamati oleh siswa berupa sifat fisik dan sifat kimianya<br /> Memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh siswa secara kooperatif<br /> Memberi kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang mengerti Membentuk kelompok yang telah dibentuk oleh guru<br /> Menerima objek yang akan diamati dari guru berupa sifat fisik dan sifat kimianya<br /> Mendiskusikan secara kooperatif masalah yang diberikan oleh guru<br /> Mengajukan pertanyaan baagi siswa yang kurang mengerti <br />5 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Membimbing siswa dalam melakukan pengamatan akan objek yang akan diamati berupa sifat fisik dan sifat kimianya<br /> Membimbing setiap kelompok belajar agar siswa berdiskusi secara kooperatif dengan baik Melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diamati sesuai dengan bimbingan guru berupa sifat fisik dan sifat kimianya<br /> Merasa terbimbing dalam mengerjakan tugas dan berusaha mendiskusikannya secara kooperatif <br />6 Evaluasi Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memaparkan hasil pengamatan yang dilakukan<br /> Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan komentar Mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan memaparkan hasil pengamatan akan objek yang diamati<br /> Memperhatikan dan menanggapi komentar dan pendapat kelompok lain <br />7 Memberikan Penghargaan Memberi penghargan bagi kelompok yang kinerjanya terbaik baik benda maupun berupa hadiah untuk meningkatkan semangat siswa Menerima penghargaan dari guru dengan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa <br />8 Penutup Meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan memberi kesempatan bagi yang ingin bertanya<br /> Mengadakan tes akhir siklus 1<br /> Mengakhiri dan menutup pelajaran Mencoba menyimpulkan yang telah dipelajari dan mencoba bertanya bagi yang kurang mengerti<br /> Mengerjakan soal tes akhir siklus 1<br /> Ikut mengakhiri pelajaran <br /><br /> <br /><br />SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS II<br /><br />No Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Waktu<br />(Menit)<br /> Guru Siswa <br />1 Pendahuluan Memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran siswa<br /> Membuka pelajaran dan mengingatkan siswa pada pelajaran yang lalu Membalas salam guru dan memberikan keterangan siswa yang tidak hadir<br /> Berusaha mengingat pelajaran yang lalu 2 x 45 menit<br />2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pelajaran yang inigin dicapai<br /> Memberikan pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disampaikan Mendengarkan tujuan pelajaran yang isampaikan oleh guru<br /> Memperhatikan pertanyaan dari guru dan menjawab sesuai dengan pengetahuannya <br />3 Menyusun rancangan demonstrasi Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan demonstrasi Membantu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan oleh guru untuk melakukan demonstrasi <br />4 Melakukan demonstrasi Melakukan demonstrasi reaksi logam natrium dalam air secara hati-hati Mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru<br /> Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk tulisan <br /> <br />5 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang<br /> Memberi kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang mengerti Membentuk kelompok yang telah dibentuk oleh guru<br /> Mengajukan pertanyaan bagi siswa yang kurang mengerti <br />6 Membimbing kelompok belajar Membimbing siswa dalam melakukan diskusi hasil pengamatan terhadap reaksi natrium dalam air agar siswa berdiskusi secara kooperatif dengan baik Melakukan diskusi hasil pengamatan terhadap reaksi natrium dalam air secara kooperatif dengan baik dengan bimbingan guru <br />7 Evaluasi Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memaparkan hasil pengamatan yang dilakukan<br /> Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan komentar Mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan memaparkan hasil pengamatan akan objek yang diamati<br /> Memperhatikan dan menanggapi komentar dan pendapat kelompok lain <br />8 Memberikan Penghargaan Memberi penghargan bagi kelompok yang kinerjanya terbaik baik benda maupun berupa hadiah untuk meningkatkan semangat siswa Menerima penghargaan dari guru dengan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa <br />9 Penutup Meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan memberi kesempatan bagi yang ingin bertanya<br /> Mengadakan tes akhir siklus 1<br /> Mengakhiri dan menutup pelajaran Mencoba menyimpulkan yang telah dipelajari dan mencoba bertanya bagi yang kurang mengerti<br /> Mengerjakan soal tes akhir siklus 1<br /> Ikut mengakhiri pelajaran <br /><br /> <br /><br />SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS III<br /><br />No Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Waktu<br />(Menit)<br /> Guru Siswa <br />1 Pendahuluan Memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran siswa<br /> Membuka pelajaran dan mengingatkan siswa pada pelajaran yang lalu Membalas salam guru dan memberikan keterangan siswa yang tidak hadir<br /> Berusaha mengingat pelajaran yang lalu 2 x 45 menit<br />2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pelajaran yang inigin dicapai<br /> Memberikan pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disampaikan Mendengarkan tujuan pelajaran yang isampaikan oleh guru<br /> Memperhatikan pertanyaan dari guru dan menjawab sesuai dengan pengetahuannya <br />3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar dan kelompok kerja Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang Membentuk kelompok yang telah dibentuk oleh guru<br /> <br />4 Menyusun rancangan percobaan Memberikan pengarahan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida<br /> Menuntun siswa masuk ke laboratorium dan memberi pengarahan mengenai keselamatan kerja<br /> Membimbing siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan<br /> Memberi kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang mengerti Mendengarkan pengarahan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halide dari guru<br /> Masuk ke dalam laboratorium dengan hati-hati dan mendengarkan pengarahan guru mengenai keselamatan kerja percobaan<br /> Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan dengan bimbingan guru<br /> Mengajukan pertanyaan bagi siswa yang kurang mengerti <br />5 Melakukan percobaan Membimbing siswa dalam melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halide dengan bimbingan guru<br /> Mengamati kerja alat<br /> Mengklasifikasikan kerja alat<br /> Mencatat hasil pengamatan <br />6 Melakukan Diskusi kelompok Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik<br /> Memberi kesempatan kepada siswa yang kurang mengerti untuk mengajukan pertanyaan Melakukan diskusi kelompok dengan baik melalui bimbingan guru mengenai hasil percobaan<br /> Menafsirkan hasil pengamatan<br /> Menyimpulkan hasil pengamatan<br /> Mengkomunikasikan semua kesimpulan yang diperoleh<br /> Mengajukan pertanyaan bagi siswa yang kurang mengerti <br />7 Penutup Memberikan PR untuk membuat hasil percobaan<br /> Memberikan soal test kepada siswa untuk melihat batas kemampuan siswa<br /> Mengakhiri dan menutup pelajaran Mencatat tugas yang diberikan oleh guru<br /> Menjawab soal test yang telah diberikan oleh guru dengan sebaik-baiknya<br /> Ikut mengakhiri pelajaran <br /><br /> <br /><br />SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS IV<br /><br />No Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Waktu<br />(Menit)<br /> Guru Siswa <br />1 Pendahuluan Memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran siswa<br /> Membuka pelajaran dan mengingatkan siswa pada pelajaran yang lalu Membalas salam guru dan memberikan keterangan siswa yang tidak hadir<br /> Berusaha mengingat pelajaran yang lalu 2 x 45 menit<br />2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pelajaran yang inigin dicapai<br /> Memberikan pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disampaikan Mendengarkan tujuan pelajaran yang disampaikan oleh guru<br /> Memperhatikan pertanyaan dari guru dan menjawab sesuai dengan pengetahuannya <br />3 Mengumpulkan PR laporan Kerja Mengarahkan dan mengumpulkan PR laporan kerja dari kelompok belajar dan kelompok kerja yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya Mengumpulkan PR laporan kerja dari kelompok belajar dan kelompok kerja yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya <br />4 Menyusun rancangan diskusi Mempersiapkan jalannya dikusi di kelas dengan mengatur posisi kelompok-kelompok siswa untk berdiskusi Menempati posisi yang telah ditentukan oleh guru seklaigus persiapan jalannya diskusi <br />5 Melakukan diskusi kelas Membimbing jalannya diskusi kelas<br /> Menjadi moderator, motivator dan fasilitatior saat diskusi kelompok Melakukan diskusi dengan baik melalui bimbingan guru<br /> <br />6 Evaluasi Membimbing siswa dalam menarik kesimpulan dari hasil diskusi kelompok mereka Menarik keimpulan dari hasil iskusi kelompok dengan bimbingan guru <br />7 Memberikan penghargaan Memberi penghargan bagi kelompok yang kinerjanya terbaik baik benda maupun berupa hadiah untuk meningkatkan semangat siswa<br /> Menerima penghargaan dari guru dengan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa <br />6 Penutup Meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan berupa daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida<br /> Memberikan soal test kepada siswa untuk melihat batas kemampuan siswa<br /> Mengakhiri dan menutup pelajaran Menyimpulkan materi yang telah diajarkan berupa daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida sesuai dengan kemampuan mereka<br /> Menjawab soal test yang telah diberikan oleh guru dengan sebaik-baiknya<br /> Ikut mengakhiri pelajaranYoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7952496049548357160.post-45453131803761503922011-01-24T01:56:00.000-08:002011-01-24T01:57:07.221-08:00BAHAN AJAR kimia Tata nama senyawa, persamaan reaksi dan stoikiometriBAHAN AJAR kimia<br /><br />Tata nama senyawa, persamaan reaksi dan stoikiometri<br /><br />Mata Pelajaran : Kimia<br />Kelas/Semester : XI IPA / Ganjil<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DISUSUN OLEH:<br />Drs. Wasir Nuri<br />Yoza fitriadi<br /><br /><br />PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH<br />DINAS PENDIDIKAN<br />SMA NEGERI 1 TALANG EMPAT<br />2011 <br /> <br />STANDAR KOMPETENSI<br /><br /><br /><br />KOMPETENSI DASAR<br /><br /><br /><br />INDIKATOR<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TUJUAN PEMBELAJARAN<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />Tata nama senyawa dan persamaan reaksi<br /><br /><br />A. TATA NAMA SENYAWA<br />Tata nama senyawa merupakan aturan pemberian nama senyawa. Penamaan senyawa pertama kali berdasarkan beberapa hal, seperti nama penemunya, nama tempat, atau sifat tertenru darisenyawa yang bersangkutan. Namun, penamaan seperti ini tidaklah digunakan lagi karena terlalu sulit menghafalkan jutaan senyawa dengan nama berdiri sendiri tanpa hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.<br /> System tata nama yang sekarang ini digunakan adalah berdasarkan rumus kimia yang menunjukkan komposisi unsure-unsur penyusunnya<br /><br />1. PENAMAAN SENYAWA BINER<br />a. Penamaan senyawa biner logam dan non logam<br />Pada umumnya senyawa biner dari logam dan nonlogam merupakan senyawa ion. Senyawa biner logam dan nonlogam bersifat netral, artinya besar muatan kation dan anion adalah sama atau jumlah muatannya adalah nol. Misalnya pada senyawa NaCl, satu ion Na+ bergabung dengan satu ion Cl-. Yang termasuk kedalam senyawa biner logam dan nonlogam adalahh senyawa garam dan oksida garam (oksida basa)<br />1). Senyawa garam<br />Senyawa garam diperoleh dari reaksi antara asam dengan basa. Secara umum senyawa garam dirumuskan sebagai berikut:<br /> <br /><br />Senyawa garam tersebut dibentuk dari ion logam Ly+ dan ion sisa asam Ax- membentuk senyawa garam LxAy<br />Aturan penulisan dan penamaan senyawa biner logan dan nonlogam ini adalah sebagai berikut:<br />a) Penulisan rumus senyawa, kation di depan dan anion di belakang. Contoh: KBr<br />b) Logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, penamaan senyawanya adalah nama ion logam di depan dan nama ion nonlogam di belakang. Logam yang seperti ini adalah logam alkali (IA), alkali tanah (IIA), dan aluminium. Contoh: natrium klorida<br />c) Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi, penamaan senyawanya adalah nama ion logam di depan, disertai dengan menuliskan bilangan oksidasi dengan angka romawi dalam tanda kurung, dan nama ion nonlogam di belakang. Contoh: besi(II) oksida<br />2). Oksida logam (oksida basa)<br />Oksida logam merupakan oksida pembentuk basa dalam air. Rumus umum oksida logam adalah sebagai berikut:<br /><br /><br />Senyawa oksida logam tersebut dibentuk dari ion logam Ly+ dan ion Ox- membentuk senyawa oksida logam.<br /><br />b. Penamaan senyawa biner nonlogam-nonlogam<br />Senyawa biner nonlogam dan nonlogam merupakan senyawa kovalen. Partikel terkecil dari senyawa ini adalah molekul. penulisan dan aturan penamaan senyawa biner nonlogam dan nonlogam adalah sebagai berikut:<br />a) Untuk atom yang cenderung bermuatan positif atau bilangan oksidasi positif di tulis di depan dan atom yang cenderung bermuatan negative atau bilangan oksidasi negative ditulis di belakang.<br />b) Untuk senyawa nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa, penamaannya adalah dengan menyebutkan nama kedua unsure tersebut dan unsure yang kedua diberi akhiran ida. Contoh: hydrogen klorida<br />c) Untuk senyawa nonlogam yang dapat membentuk dua atau lebih senyawa, penamaannya seperti penamaan diatas, tetapi masing-masing diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tiap unsure dan diakhiri dengan ida. Awalan tersebut merupakan angka indeks bahasa Yunani. Awalan tersebut adalah sebagai berikut:<br />d) Senyawa yang sudah umum dan terkenal tidak mengikuti aturan diatas. Contoh: H2O = air dan NH3 = ammonia. Yang termasuk kedalam senyawa biner nonlogam dan nonlogam adalah senyawa asam nonoksi dan oksida nonlogam.<br /><br />2. PENAMAAN SENYAWA POLIATOM<br />Senyawa poliatom adalah senyawa yang disusun oleh lebih dari dua jenis unsure. Senyawa poliatom ada yang merupakan senyawa ionic dan senyawa kovalen.<br />a. Senyawa poliatom ionic<br />Senyawa poliatom onik adalah senyawa poliatom yang partikel terkecilnya merupakan ion. Senyawa poliatom ionic terdiri dari kation dan anion. Yang termasuk ke dalam senyawa ini adalah senyawa garam poliatom dan senyawa basa.<br />b. Senyawa poliatom kovalen<br />Senyawa poliatom kovalen adalah senyawa poliatom yang partikel terkecilnya adalah molekul. Yang termasuk ke dalam senyawa poliatom kovalen adalah senyawa asam oksi.<br /><br />3. TATA NAMA SENYAWA ORGANIC<br />Senyawa organic dapat berupa golongan alkana seperti golongan metana dengan rumus kimia CH4, golongan alkanol seperti etanol dengan rumus kimia C2H5OH, serta golongan asam alkanoat seperti asam etanot atau asam asetat dengan rumus kimia CH3COOH.<br /><br /><br /><br />Nama-nama senyawa alakana<br />Jumlah Atom C Rumus Senyawa Nama<br />1 CH4 Metana<br />2 C2H6 Etana<br />3 C3H8 Propane<br />4 C4H10 Butane<br />5 C5H12 Pentane<br />6 C6H14 Heksana<br />7 C8H16 heptana<br /><br />B. PERSAMAAN REAKSI<br />1. PERSAMAAN REAKSI<br />Persamaan reaksi menggambarkan zat-zat yang bereaksi (pereaksi = reaktan) dan hasil reaksi (produk), wujud reaktan dan hasil reaksi, perbandingan jumlah partikel reaktan dan hasil reaksi (dinyatakan oleh koefisien), serta arah reaksi (tanda anak panah).<br /><br />2. LANGKAH-LANGKAH MENULISKAN PERSAMAAN REAKSI<br />Dalam penulisan persamaan reaksi biasanya diperlukan tiga langkah walaupun langkah pertama sering tidak dituliskan. Ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:<br />Langkah pertama : nama-nama reaktan dan hasil kali reaksi dituliskan.<br />Langkah kedua : tuliskan persamaan reaksi dengan menggunakan lambang-lambang, yaitu rumus-rumus kimia zat dan wujud reaksi.<br />Langkah ketiga : setarakan persamaan kerangka tersebut sehingga diperoleh persamaan reaksi setara yang disebut persamaan kimia.<br /><br />3. PENYETARAAN PERSAMAAN REAKSI<br />Penyetaraan persamaan reaksi adalah sesuai dengan hokum kekekalan massa Lavoisier dan teori atom Dalton. Menurut hokum Lavoisier pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Artinya jumlah dan jenis atom di ruas kiri (reaktan) sama dengan jumlah atom di ruas kanan (produk). Sesuai teori atom Dalton, dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang atau tercipta, yang terjadi hanyalah penataan ulang atom-atom reaktan membentuk susunan baru yaitu pruoduk.<br /><br />4. TAHAP-TAHAP PENYETARAAN REAKSI<br />a. Tuliskan persamaan kerangka, yaitu persamaan reaksi yang belum setara, dengan reaktan di ruas kiri dan hasil reaksi di ruas kanan.<br />b. Tetapkan koefisien zat/ senyawa yang lebih rumit adalah Satu.<br />c. Setarakan reaksi dengan mengatur koefisien reaktan da hasil reaksi yang lain.<br />Contoh:<br />1) Setarakanlah persamaan reaksi berikut!<br />Al(s) + O2(g) Al2O3(s)<br />Jawab:<br />Langkah 1: tetapkan koefisien Al2O3 = 1<br />Langkah 2: setarakan atom Al. Atom Al di ruas kanan sebanyak 2 sehingga koefisien Al di ruas kiri adalah 2<br />Langkah 3: setarakan atom O. Atom O disebelah kanan sebanyak 3 sehingga koefisien O2 di ruas kiri adalah 3/2<br />Maka persamaan reaksi yang setara adalah sebagai berikut:<br />2Al(s) + 3/2 O2(g) Al2O3(s)<br />Agar koefisien tidak terbentuk bilangan pecahan, ruas kiri dan ruas kanan dikali 2 sehingga diperoleh persamaan reaksi yang setara dengan koefisien bilangan bulat sebagai berikut:<br /> 4Al(s) + 3O2(g) 2Al2O3(s)<br /><br /> <br />UJI KOMPETENSI<br />Pilihan ganda<br />Berilah tanda silang huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang paling benar!<br /><br />1. Rumus empiris adalah . . .<br />a. Jenis dan jumlah yang sesungguhnya atom-atom yang menyusun suatu molekul.<br />b. Jenis dan jumlah perbandingan yang paling sederhana dari partikel penyusun suatu zat.<br />c. Komposisi dari partikel penyusun suatu zat.<br />d. Rumus kimia yang terbentuk dari senyawa yang terdiri dari dua unsur saja.<br />e. Rumus kimia yang terbentuk dari senyawa yang tersusun dari gabungan ion.<br /><br />2. Di bawah ini beberapa aturan dalam penulisan rumus kimia kecuali . . .<br />a. Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan rumus molekulnya.<br />b. Rumus molekul dapat merupakan penggandaan dari rumus empirisnya.<br />c. Suatu zat dapat memiliki rumus empiris, tetapi tidak mempunyai rumus molekul.<br />d. Rumus kimia senyawa yang terbentuk dari gabungan ion didahului anion kemudian kation.<br />e. Jumlah masing-masing ion di dalam satuan rumus kimia senyawa ion mempunyai muatan yang netral.<br /><br />3. Rumus empiris dari glukosa yaitu . . . .<br />a. CH2O d. C6H12O6<br />b. CH7O4 e. C12H22O11<br />c. C2H7O<br /><br />4. Di bawah ini yang bukan merupakan rumus molekul yaitu . . . .<br />a. HCl d. H2O<br />b. NaCl e. C3H8<br />c. CH4<br /><br />5. Berikut ini yang merupakan rumus empiris yaitu . . . .<br />a. C6H12O6<br />b. (C2H4O2)3<br />c. 3C2H4O2<br />d. CH2O<br />e. (CH2O)6<br /><br />6. Di dalam dua molekul gula pasir C12H22O11 terdapat . . . .<br />a. 12 molekul karbon<br />b. 44 molekul hidrogen<br />c. 11 molekul oksigen<br />d. 22 molekul hidrogen<br />e. 33 molekul oksigen<br /><br />7. Apabila tiga molekul senyawa mengandung 6 atom C, 21 atom H dan 3 atom O maka rumus empiris dan rumus molekulnya yaitu . . . .<br />a. C6H21O3 dan C2H7O<br />b. C6H21O3 dan C6H12O3<br />c. C2H7O3 dan C2H7O3<br />d. C2H7O dan C6H21O3<br />e. CH7O dan C6H12O3<br /><br />8. Pernyataan yang benar yaitu . . .<br />a. Air terdiri atas ion-ion air.<br />b. Gas oksigen terdiri atas molekulmolekul oksigen.<br />c. Besi terdiri atas molekulmolekul besi.<br />d. Natrium klorida terdiri atas molekul-molekul natrium klorida.<br />e. Gas nitrogen terdiri atas atom atom nitrogen.<br /><br />9. Lambang atom yang benar untuk emas, perak, timbal, raksa, platina berturut-turut yaitu . . . .<br />a. Au, Ag, Pb, Hg, Pt<br />b. Ag, Au, Pb, Hg, Pt<br />c. Ag, Au, Hg, Pb, Pt<br />d. Au, Ag, Pb, Pt, Hg<br />e. Ag, Au, Hg, Pt, Pb<br /><br />10. Fe, B, K, Ca, P berturut-turut merupakan lambang unsur dari . . . .<br />a. besi, boron, kalsium, kalium, fosfor<br />b. besi, boron, kalsium, kalium, fosfat<br />c. besi, boron, kalium, kalsium, fosfor<br />d. besi, boron, kalium, kalsium, fosfat<br />e. seng, boron, kalsium, kalium, fosfor<br /><br />11. Unsur-unsur berikut tergolong logam kecuali . . . .<br />a. Ca d. Fe<br />b. Al e. Cl<br />c. Mg<br /><br />12. Partikel terkecil dari gas oksigen yaitu . . . .<br />a. atom oksigen<br />b. ion oksigen<br />c. molekul oksigen<br />d. unsur oksigen<br />e. senyawa oksigen<br /><br />13. Jika ditentukan ion-ion Ca2+, Al3+, NH4+, S2–, PO33– dan Cl3 –. Rumus kimia yang benar yaitu . . . .<br />a. Ca3(PO4)2<br />b. ClAl<br />c. Ca2NH4<br />d. Al3Cl3<br />e. PO3S2<br /><br />14. Di antara senyawa berikut yang mempunyai jumlah atom oksigen terbanyak yaitu . . . .<br />a. 2 molekul asam fosfat H3PO4<br />b. 2 molekul asam asetat CH3COO<br />c. 2 molekul asam sulfat H2SO4<br />d. 2 molekul kalsium nitrat Ca(NO3)2<br />e. 2 molekul asam nitrat HNO3<br /><br />15. Nama yang tidak sesuai dengan rumus kimianya yaitu . . . .<br />a. N2O4 = Dinitrogen tetraoksida<br />b. CS2 = karbon disulfida<br />c. Fe2S3 = Difero trisulfida<br />d. AlCl3 = Aluminium klorida<br />e. Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat<br /><br />16. Senyawa H3PO4 mempunyai nama ....<br />A. asam sulfat D. asam posfat<br />B. asam sulfit E. asam posfit<br />C. asam karbonat<br /><br />17. Senyawa yang mempunyai jumlah atom paling banyak adalah ....<br />A. K3Co(NO2)3 D. CuSO3.5H2O<br />B. K4Fe(CN)6 E. Pb(NO3)2<br />C. Cu(NH3)4Cl<br /><br />18. Senyawa aluminium hidroksida mempunyai rumus kimia ....<br />A. Al (OH) D. Al(OH)4<br />B. Al (OH)2 E. Al(OH)5<br />C. Al (OH)3<br /><br />19. Jka ditentukan ion pembentuk senyawa yaitu : SO42–, PO43–, NO3–, NH4+, Fe2+,dan Al3+, maka rumus kimia senyawa yang benar adalah ....<br />A. Al3(NO3) D. FePO4<br />B. (NH3)(NO)4 E. Fe3(SO4)2<br />C. Al2(SO4)3<br /><br />20. Nama yang benar untuk senyawa Cu2S adalah ....<br />A. tembaga (II) sulfida D. tembaga(II)sulfat<br />B. tembaga (I) sulfida E. tembaga sulfat<br />C. dikuprum monosulfida<br /><br />21. Nama yang tidak sesuai dengan rumus kimia zat adalah ....<br />A. FeO = besi (II) oksida<br />B. K2O = dikalium oksida<br />C. Cu2S = tembaga (I) sulfida<br />D. Ca(NO3)2 = kalsium nitrat<br />E. Al(OH)3 = aluminium hidroksida<br /><br />22. Asam dikromat mempunyai rumus kimia ....<br />A. H2Cr D. HCr2O7<br />B. H2CrO4 E. HCr<br />C. H2Cr2O7<br /><br />23. Perhatikan reaksi berikut: a Pb (NO3)2 b PbO + c NO2 + d O2. Agar reaksi tersebut setara, maka nilai a, b, c, dan d berturut-turut adalah ....<br />A. 2, 2, 1, 4 D. 2, 2, 4, 1<br />B. 3, 3, 1, 2 E. 3, 4, 2, 2<br />C. 1, 1, 2, 4<br /><br />24. Persamaan reaksi setara antara gas hidrogen yang bereaksi dengan nitrogen membentuk amonia adalah ....<br />A. 3H + N2 2NH3 D. 3H2 + N2 2NH3<br />B. H2 + N NH2 E. 3H + N NH3<br />C. 4H2 + N2 2NH3<br /><br />25. Pada reaksi: Cl2 + NaOH NaCl + NaClO3 + H2O maka koefisien Cl2 sebesar ....<br />A. 5 D. 2<br />B. 4 E. 1<br />C. 3<br /><br /><br /><br /> <br /> <br /><br />STANDAR KOMPETENSI<br /><br /><br /><br /><br />KOMPETENSI DASAR<br /><br /><br /><br /><br /><br />INDIKATOR<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TUJUAN PEMBELAJARAN<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br />stoikiometri<br /><br /><br />A. HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)<br /><br />Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi karat besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar. Benarkah demikian?<br />Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. <br />Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi. Antonie laurent lauvoiser (1743-1794) telah menyelidiki masa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata masa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. <br />Dalam percobaannya Lavoiser memanaskan 530 gram logam merkuri dalam suatu wadah yang terhubung dengan udara dalam silinder ukur dalam suatu wadah tertutup. Volum udara dalam silinder ternyata berkurang sebanyak bagian, sedangkan logam merkuri berubah menjadi calx merkuri (oksida merkuri) dengan massa 572,5 gram, atau terjadi kenaikan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya kenaikan massa ini ternyata sama dengan bagian 1 udara yang hilang. Ia menyadari 5 bagian udara tersebut ialah udara tanpa phlogiston yang telah bergabung dengan logam merkuri membentuk calx merkuri. Ia menamakan bagian udara tersebut sebagai oksigen<br /> <br /><br /><br /><br />B. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)<br /><br /> Pada tahun 1799, Joseph louis proust menemukan suatu sifat panting dari senyawanya, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, proust menyimpulkan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang sama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau dibuat dengan cara-cara yang berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama.<br />Tabel 01. Hasil Eksperimen Proust dalam air<br /><br /><br /><br />Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:<br /><br /><br />Contoh soal: <br />Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?<br />Jawab:<br />Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.<br />Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.<br />Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram.<br />Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.<br />Ditulis sebagai H2 + O2 ==> H2O<br />Perbandingan Massa 1 gram : 8 gram 9 gram<br />Jika awal reaksi 4 gram 40 gram ….. gram?<br />Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram<br />Oksigen bersisa = 8 gram. <br /><br />Latihan <br /><br />1. Jika kita mereaksikan 4 g hidrogen dengan 40 g oksigen, berapa g air yang terbentuk?<br />2. Perbandingan unsur nitrogen dan unsur hidrogen pada pembentukan amonia sebesar 14 : 3. Jika 28 gram gas nitrogen dan 9 gram gas hidrogen direaksikan, maka tentukan:<br />a. massa amonia yang terbentuk;<br />b. zat yang tersisa dan banyaknya!<br /> <br />C. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA (HUKUM DALTON)<br />Hukum dasar yang ketiga dikemukakan oleh John Dalton dan dikenal dengan Hukum Kelipatan Berganda. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. MIsalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.<br />Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan Berganda yang bunyinya: <br />“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”<br />Contoh:<br />Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, <br />N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat pada tabel berikut.<br /><br />Tabel 03. Perbandingan Nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka perbandingan massa oksigen dalam:<br />N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 ..: 4<br /><br />D. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME (GAY LUSSAC)<br />Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1. Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.<br />Berikut adalah contoh dari percobaan yang dilakukan :<br /> <br /><br />Tabel 05. Data Percobaan<br /><br /><br /><br /><br /> Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air. <br />“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan rekanan yang sama atau (T.P) sama.”<br /><br />Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil percobaan berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama. Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :<br />Tabel 06. Data Percobaan reaksi gas <br />Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa : <br />“ Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat “<br /><br />E. HUKUM AVOGADRO<br />Pertanyaan yang timbul setelah Gay Lussac mengemukakan hukum perbandingan volume dapat dipecahkan oleh seorang ahli fisika Italia yang bernama Amadeo Avogadro pada tahun 1811.<br />Menurut Avogadro:<br />”Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama pula”.<br /> <br />Oleh karena perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air pada reaksi pembentukan uap air = 2 : 1 : 2 maka perbandingan jumlah molekul hidrogen, oksigen, dan uap air juga 2 : 1 : 2. Jumlah atom tiap unsur tidak berkurang atau bertambah dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, molekul gas hidrogen dan molekul gas oksigen harus merupakan molekul dwiatom, sedangkan molekul uap air harus merupakan molekul triatom. Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui, volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan koefisien reaksinya.<br /> <br />Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm sebanyak 10 L volume gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.<br />Volume H2 : Volume O2 = Koefisien H2 : Koefisien O2<br /><br /><br />Latihan :<br />1. Fosfor dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram oksigen. Tunjukkan bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton!<br />2. Lima liter gas asetilena dibakar sempurna sesuai persamaan reaksi berikut. 2 C2H2(g) + 5 O2(g) →4 CO2(g) + 2 H2O(g)<br />Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan:<br />a. volume gas oksigen yang diperlukan<br />b. volume gas karbon dioksida yang dihasilkan<br />c. volume air yang dihasilkan<br />3. Pada penguraian sempurna 10 liter (T, P) suatu oksida nitrogen (NaOb) yang berupa gas dihasilkan 20 liter (T, P) gas nitrogen dioksida dan 5 liter (T, P) gas oksigen. Tentukan rumus molekul NaOb!<br /> <br />UJI KOMPETENSI <br /><br />Pilihan ganda<br />Berilah tanda silang huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang paling benar!<br />1. Massa atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, dinyatakan oleh:<br />a. Lavoisier d. Dalton<br />b. Proust e. Gay Lussac<br />c. Avogadro<br /><br /><br />2. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut....<br /> A. Konsep atom<br /> B. Model atom<br /> C. Teori atom<br /> D. Definisi atom<br /> E. Sejarah atom <br /> <br /> 3. Pernyataan berikut yang bukan tentang teori atom Dalton adalah…<br /> A. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi<br /> B. Atom tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan<br /> C. Atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk senyawa<br /> D. Reaksi kimia melibatkan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali atom-atom<br /> E. Atom digambarkan sebagai roti kismis (E)<br /> <br />4. Kelemahan model atom Dalton adalah tidak dapat menerangkan…<br /> A. Atom berelektron banyak<br /> B. Hubungan larutan senyawa dengan daya hantar listrik<br /> C. Elektron tidak jatuh ke inti<br /> D. Susunan muatan positif dalam atom<br /> E. Adanya lintasan elektron<br /> <br />5. Eksperimen yang mendukung untuk menjelaskan model atom adalah.........<br /> A Penemuan tabung sinar katoda, model atom Thomson<br /> B. Penemuan radio aktif, model atom Niels Bohr<br /> C. Spektrum warna, model atom Rutherford<br /> D. Penemuan elektron, model atom Rutherford<br /> E. Penemuan teori fisika klasik, model atom Thomson<br /> <br />6. Konsep inti atom pertama kali dikemukakan oleh .........<br /> A. Dalton <br /> B. Thomson<br /> C. Rutherford<br /> D. Niels Bohr<br /> E. Max Planck<br /> <br />7. Percobaan atau eksperimen yang mendasari model atau Rutherford adalah… <br /> A. Tabung crookes<br /> B. Tabung gas katoda<br /> C. Percobaan tetes minyak <br /> D. Penghamburan sinar alpha<br /> E. Penembakan inti atom dengan partikel alpha<br /> <br />8. Percobaan spektrum warna dilakukan oleh…<br /> A. Dalton<br /> B. Thomson<br /> C. Rutherford <br /> D. Niels Bohr<br /> E. Max Planck<br /><br />9. Suatu contoh hukum perbandingan berganda Dalton adalah pembentukan pasangan senyawa …<br />a. H2O dan HCl d. CO2 dan NO2<br />b. CH4 dan CCl4 e. NH3 dan PH3<br />c. SO2 dan SO3<br /><br />10. . Perbandingan massa atom dalam suatu senyawa adalah tetap. Pernyataan ini dikemukakan oleh…<br />a. Lavoisier d. Dalton<br />b. Avogadro e. Gay Lussac<br />c. Proust<br /><br />11. . Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO2. Pada massa Oksigen yang sama, maka perbandingan massa unsur N pada kedua senyawa tersebut memiliki perbandingan … ( Ar N = 4 : O = 16 )<br />a. 1 : 2 d. 2 : 1<br />b. 2 : 3 e. 1 : 3<br />c. 3 : 2<br />12. . Diketahui reaksi : 2 C (s) + O2 (g) 2 CO (g)<br />Perbandingan massa unsur C dan massa unsur O dalam senyawa CO adalah …<br />a. 2 : 3<br />b. 3 : 2<br />c. 2 : 4<br />d. 3 : 4<br />e. 4 : 3<br /><br /> Jika 35 gram besi bereaksi dengan Belerang menghasilkan 55 gram besi (II) Belerang, menurut Hukum Proust, berat belerang ( Fe : S = 7 : 4 ) sebanyak….<br />a. 20 gram<br />b. 35 gram<br />c. 55 gram<br />d. 75 gram<br />e. 90 gram<br /><br />13. . Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh…<br />a. Avogadro<br />b. Lavoisier<br />c. Proust<br />d. Gay Lussac<br />e. Dalton<br /><br />14. . Persamaan reaksi : a C2H6 (g) + b O2 (g) c CO2 (g) + d H2O (g)<br />akan memenuhi Hukum Lavoisier, jika a, b, c, dan d berturut-turut….<br />a. 2, 4, 7, 6<br />b. 2, 7, 4, 6<br />c. 2, 6, 7, 4<br />d. 2, 4, 6, 7<br />e. 2, 6, 4, 7<br /><br /><br />15. . Perbandingan H : O = 1 : 8 , dalam senyawa air. Jika H2O sebanyak 45 gram, maka gram Hidrogen dan gram Oksigen adalah sebanyak….<br />a. 45 dan 5 c. 5 dan 8<br />b. 40 dan 5 d. 5 dan 9<br />c. 45 dan 8<br /><br />16. Berdasarkan persamaam reaksi (pada t,p) sama :<br />.... ....MnO2 + HCl MnCl2 + H2O + Cl2<br />Maka perbandingan volumenya adalah….<br />a. 1, 2, 1, 4, 1 d. 1, 4, 1, 1, 2<br />b. 1, 4, 1, 2, 1 e. 2, 1, 1, 4, 1<br />c. 2, 1, 4, 1, 1<br /><br />18. Diketahui Ar Ca = 40; P = 31; O = 16; N = 14 dan H = 1, maka kandungan posfor terbanyak terdapat dalam senyawa ....<br />a. Ca3(PO4)2 d. Ca(H2PO4)2<br />b. NH4H2PO4 e. CaHPO4<br />c. (NH4)2HPO4<br /><br />19. Persamaan reaksi : C2H4 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O(g) . Perbandingan volum gas-gas dari reaktan dan produk pada suhu dan tekanan yang sama adalah ....<br />a. 2 : 5 : 4 : 2 d. 1 : 1 : 2 : 1<br />b. 2 : 5 : 3 : 3 e. 1 : 1 : 1 : 1<br />c. 1 : 3 : 2 : 2<br /><br />20. Pada reaksi pembakaran sempurna gas etuna, C2H2 menurut reaksi: <br />C2H2 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g) <br />Perbandingan volum gas yang bereaksi adalah ....<br />a. 2 : 5 : 4 : 2 d. 1 : 1 : 2 : 1<br />b. 2 : 5 : 3 : 3 e. 1 : 1 : 1 : 1<br />c. 1 : 3 : 2 : 2<br /><br />21. Jika diketahui Ar Fe = 56, S = 32 dan O = 16, maka massa besi yang terdapat dalam 4 gr Fe2(SO4)3 adalah ....<br />a. 4, 00 gr d. 0,56 gr<br />b. 1,12 gr e. 0,28 gr<br />c. 0,01 gr<br /><br />22. Pupuk yang mempunyai persentase nitrogen tertinggi adalah .... (Ar Na = 23, O = 16, N = 14, C = 12, K = 39, dan H = 1)<br />a. NaNO3 d. NH2CONH2<br />b. NH4NO3 e. NH4NH2<br />c. NH4NO2<br /><br />23. Pupuk kimia yang mengandung posfor terbanyak adalah (Ar P = 31) ....<br />a. Na2HPO4 (Mr = 142) d. Ca (H2PO4) (Mr = 234)<br />b. NH4H2PO4 (Mr = 115) e. Ca3(PO4)2 (Mr = 310)<br />c. NaH2PO4 (Mr = 120)<br /><br />24. 0,5 mol mg direaksikan dengan 500 mL HCl 2 M menurut persamaan reaksi: Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g) Volum gas yang terbentuk pada STP adalah ....<br />a. 1,12 liter d. 11,20 liter<br />b. 2.24 liter e. 22,40 liter<br />c. 15,60 liter<br /><br />25. Pada pembakaran campuran 4 gram serbuk magnesium dihasilkan 5 gram magnesium oksida, maka kadar kemurnian serbuk magnesium adalah ....<br />a. 25 % d. 75 %<br />b. 40 % e. 89 %<br />c. 50 %Yoza Fitriadihttp://www.blogger.com/profile/11225681266842655349noreply@blogger.com0